Pemecahan Batubara Coal Crushing

bertugas sebagai dogman dalam mengintruksikan proses unloading memungkinkan pekerja kejatuhan dan tertimbun material batubara. Untuk menghindari hal ini, sosialisasi jarak aman saat proses unloading batubara sangat penting di sampaikan saat safetytalk sebelum pekerjaan dimulai

5.1.2. Pemecahan Batubara Coal Crushing

Pada proses pemecahan batubara coal crushing, masih terdapat beberapa tahapan kerja yang masih berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja dengan kategori potensi bahaya medium dan high. Tabel 5.2. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses Coal Crushing No Tahapan kerja Potensi bahaya Tindakan atau prosedur yang direkomendasikan 1 Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H Tertimpa dan terjepit cover egine, cover egine peyote Letakkan cover egine pada peyangga bodi mesin 2 Menghidupkan genset Tersengat arus lisrik Gunakan sarung tangan isolator kulitkaret 3 Excavator naik dan turun front loading Menabrak pekerja dan unitlainnya Jalankan excavator pada kecepatan rendah dan stabil 4 Loading batubara ke hoper Bucket terbentur hoper crusher Posisikan bucket lebih tinggi dari hoper 5 Coal crushing Terpapar partikulat batubara Maintenance sprayer crusher secara berkala Kebisingan Gunakankan earplug Mesin crusher terbakar Operasikan mesin dengan waktu standar. 6 Stockpiling batubara menggunakan loader Menabrak pekerja dan unitlainnya Selalu aktifkan radio komunikasi 7 Unloading coal to ROM Kejatuhan dan tertimbun material batubara Jaga jarak aman sebelum unloading batubara dilakukan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori High Pada Proses Coal Crushing No Tahapan kerja Potensi bahaya Tindakan atau prosedur yang direkomendasikan 1 Menghidupkan mesin crusher Tersengat arus listrik tegangan tinggi Pasang mika isolator pada pada bodi lemari panel kontrol crusher 2 Loading batubara ke hoper Gigi bucket masuk hoper crusher Jalankan excavator pada kecepatan rendah dan stabil Sama halnya dengan diatas tindakan yang tidak aman yang dilakukan pekerja saat pemeriksaan pemeliharaan harian memungkinkan pekerja tertimpa dan terjepit cover egine atau membuat cover engine penyot. Saat hendak menghidupkan mesin genset sebagai sumber energi utama untuk mesin crusher, terkadang pekerja sangat mengabaikan keselamatannya. Pekerja menempatkan dirinya pada kondisi yang tidak aman akibat tindakannya yang tidak aman yaitu tidak memakai sarung tangan ketika hendak menghidupkan mesin genset, jika ada kabel yang lepas dari karet pelindungnya, hal ini memungkinkan pekerja tersengat arus listrik secara langsung. Potensi ini dapat kita minimalisir dengan menggunakan sarung tangan isolator saat hendak menghidupkan genset. Setelah generator dihidupkan, setelah listrik stabil selanjutnya mesin crusher dihidupkan dengan menekan tombol pada lemari panel crusher. Potensi bahaya pada saat menghidupkan mesin crusher ini sangat tinggi, hal ini dikarenakan lemari panel crusher tidak dilengkapai oleh mika isolator didalamnya. Hal ini sangat memungkinkan pekerja tersengat arus listrik jika ada kabel yang lepas dari karet pelindung dan menempel pada lemari panel crusher. Jika hal ini terjadi, pekerja akan tersengat arus listrik tegangan tinggi dengan Universitas Sumatera Utara voltase 380 volt, hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dengan kategori Fatality. Potensi bahaya ini dapat kita hilangkan dengan memasang mika isolator pada lemari panel kontrol crusher. Syukri Sahab 1997 dalam Hayati 2009, yang menerangkan bahwa dalam instalasi digunakan berbagai peralatan yang mengandung bahaya. Apabila tidak dipergunakan dengan semestinya serta tidak dilengkapi pelindung dan pengaman, peralatan tersebut dapat menimbulkan berbagai macam bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, ledakan, ataupun cidera. Agar peralatan ini aman dipakai maka harus diberi pengaman yang sesuai dengan peraturan dibidang keselamatan kerja. Untuk peralatan yang rumit perlu disediakan petunjuk pengoperasiannya. Para pekerja yang bekerja di area mesin crusher, sering mengabaikan kesehatan dan keselamatannya dalam bekerja. Hal ini terlihat dari posisi pekerja