4. Pengendalian bahaya Hazard control
Pada tahap terakhir dari dari analisa kecelakaan kerja adalah melakukan pengendalian bahaya dengan menemukan solusi
alternatif yang dapat
mengembangkan suatu prosedur keselamatan dalam bekerja sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara aman, efektif dan efisien.
Dalam mengendalikan bahaya, intervensi yang paling efektif yang dapat kita lakukan adalah dengan menerapkan hirarki kontrol. Tahapan hirarki kontrol
yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Primary control
: Mencakup pengendalian pertama dengan fokus intervensi pada alat dan mesin dengan upaya rekayasa.
2. Secondary control : Mencakup pengendalian administrasi dengan cara membatasi paparan terhadap risiko tertentu.
3. Tertiari control : Pengendalian yang dilakukan dengan mengajarkan
praktek kerja yang benar atau melakukan prosedur kerja yang baik dalam suatu pekerjaan tertentu dengan sistematis.
4. APD : Pengendalian yang menjadi pilihan terakhir dalam
upaya penanggulangan yang ditujukan kepada pekerja dengan memberikan alat pelindung diri terhadap potensi bahaya tertentu.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja
Setelah semua risiko dapat diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko melalui analisa risiko dan evaluasi risiko. Analisa risiko dimaksudkan untuk
menentukan besarnya suatu risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dan besarnya akibat yang ditimbulkan. Berdasarkan hasil analisa dapat
ditentukan peringkat risiko sehingga dapat dilakukan pemilahan risiko yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko ringan atau dapat
diabaikan. Penilaian risiko bertujuan untuk memberikan makna terhadap suatu
bahaya yang terindentifikasi untuk memberikan gambaran seberapa besar risiko tersebut. Sehingga dapat diambil tindakan lanjutan terhadap bahaya yang
teridentifikasi, apakah bahaya itu dapat diterima atau tidak. Dalam menilai suatu risiko berbagai standart dapat kita gunakan sebagai
acuan, salah satu diantaranya adalah standart ASNZS 4360 yang membuat matrik atau peringkat risiko sebagai berikut :
1. E : Extreme Risk 2. H :
High Risk
3. M : Moderat Risk 4. L :
Low Risk Matrik atau peringkat risiko sebaiknya dikembangkan sendiri oleh
perusahaan sesuai dengan kondisi masing-masing. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan memiliki berbagai potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang
sangat beragam Ramli, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Teknik Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja