Rencana Produksi Memilih Pekerjaan Job Selection Menguraikan Pekerjaan Job Breakdown

B. Misi

1. Secara terus-menerus menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkualitas bagi sebanyak mungkin rakyat Indonesia. 2. Selalu memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan yang selalu memaksimalkan nilai pemegang saham. 3. Senantiasa menyediakan solusi-solusi bernilai tambah yang akan mengoptimalkan kepuasan pelanggan. 4. Secara aktif terlibat dalam masyarakat sebagai warga korporat yang baik.

4.1.1. Rencana Produksi

MIFA telah memulai kegiatan-kegiatan dalam rangka persiapan produksi, yang meliputi kelengkapan perizinan, pembangunan infrastruktur penunjang, termasuk persiapan pembangunan pelabuhan khusus batubara, perencanaan penambangan dan sebagainya. Pada kwartal terakhir tahun lalu, telah dibentuk Divisi Pengembangan Proyek Project Development Division yang bertugas untuk mempersiapkan perencanaan infra struktur tambang dari mulai mulut tambang, jalan angkut batubara sampai dengan sistem pemuatan batubara curah ke tongkang di pantai Peunaga, Kabupaten Aceh Barat. Karena pembangunan infra struktur tambang ini direncanakan baru akan selesai pada awal kwartal ke 3 tahun 2013, maka MIFA telah merencanakan untuk membuka tambang percobaan pilot mine pada tahun ini yang persiapannya sudah dilakukan mulai akhir tahun 2011 lalu, dimana produksi batubara akan dikapalkan melalui pelabuhan milik Pemda Kabupaten Aceh Barat. Semua perizinan untuk membuka tambang percobaan telah mendapat Universitas Sumatera Utara izin prinsip dari pemerintah daerah setempat pada akhir tahun ini dan persiapan teknis untuk membuka tambang percobaan di IUP OP MIFA telah diselesaikan.

4.1.2. Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Tanggung Jawab Sosial

MIFA percaya bahwa untuk menjadi sebuah perusahaan yang kuat sustainable, perusahaan harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan stakeholder. MIFA juga menempatkan kepentingan Konsumen, Karyawan, Lingkungan dan Komunitas pada tingkat yang tinggi. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan program Pengembangan Masyarakat Community Development di daerah operasi MIFA. Gambar 4.1. Struktur organisasi PT Mifa Bersaudara Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Struktur organisasi Departemen HSE PT Mifa 4.1.3. Kebijakan Keselamatan dan Keselamatan Kerja, Pengendalian Risiko serta Lingkungan PT MIFA BERSAUDARA di kabupaten Aceh Barat menyatakan dalam kebijakan ini untuk selalu memelihara dan meningkatkan kinerjanya yang terbaik dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3, Pengendalian Risiko serta Lingkungan sebagai berikut:

1. Keselamatan dan Keselamatan Kerja K3

MIFA akan selalu mempersiapkan lingkungan kerja yang terbaik untuk memastikan karyawan dan kontraktornya dapat bekerja dengan terbebas dari kemungkinan cidera dan penyakit akibat pekerjaannya. K3 akan menjadi prioritas utama dalam semua aspek operasional perusahaan. Semua pihak mulai dari manajemen dan karyawan dari perusahaan beserta kontraktornya bertanggung jawab untuk mengikuti prosedur dan standard kerja yang telah ditetapkan, serta selalu menjaga motivasi untuk prilaku bekerja dengan aman bagi lingkungan nya. Universitas Sumatera Utara

2. Pengendalian Risiko

MIFA akan selalu menjaga lingkungan kerjanya dari risiko yang tidak aman bagi manusia, asset dan informasi perusahaan serta iklim kerja yang kondusif. Masalah keamanan akan dikelola bersama dengan integrasi yang baik bersama TNIPolri dan semua unsur pendukung masyarakat serta pemerintah daerah. Satuan kerja pengamanan akan dilibatkan dalam pencegahan dan pengendalian risiko terjadinya gangguan keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan untuk menjaga ruputasi perusahaan dengan pemangku kepentingannya.

