kebijakan atau program tersebut dapat diimplementasikan pada tataran praktis. Sedang variabel lingkungan tempat kebijakan tersebut dioperasikan akan memengaruhi
keberhasilan implementasi suatu kebijakan karena di setiap tempat memiliki kondisi lingkungan yang berbeda yang mencakup kondisi sosial budaya, politik, hukum, ekonomi,
hankam dan fisik atau geografis, sehingga kebijakan yang sama belum tentu menghasilkan dampak yang sama di tempat yang berbeda. Keberhasilan suatu kebijakan juga dipengaruhi
oleh kemampuan implementor yaitu tingkat kompetensi dan keterampilan mereka.
1.5.2 Koperasi
1.5.2.1 Karakteristik Koperasi di Indonesia
Perkenalan bangsa Indonesia dengan koperasi di mulai pada penghujung abad ke-19, tepatnya pada tahun 16 Desember 1895. di tengah-tengah penderitaan masyarakat
Indonesia, R. Aria Wiriaatmaja, seorang patih di Purwokerto, mempelopori berdirinya sebuah bank yang bertujuan menolong para pegawai agar tidak terjerat oleh lintah darat.
Usaha ini mendapat dukungan penuh dari Residen Purwokerto E. Sieburg. Badan usahanya berbentuk Koperasi dan diberi nama Bank Penolong dan Tabungan Hulp en Spaarbank
Baswir, 2000: 26. Inilah koperasi pertama yang didirikan di Indonesia. Ketika Jepang datang ke Indonesia tahun 1942 dan mengambil alih penjajahan
dari Belanda, juga didirikanlah semacam koperasi yang disebut ”Kumiai” oleh Pemerintah Jepang. Saat Indonesia kemudian merdeka, tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakanlah
kongres gerakan koperasi se-jawa yang pertama di Tasikmalaya. Pada periode 1950-1965 koperasi mengalami kemunduran. Sehingga untuk mengatasi situasi yang tidak
menggembirakan tersebut, pada tahun 1967, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian yang kemudian pada pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
Orde Baru, UU No. 12 tahun 1967 tersebut disempurnakan dan diganti menjadi UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan. Berdasarkan hal tersebut, Koperasi Indonesia
mengandung lima unsur yaitu, koperasi sebagai badan usaha, koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi, Koperasi Indonesia adalah koperasi yang
bekerja berdasarkan “prinsip-prinsip koperasi”, juga sebagai “Gerakan Ekonomi Rakyat”, dan terakhir berdasarkan azas kekeluargaan.
Definisi dari ILO menyebutkan bahwa koperasi adalah perkumpulan orang, yang biasanya memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk
organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko
serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan ILO, 1975 dikutip dari Sitio dan Tamba, 2001.
Sedangkan menurut Hatta 1957:1 sebagai Bapak Koperasi Indonesia mengatakan bahwa koperasi adalah:
“Co-operatives are societies in which all are working together to accomplish the same purpose. In co-operatives there is no such thing as a nonactive
member.” Koperasi adalah suatu perkumpulan dimana semua bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam koperasi tidak ada yang disebut sebagai anggota tidak aktif.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai pedoman yang mengatur tentang perkoperasian, UU No. 25 tahun 1992 juga menetapkan landasan Koperasi Indonesia yaitu Pancasila sebagai landasan idiil
dan UUD 1945 sebagai landasan strukturil. Sedangkan tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Adapun fungsi dan peran koperasi antara lain membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
1.5.2.2 Manajemen Koperasi