terkadang terlalu dekat dengan unit yang sedang beroprasi dan posisi antar unit terlalu dekat saat beroprasi, sementara komunikasi diarea ini cukup sulit karena kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin crusher, hal ini memungkinkan terjadi tabrakan antar unit atau unit menabrak pekerja ketika excavator turun maupun naik dari front loading serta saat stockpiling batubara menggunakan loader. Selain itu, kondisi lingkungan yang cukup berdebu dan bising saat pemecahan batubara crushing berlangsung menyebabkan debu partikulat batubara berterbangan di area kerja. Kondisi yang tidak aman ini, ditambah oleh tindakan yang tidak aman dari pekerja dengan tidak memakai masker dan alat pelindung telinga, memungkinkan terjadinya gangguan pernafasan dan gangguan Universitas Sumatera Utara pendengaran pada para pekerja disuatu saat nanti, mengingat efeknya yang bersifat komulatif. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Tarwaka 2008 yaitu setiap proses produksi, peralatan atau mesin ditempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung potensi bahaya tertentu yang bila tidak mendapatkan perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang bising dengan NAB 85dB dan getaran 4 mdet 2 dalam kesehatan kerja dapat menimbulkan efek yang bebahaya bagi kondisi fisik dan psikis tenaga kerja. Selain berbahaya bagi kesehatan tenaga kerja, kondisi seperti ini juga dapat memicu strees cepat marah, hilangnya konsentrasi terhadap pekerjaan dan mengganggu komunikasi antar lawan bicara saat bekerja Tarwaka, 2004. Pada saat proses loading batubara ke hoper, posisi unit sangat penting untuk diperhatikan, posisi unit dianjurkan agar lebih tinggi dari posisi hoper crusher, jika posisi unit sejajar atau lebih rendah dari hoper hal ini memungkinkan terjadinya benturan antar bucket excavator dan hoper mesin crusher. Keahlian operator dalam pengoperasian excavator sangat penting untuk menanggulangi bahaya ini, untuk itu sertifikasi operator sangat penting untuk dilakukan, sehingga ia mampu menjaga jarak ketinggian antara bucket dan hoper crusher. Saat proses loading batubara ke hoper crusher sangat mungkin sekali bucket excavator jatuh dan masuk kedalam mesin crusher dan merusak mesin crusher. Hal ini dikarenakan saat proses diging batubara bucket excavator menjadi longgar dan terkadang terlepas akibat sentuhan dengan permukaan batubara yang Universitas Sumatera Utara keras terlebih tidak ada penyangga yang akan menopang gigi bucket excavator jika gigi bucket terlepas. Kejadian gigi bucket masuk ke hoper sangat sering terjadi sehingga perlu perhatian khusus dari pihak manajemen. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir potensi bahaya ini adalah dengan memasang plat penyangga pada gigi bucket excavator. Durasi pengoperasian mesin crusher sangat penting untuk diatur. Pemaksaan terhadap kerja mesin hanya akan membuat dinamo mesin hangus dan terbakar. Terlebih jika cuaca tidak baik dengan curah hujan tinggi, disaat kondisi seperti ini, debu dan partikulat batubara akan menjadi lumpur dan mengendap di dalam mesin crusher. Hal ini akan membuat mesin bekerja dengan beban ekstra karena lumpur batubara menghambat putaran dinamo mesin. Kondisi ini memungkinkan dinamo mesin crusher hangus terbakar jika mesin tidak segera di hentikan. Untuk itu, sangat penting untuk diperhatikan kapasitas produksi dengan durasi kerja mesin, agar dynamo mesin tidak hangus. Proses produksi dikemas melalui suatu sistem dan prosedur yang diperlukan sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan. Secara langsung sistem dan prosedur tidak bersifat bahaya, namun dapat menimbulkan bahaya yang potensial Ramli, 2010.

5.1.3. Pengangkutan Batubara Coal Hauling

Dokumen yang terkait

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

PENERAPAN RISK MANAGEMENT DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA COAL CRUSHING PLANT (CCP) PT. MARUNDA GRAHAMINERAL LAUNG TUHUP SITE KALIMANTAN TENGAH

1 8 80

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Pertambangan Batubara 2.1.1. Batubara - Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

1 3 30

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15