3. Manajemen Lingkungan

MIFA akan selalu menjungjung tinggi pelaksanaan manajemen lingkungan untuk sedapat mungkin mengurangi dampak lingkungan akibat operasi pertambangan di wilayah kerjanya. Semua pihak mulai dari manajemen dan karyawan dari perusahaan beserta kontraktornya berkewajiban untuk bertindak secara ramah lingkungan dalam melaksanakan pekerjaannya. Kaidah- kaidah lingkungan yang akan dipertahankan antara lain adalah pencegahan pencemaran air, tanah dan udara akibat operasi pertambangan, reklamasi tanah pasca penambangan, memelihara keanekaragaman hayati setempat, pengawasan penggunaan hydro-carbon serta konservasi bahan galian itu sendiri. Manajemen MIFA berkomitmen penuh untuk mempersiapkan sumber daya, dukungan dan kepemimpinan untuk mencapai hasil yang terbaik dari pelaksanaan kebijakan ini, sedemikian rupa agar selalu dapat mematuhi peraturan dan perundang undangan pemerintah yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan di wilayah kerjanya. Universitas Sumatera Utara

4.2. Proses Penambangan Batubara PT Mifa Bersaudara

Kegiatan penambangan batubara di PT Mifa Bersaudara memiliki tahapan proses seperti terlihat pada fLowchart di bawah ini. Gambar 4.3. Alur Proses Penambangan Batubara PT Mifa Bersaudara Tahapan kegiatan penambangan batubara pada PT Mifa Bersaudara memiliki tahapan sebagai berikut : 1. Persiapan penambangan Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan dalam penambangan. Kegiatan ini bertujuan mendukung kelancaran kegiatan penambangan. Pada tahap ini akan dibangun jalan tambang acces road, stockpile, dll. 2. Pembersihan lahan land clearing Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Universitas Sumatera Utara Alat yang digunakan adalah buldozer ripper dan dengan menggunakan mesin potong chainsaw untuk menebang pohon dengan diameter lebih dari 15 cm. 3. Pengupasan tanah pucuk top soil Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah tersebut agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat digunakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi. Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipiindahkan ke tempat penyimpanan sementara Soil Bank. Proses pengupasan dan pemindahan tanah top soil menggunakan unit alat berat excavator dan alat angkut hauling truck. 4. Pengupasan tanah penutup stripping overburden Bila material tanah penutup merupakan material lunak soft rock maka tanah penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya merupakan material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan peledakan blasting kemudian dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang akan dilakukan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sesuai dengan produksi yang diinginkan. Proses pengupasan tanah penutup stripping overburden di pertambangan batubara PT Mifa bersaudara dilakukan dengan penggalian bebas dengan menggunakan excavator karena struktur materialnya lunak. 5. Penimbunan tanah penutup overburden removal Tanah penutup dapat ditimbun dengan dua cara yaitu backfilling dan penimbunan langsung. Tanah penutup yang akan dijadikan material backfilling akan ditimbun ke penimbunan sementara pada saat tambang baru dibuka. Universitas Sumatera Utara 6. Penambangan batubara coal getting Sebelum dilakukan penambangan batubara coal getting, terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning. Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor yang berasal dari permukaan batubara face coal yang berupa sisa tanah penutup yang masih tertinggal sedikit , serta pengotor lain yang berupa agen pengendapan air permukaan, air hujan, longsoran. Selanjutnya dialakukan kegiatan coal getting hingga ke pemuatan alat anggkutnya. Untuk lapisan batubara yang keras, maka terlebih dahulu dilakukan penggarukan. 7. Pemecahan batubara coal crushing Batubara yang telah ditambang akan diangkut dengan menggunakan hauling truck ke jembatan timbang untuk ditimbang muatan angkutnya dan selanjutnya dibawa ke ROM dan kemudian akan dipecahkan oleh mesin crusher sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Setelah itu batubara yang telah dipecah akan disimpan dalam bentuk timbunan-timbunan kerucut di ROM. 8. Pengkapalan batubara coal barging Batubara yang telah disimpan di ROM, akan dimuat ke hauling truck dan selanjutnya akan dibawa ke stockpile yang ada di pelabuhan suak indrapuri port dengan jarak tempuh kurang lebih berkisar 27,5 KM dan sesampainya disana dilanjutkan dengan kegiatan pengkapalan batubara coal barging dan batubara siap untuk dijual. Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety

Analysis JSA Pada Proses Coal Chain Analisa data dilakukan dengan menggunakan Job Safety Analysis JSA dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Memilih pekerjaan Job selection 2. Menguraikan pekerjaan Job breakdown 3. Mengidentifikasi bahaya Hazard identification 4. Pengendalikan bahaya Hazard control

4.3.1. Memilih Pekerjaan Job Selection

Pekerjaan yang dipilih untuk dianalisa yaitu pekerjaan yang terdapat pada proses coal chain yang terdiri dari: a Penambangan batubara coal getting b Pemecahan batubara coal crushing c Pengangkutan batubara coal hauling d Pengapalan batubara coal barging

4.3.2. Menguraikan Pekerjaan Job Breakdown

4.3.2.1. Penambangan Batubara Coal Getting

Pada proses penambangan batubara, langkah- langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H semua unit kerja Sebelum memulai aktivitas kerja, setiap pekerja diwajibkan untuk memeriksa seluruh unit kerjanya untuk memastikan alat-alat maupun unit kerja yang digunakan aman dan siap untuk digunakan. Adapun alat dan unit kerja yang harus diperiksa sebelum memulai kegiatan penambangan adalah excavator dan dumptruck. Universitas Sumatera Utara 2. Operator naik ke excavator Setelah pemeriksaan harian dilakukan, operator naik ke unit excavator dan melakukan persiapan berupa gerakan-gerakan yang disebut sebagai senam excavator untuk memastikan excavator siap untuk digunakan. 3. Excavator moving to front loading Excavator akan berjalan dari areal parkir menuju front loading untuk memulai aktivitas penambangan. Disini excavator akan mulai menggaruk lapisan batubara dan memecahkannya seukuran standart yang ditentukan. 4. Loading batubara ke dumptruk Batubara yang telah dipecahkan selanjutnya akan dimuat ke dumptruk yang telah mengantri di area pit tambang. 5. Traveling coal to ROM Batubara yang yang telah dimuat ke dumptruk selanjutnya akan dibawa ke ROM yang jaraknya lebih kurang 2 KM dari pit tambang. 6. Penimbangan Batubara Sebelum masuk ke ROM, dumptruck yang bermuatan batubara akan ditimbang di jembatan timbang untuk menghitung kapasitas batubara yang masuk ke ROM. 7. Unloading coal to ROM Setelah ditimbang, dumptruck yang bermuatan batubara selanjutnya akan mengeluarkan batubara dan menimbunnya di ROM. Universitas Sumatera Utara

