Wewenang dan Tanggung Jawab Tugas Dewan Paroki

8. Tugas Sekretaris I Sekretaris I bertugas: a. Menyelenggarakan surat-menyurat untuk atau atas nama Pengurus Dewan Paroki baik ke pihak Gereja maupun masyarakat atau Instansi Pemerintah. b. Menyimpan dan mengarsip semua dokumen dan surat berharga di tempat yang semestinya keuskupan atau pastoran, sedangkan salinan disimpan di sekretariat Dewan Paroki. c. Bersama ketua merangkum program-program kerja masing-masing bidang beserta RAPB-nya. d. Atas nama Dewan Paroki menyampaikan laporan pertanggungjawaban baik secara tertulis maupun lisan baik kepada Dewan Pleno maupun keuskupan. e. Bekerja sama dengan Sekretaris II dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. f. Menjadi Sekretaris PGPM ex officio. 9. Tugas Sekretaris II Sekretaris II bertugas: a. Membuat undangan dan notulen rapat-rapat dan pertemuan Dewan Paroki. b. Menyiapkan keperluan rapat seperti daftar hadir, tempat dan peralatan rapat. c. Bertanggung jawab atas pendistribusian surat-menyurat Dewan Paroki. d. Mengadakan, mengelola dan menginventarisasi peralatan dan sarana sekretariat Dewan Paroki. e. Melakukan penyimpanan arsip keeping the record dengan menggunakan salah satu sistem kearsipan, sesuai situasi dan kondisi bahan arsip. f. Bekerja sama dengan Sekretaris I dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 10. Tugas Bendahara I Bendahara I bertugas: a. Ikut membuat RAPB Dewan Paroki. b. Membukukan penerimaan dan pengeluaran uang paroki sesuai dengan pos-pos penerimaan dan pengeluaran dalam aliran kas. c. Mengelola kas kecil paroki dengan batasan jumlah tidak boleh lebih dari Rp 5.000.000. d. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan baik bulanan maupun tahunan kepada umat dan Uskup. e. Bertanggung jawab terhadap pengiriman dana solidaritas dan kolekte-kolekte khusus. f. Bekerja sama dengan Bendahara II dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seperti penghitungan kolekte. g. Menjadi Bendahara PGPM ex officio. 11. Tugas Bendahara II Bendahara II bertugas: a. Ikut membuat RAPB Dewan Paroki. b. Menangani dana keuangan dari kolekte I dan II serta amplop persembahan dan sampul pembangunan, bersama Tim Bendahara paroki. c. Mempersiapkan amplop atau sampul untuk penghimpunan dana Paroki. d. Bertanggung jawab terhadap urusan Bank. e. Memikirkan cara-cara atau kegiatan baru dalam penghimpunan dana dan atau pengembangan keuangan paroki serta pengamanan dan pemanfaatan asset paroki. f. Bekerja sama dengan Bendahara I dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seperti penghitungan kolekte.

H. Harta Benda dan Keuangan Paroki

1. Pengelolaan Harta Benda

a. Harta benda paroki adalah harta benda gerejawi yang dimiliki dengan tujuan penyelenggaraan ibadat, kerasulan, amal kasih, pelayanan rakyat kecil, penghidupan rohaniwan dan petugas-petugas lain. b. Status kepemilikan harta benda paroki adalah atas nama Pengurus Gereja dan Papa Miskin PGPM Santo Albertus Agung Jetis. c. Harta benda Paroki dikelola sesuai dengan tujuan sebagaimana ayat 1 di atas dengan senantiasa memperhatikan citra serta nama baik Gereja. d. Segala kegiatan pengelolaan harta benda paroki didasarkan atas prinsip-prinsip: 1 Berdikari Sedapat mungkin paroki berdikari di bidang keuangan sebagai wujud tanggung jawab bersama atas hidup dan karya Gereja. 2 Subsidiaritas Apabila paroki telah berusaha semaksimal mungkin namun belum bisa mencapai tujuan maka instansi yang lebih tinggi membantunya. 3 Solidaritas Saling memperhatikan, saling membantu dan saling menolong dalam bidang di antara sesama paroki. 4 Prioritas pada yang terlupakan dan menderita Mengusahakan terciptanya tatanan hidup demi kesejahteraan semua orang dengan mengutakan saudari-saudara yang terlupakan dan menderita dalam bidang keuangan. 5 Transparan dan Akuntabel Pengelolaan harta benda paroki dilaporkan secara berkala dan tertulis kepada umat melalui rapat dewan dan pertemuan wakil umat. e. Harta benda yang dimiliki paroki terdiri atas: 1 Barang bergerak: mobil 2 Barang tak bergerak: tanah, bangunan, barang pastoran, inventaris gereja dan pastoran. 2. Keuangan a. Dewan Paroki menyerahkan RAPB paroki kepada keuskupan pada setiap awal tahun. b. Pastor Kepala bertanggung jawab atas laporan keuangan kepada Uskup dan Dewan Pleno. c. Pastor Kepala tidak menjabat Bendahara. d. Penerimaan dana dari mana pun asalnya yang diterima oleh Bendahara tanpa dikurangi untuk apa pun disetorkan ke Bank yang telah ditentukan secara utuh. e. Setiap penerimaan dana oleh bidangtim kerjapanitia yang dibentuk oleh Dewan Paroki harus segera dipertanggungjawabkan kepada Dewan Paroki. f. Penerimaan dan pengeluaran dana lebih dari Rp 50.000.000 harus mendapat persetujuan dari Uskup. 3. Pengurus Gereja dan Papa Miskin a. Paroki St. Albertus Agung Jetis mempunyai badan hukum yang berbentuk “Pengurus Gereja dan Papa Miskin St. Albertus Agung” PGPM St. Albertus Agung. b. Badan hukum ini dibentuk untuk kepentingan paroki dalam urusan hak dan kewajiban sipil. c. PGPM melaksanakan keputusan Dewan Paroki. d. Karya-karya khusus yang sudah menjadi besar harus dilepas dari tanggung jawab PGPM. 4. Keanggotaan Pengurus Gereja dan Papa Miskin a. Keanggotaan PGPM terdiri dari 5 orang yang diambil dari fungsionaris Dewan Harian. b. Pastor Kepala ex officio menjadi ketua PGPM, Sekretaris I Dewan Paroki ex officio menjadi Sekretaris PGPM, Bendahara I Dewan Paroki ex officio menjadi Bendahara PGPM, Wakil Ketua II dan Ketua Bidang Sarana dan Prasarana ex officio menjadi anggota PGPM. c. Kepengurusan ditetapkan dengan surat keputusan Uskup atas usulan Dewan Paroki. Sumber: Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki PPDP Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2008. 70

