Pengapalan Batubara Coal Barging

5.1.4. Pengapalan Batubara Coal Barging

Pada proses pengapalan batubara coal barging, masih terdapat beberapa tahapan kerja yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dengan kategori potensi bahaya Medium dan High. Tabel 5.5. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori Medium Pada Proses Coal Barging No Tahapan kerja Potensi bahaya Tindakan atau prosedur yang direkomendasikan 1 Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H Tertimpa dan terjepit cover egine, cover egine peyote Letakkan cover egine pada peyangga bodi mesin 2 Menimbun akses jalan ke kapal Pekerja tertabrak atau terseruduk bucket loader atau excavator Aktifkan selalu radio komunikasi 3 Melepaskan dan memasang pintu kapal side board Terjepit hidrolik bucket Gunakan komunikasi radio Tertimpa dan terjepit pintu kapal Pemeriksaan wire sling sebelum digunakan untuk lifting 4 Memasang dan melepaskan rampdoor Tertimpa dan terjepit rampdoor Pemeriksaan wire sling sebelum digunakan untuk lifting 5 Loading batubara ke dumptruck. Kejatuhan dan tertimbun material batubara Jaga jarak aman sebelum unloading batubara dilakukan 6 Menggangkut batubara ke kapal coal hauling to ship Dumptruck terperosok kelaut Pemeriksaan keondisi rampdoor sebelum coal barging dilakukan 7 Stock on barg Terpapar debu batubara Penyiraman chemical dan memakai masker Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Tahapan Kerja Dengan Potensi Bahaya Kategori High Pada Proses Coal Barging No Tahapan kerja Potensi bahaya Tindakan atau prosedur yang direkomendasikan 1 Melepaskan dan memasang pintu kapal side board Jatuh dari ketinggian Modifikasi badan kapal dengan memasang cantolan bodyhardnees 2 Kapal berlayar Kapal nyasar atau terdampar Pasang alat pendeteksi badai Pada saat pemeriksaan pemeliharaan harian seluruh unit gerak, cover engine unit alat berat akan memiliki potensi bahaya yang berisiko bagi para pekerja. Apabila tidak ditopang dengan baik, maka hal ini akan memungkinkan pekerja tertimpa cover engine atau membuat cover engine penyot. Dalam melakukan pekerjaannya, para pekerja cendrung mengabaikan keselamatan kerja dengan berada terlalu dekat dengan unit yang sedang beroperasi, terutama pekerja yang bertugas sebagai dogman yang mengintruksikan alat berat. Hal ini memungkinkan pekerja tertabrak excavator, loader, dan dump truck bahkan terseruduk dan terpukul bucket loader atau excavator saat penimbunan akses jalan ke kapal berlangsung. Hal yang sama juga terlihat saat proses pembukaan dan penutupan pintu kapal side board serta pemasangan dan pembongkaran rampdoor. Pekerja yang bertugas membuka dan menutup pintu kapal serta pemasangan dan pembongkaran rampdoor, memasang wire sling ke bucket excavator dengan cara kontak langsung dengan alat berat yang bersangkutan, sehingga interaksi antara pekerja dan alat berat ini memungkinkan tangan pekerja terjepit hidrolik bucket excavator dan terpukul wire sling. Selanjutnya pekerja memanjat ke atas pintu kapal untuk Universitas Sumatera Utara mengaitkan wire sling ke pengait yang berada di pintu kapal. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri berupa bodyhardnees ketika memanjat pintu kapal. Hal ini sangat memungkinkan pekerja terjatuh dari pintu kapal mengingat alunan laut yang menggoyangkan kapal. Selain itu, ada juga pekerja yang berdiri tepat di bawah area lifting saat kegiatan lifting pembukaan dan penutupan pintu kapal side board dan rampdoor berlangsung. Seharusnya area tersebut bebas dan steril. Kondisi ini memungkinkan pekerja terjepit dan tertimpa pintu kapal dan rampdoor jika terjadi kegagalan lifting akibat wire sling putus atau terlepas. Syukri Sahab 1997 dalam Hayati 2009 Metoda kerja atau cara kerja yang salah dapat membahayakan pekerja itu sendiri maupun orang lain disekitarnya. Saat kegiatan pengangkutan batubara kedalam kapal coal hauling to ship, mobil dumptruck harus melewati rampdoor yang sempit dengan cara mundur untuk dumping batubara kedalam kapal, cara seperti ini beresiko dikarenakan alun laut yang dapat menghilangkan keseimbangan pengemudi dan memungkinkan dumptruck terbalik dan terperosok ke laut, selain itu juga saat proses dumping pandangan supir dumptruck yang terbatas memungkinkan dogman yang bertugas mengintruksikan proses dumping terkena kejatuhan material dan tertimbun material batubara jika tidak menjaga jarak aman saat proses dumping berlangsung. Pada proses pengapalan batubara coal barging , debu partikulat batubara merupakan potensi bahaya yang dapat merugikan pekerja dan masyarakat di area pelabuhan yang memungkinkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan di Universitas Sumatera Utara kemudian hari. Pihak manajemen sangat menyadari hal ini sehingga dalam setiap proses barging dilakukan penyiraman jalan dengan air dan penyiraman batubara dengan penggunaan chemical untuk meminimalisir debu batubara yang ditimbulkan. Namun debu batubara ini masih menjadi bahaya secara langsung kepada pekerja yang menjadi dogman dumping. Saat penyetokan batubara stock on barg, debu sisa akan terbang ke arah dogman, sementara ada beberapa dogman yang tidak menggunakan masker, padahal pihak manajemen telah menyediakannya. Tindakan berbahaya pekerja inilah yang memungkinkan timbulnya kerugian kesehatan bagi dirinya. Saat proses coal barging selesai, selanjutnya kapal akan meninggalkan pelabuhan. Dalam perjalanannya di laut, cuaca merupakan hal penting yang harus di perhatikan. Hal ini dikarenakan cuaca yang buruk seperti badai dapat menghambat perjalanan kapal. Kapal bisa saja nyasar atau terdampar akibat terpaan badai. Oleh sebab itu, pemasangan alat pendeteksi badai pada kapal sangat penting untuk dilakukan. Universitas Sumatera Utara

5.2. Hambatan Manajemen dalam penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

PENERAPAN RISK MANAGEMENT DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA COAL CRUSHING PLANT (CCP) PT. MARUNDA GRAHAMINERAL LAUNG TUHUP SITE KALIMANTAN TENGAH

1 8 80

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Pertambangan Batubara 2.1.1. Batubara - Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

1 3 30

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15