4.3.2.2. Pemecahan Batubara Coal Crushing

Pada proses pemecahan batubara, langkah- langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H semua unit kerja Sebelum memulai aktivitas kerja, setiap pekerja diwajibkan untuk memeriksa seluruh unit kerjanya untuk memastikan alat-alat maupun unit kerja yang digunakan aman dan siap untuk digunakan. Adapun alat dan unit kerja yang harus diperiksa sebelum memulai kegiatan pemecahan batubara adalah excavator, dan loader. 2. Menghidupkan generator Pekerja dibagian mesin akan menghidupkan generator dengan menekan tombol panel switch on. 3. Menghidupkan mesin crusher Setelah mesin generator hidup dan tegangan arus stabil, selanjutnya pekerja dibagian mesin kembali menekan panel switch on secara bertahap pada panel mesin crusher untuk menggerakkan mesin crusher. 4. Operator naik ke excavator Setelah pemeriksaan harian dilakukan, operator naik ke unit excavator dan melakukan persiapan berupa gerakan-gerakan yang disebut sebagai senam excavator untuk memastikan excavator siap untuk digunakan. 5. Excavator moving to front loading Excavator akan berjalan dari areal parkir menuju front loading untuk memulai aktivitas pemecahan batubara. Disini excavator akan mulai mengumpulkan batubara agar dekat dengan jangkauan keruknya. Universitas Sumatera Utara 6. Loading batubara ke hoper Setelah excavator berada pada posisi yang aman pada front loading selanjutnya batubara akan dimasukkan ke mangkuk hoper mesin crusher. 7. Coal crushing Setelah batubara masuk ke hoper mesin crusher selanjutnya batubara akan terpecah secara otomatis oleh mesin crusher sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. 8. Stockpiling batubara menggunakan loader Batubara yang telah dipecah selanjutnya akan angkut oleh loader dan kemudian ditimbun membentuk timbunan kerucut-kerucut pada ROM. Timbunan membentuk kerucut dimaksudkan untuk memperkecil permukaan sentuh panas dan memadatkan batubara untuk menghindari terjadinya kebakabaran batubara spontaneous combustion akibat selfheating. 9. Excavator turun dari front loading Setelah kegiatan selesai excavator turun dari front loading. 10. Parkirkan excavator dan loader Excavator dan loader diparkirkan di tempat yang telah disediakan. 11. Cek keliling excavator dan loader Setiap selesai bekerja atau setiap pergantian shift kerja, pekerja diwajibkan untuk mengecek keliling dari setiap unit yang akan mereka operasikan. Universitas Sumatera Utara

4.3.2.3. Pengangkutan Batubara Coal Hauling

Pada proses pengangkutan batubara, langkah- langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H semua unit kerja Sebelum memulai aktivitas kerja, setiap pekerja diwajibkan untuk memeriksa seluruh unit kerjanya untuk memastikan alat-alat maupun unit kerja yang digunakan aman dan siap untuk digunakan. Adapun alat dan unit kerja yang harus diperiksa sebelum memulai kegiatan pengangkutan batubara adalah excavator, loader, dan dumptruck. 2. Operator naik ke excavator Setelah pemeriksaan harian dilakukan, operator naik ke unit excavator dan melakukan persiapan berupa gerakan-gerakan yang disebut sebagai senam excavator untuk memastikan excavator siap untuk digunakan. 3. Excavator moving to front loading Excavator akan berjalan dari areal parkir menuju front loading untuk memulai aktivitas penambangan. Disini excavator akan mulai menggaruk lapisan batubara dan memecahkannya seukuran standart yang ditentukan. 4. Loading batubara ke dumptruk Batubara yang telah dipecahkan oleh mesin crusher selanjutnya akan dimuat ke dumptruk yang telah mengantri di area ROM. 5. Traveling coal to port site Batubara yang yang telah dimuat ke dumptruk selanjutnya akan dibawa ke ROM yang jaraknya lebih kurang 2 KM dari pit tambang. Universitas Sumatera Utara 6. Penimbangan Batubara Sebelum masuk ke ROM, dumptruck yang bermuatan batubara akan ditimbang di jembatan timbang untuk menghitung kapasitas batubara yang masuk ke ROM. 7. Unloading coal to port site Setelah ditimbang, dumptruck yang bermuatan batubara selanjutnya akan mengeluarkan batubara dan menimbunnya di Portsite di suak indrapuri yang berjalan kurang lebih 27 KM dari ROM yang ada di tambang.