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Komponen Sistem Pengendalian Inti dan Penerapannya pada Paroki

Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Sistem pengendalian inti memiliki empat komponen yang saling berkaitan dan berurutan yang membentuknya menjadi sebuah sistem yang sempurna, yaitu perencanaan, pengoperasian, pengukuran dan evaluasi- penghargaan. Berikut ini penulis akan menjabarkan satu per satu komponen sistem pengendalian inti Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 1. Komponen Perencanaan a. Tujuan dan Sasaran Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Perencanaan mutlak perlu dalam suatu organisasi baik laba maupun nirlaba seperti Gereja atau paroki agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Seluruh kegiatan terarah pada tujuan yang sama pula. Perencanaan diwujudkan secara konkrit dalam bentuk tujuan baik yang sudah dirumuskan secara tertulis maupun lisan, program kerja, anggaran dan hal-hal lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut. Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta memiliki tujuan, walaupun tujuan tersebut belum dituangkan secara tertulis dalam Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki PPDP. Seperti informasi yang disampaikan oleh Bendahara, Wakil Ketua II, dan Ketua Bidang Pewartaan sebagai berikut: … tujuan dan sasaran paroki ini yang utama adalah ingin mengembangkan Kerajaan Allah di lingkup paroki. Kemudian juga membuat kesejahteraan dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan di dalam paroki 8 Bendahara. Saya lihat mestinya menurut saya itu bagaimana mengembangkan umat, memperkaya iman umat juga untuk mengembangkan paroki itu sendiri dalam ar ti yang luas,… meng embangkan paroki yang luas itu…juga termasuk sesuai dengan ARDAS itu, lingkungan dan sebagainya itu tidak hanya sekedar liturgi 1…mengembangkan umat baik wawasan, kapasitas, keimanan 2 Wakil Ketua II. Yang pertama supaya umat dapat memperoleh tujuh sakramen, pelayanan tujuh sakramen secara lengkap. Lalu yang kedua juga umat menghayati tentang kehidupan dari tujuh sakramen tersebut 1 Ketua Bidang Pewartaan. Masing-masing informan mempunyai rumusan yang berbeda- beda tentang tujuan paroki. Berbeda lagi dengan apa yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Liturgi dan Ketua Bidang Litbang. Mereka melihat tujuan sebagai sebuah visi misi. Berikut ungkapannya: Visi misi itu ada sedang dalam proses dibuat, tetapi saya tidak tahu, saya ndak bisa, saya belum jelas dengan tujuan itu akan dibawa kemana, itu untuk saya masih tanda tanya 1 … mungkin sudah tetapi entahlah saya sebagai anggota Dewan Harian tidak merasa cukup terinternalisasi dengan visi misi itu. Di dalam Dewan Harian, kalau dalam konteks liturgi tida k terlalu signifikan „kan Suster, tidak terlalu terlihat antara visi misi dengan kinerja di liturgi. Tapi kalau menurut saya visi misi justru mungkin lebih banyak nampak di dinamika yang lain 2 Ketua Bidang Liturgi. Saya belum hafal visi misi kami, baru ini saya belum hafal, memang saya sudah membaca tapi saya belum hafal 1 Ketua Bidang Litbang.

Dokumen yang terkait

Manfaat video siaran penyejuk imani katolik indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.

3 19 178

Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu-ibu di lingkungan Santo Yohanes Pemandi Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta.

0 0 134

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada organisasi non profit : studi kasus di paroki Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta.

4 26 199

Kesetiaan Maria sebagai teladan dalam hidup berkeluarga bagi ibu ibu di lingkungan Santo Yohanes Pemandi Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta

0 0 132

Gaya Desain Pada Interior Gereja Katolik Santo Albertus Magnus Jetis Yogyakarta | Tanuwidjaja | Intra 1558 2867 1 SM

0 1 7

Evaluasi sistem pengendalian intern penerimaan kas : studi kasus pada Paroki St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta - USD Repository

0 1 121

SISTEM PENGENDALIAN INTI PADA ORGANISASI RELIGIUS Studi Kasus pada Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta SKRIPSI

0 1 213

SISTEM PENGENDALIAN INTI PADA ORGANISASI RELIGIUS Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta

0 1 216

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PENERIMAAN KAS Studi Kasus pada Paroki Keluarga Kudus Banteng Yogyakarta

0 0 146

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada organisasi non profit : studi kasus di paroki Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta - USD Repository

0 0 197