4.3.2.4. Pengapalan Batubara Coal Barging

Pada proses pengapalan batubara, langkah- langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Pemeliharaan Harian P2H semua unit kerja Sebelum memulai aktivitas kerja, setiap pekerja diwajibkan untuk memeriksa seluruh unit kerjanya untuk memastikan alat-alat maupun unit kerja yang digunakan aman dan siap untuk digunakan. Adapun alat dan unit kerja yang harus diperiksa sebelum memulai kegiatan pengapalan batubara adalah excavator, loader, dan dumptruck. 2. Menambatkan kapal Kapal tongkang yang telah berlabuh di pelabuhan suak indrapuri akan ditambat pinggir pelabuhan dengan mengikatkan tali tambat pada setiap sisi badan kapal. Universitas Sumatera Utara 3. Ukur volum awal Setelah kapal berada pada posisi yang aman, selanjutnya dilakukan pengukuran volume kosong kapal dengan melihat alat ukur yang terdapat pada badan kapal. 4. Menimbun akses jalan ke kapal Setelah pengukuran dilakukan selanjutnya dilakukan penimbunan sebagai upaya penyamaan ketinggian antara dermaga dengan pintu kapal. Hal ini dikarenakan posisi pintu kapal dengan dermaga terlalu tinggi saat kapal kosong. 5. Melepaskan pintu kapal side board Setelah jalan akses menuju pintu kapal selesai, selanjutnya pintu kapal dilepas menggunakan unit alat berat excavator dengan bantuan wire sling untuk mengaitkannya. 6. Memasang rampdoor Rampdoor dipasang di atas timbunan sebagai akses jalan untuk menghubungkan dermaga dengan kapal agar proses pengapalan batubara dapat dilakukan. 7. Loading batubara ke dumptruk Batubara yang telah ditimbun di portsite selanjutnya akan dimuat atau di loading ke dumptruk yang telah mengantri di area Port. 8. Coal hauling to ship Batubara yang telah dimuat ke dumptruck selanjutnya akan dibawa ke kapal. 9. Stock on barg Batubara yang dibawa dumptruk ke kapal, selanjutnya akan ditimbun dan dipadatkan di atas kapal. Universitas Sumatera Utara 10. Melepaskan Rampdoor Setelah pengapalan batubara selesai, selanjutnya rampdoor yang menjadi akses jalan menuju kapal dilepaskan. 11. Memasang pintu kapal side board Setelah rampdoor dilepaskan, selanjutnya pintu kapal kembali dipasang menggunakan unit alat berat excavator dan wire sling untuk mengaitkannya. 12. Ukur volum akhir kapal Setelah pintu kapal terpasang, selanjutnya pengukuran volume muatan kapal dilakukan. 13. Melepaskan tali tambat kapal Tali tambat pada seluruh bagian badan kapal dilepaskan oleh awak kapal. 14. Kapal berlayar Setelah semuanya selesai, kapten kapal mengambil alih kapal dan meninggalkan dermaga.

4.3.3. Mengidentifikasi Bahaya Hazard Identification

Dokumen yang terkait

Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis Di PT. Anugrah Pratama

7 91 99

Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Bagian Produksi Di PT. PP. Lonsum Indonesia Tbk

20 163 185

Analisis Potensi Bahaya Sebagai Upaya Penanggulangan Kecelakaan Kerja Dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) Di PT. Serba Indah Aneka Pangan.

3 83 127

Analisis Bahaya Pekerjaan Bagian Paper Machine Berdasarkan Metode Job Safety Analysis (JSA) Dalam Upaya Pengendalian Bahaya

0 38 6

ANALISIS BAHAYA PEKERJAAN BAGIAN PAPER MACHINE BERDASARKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BAHAYA (Studi Kualitatif di Industri Kertas)

0 23 23

ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN ANALISIS POTENSI DAN PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN METODE RISK ASSESSMENT DAN JOB SAFETY ANALYSIS DI UKM WIJAYA PRIMA SOLO.

0 3 16

PENERAPAN RISK MANAGEMENT DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI AREA COAL CRUSHING PLANT (CCP) PT. MARUNDA GRAHAMINERAL LAUNG TUHUP SITE KALIMANTAN TENGAH

1 8 80

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (Jsa) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Pt. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri Pertambangan Batubara 2.1.1. Batubara - Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

1 3 30

Analisa Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analysis (JSA) Pada Proses Coal Chain di Pertambanagan Batubara PT Mifa Bersaudara Meulaboh Tahun 2014

0 0 15