e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
f. Membina dan memupuk kerjasama antar sekolah dan masyarakat. g. Pembelajaran dan belajar dilakukan secara realistis dan konkret.
h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
2.4.4 Upaya Pelaksanaan Aktivitas dalam Belajar
Sadirman 2007 menjelaskan bahwa asas aktivitas pembelajaran dapat diterapkan dalam semua kegiatan dan proses pembelajaran, yakni:
a. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas. asas ini dapat dilaksanakan dalam setiap kegiatan tatap muka dalam kelas yang terstruktur.
b. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah bermasyarakat dilakukan dalam bentuk membawa kelas ke dalam masyarakat, melalui metode, karyawisata, kerja
pengalaman, dan lain-lain. c. Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan. Cara Belajar Siswa
Aktif CBSA. Pembelajaran dilaksanakan dengan titik berat pada keaktifan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dan narasumber yang memberikan
kemudahan bagi siswa.
2.5 Pembelajaran Kooperatif
2.5.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil untuk mendorong siswa aktif belajar bekerja sama
mempelajari sesuatu yang dapat menghasilkan pendapat yang sempurna. Banyak
terdapat model kooperatif yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa dengan kemampuan
yang heterogen. Kemampuan heterogen tersebut adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini akan melatih siswa dalam
bekerja sama dan menerima pendapat orang lain yang memiliki latar belakang berbeda.
Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
serta rendah. 3. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan
jenis kelamin yang berbeda-beda. 4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.
Ibrahim, 2000:6 Satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa disamping
pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, pembelajaran kooperatif secara
bersama-sama membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Kerja kelompok kooperatif digambarkan oleh Dewey dan Thelan dalam Ibrahim 2000
dalam berjalan melampaui hasil belajar akademik. Mereka memandang tingkah laku kooperatif dan proses-proses sebagai bagian dari usaha keras manusia,
merupakan dasar pada masyarakat yang demokratis sehingga dapat dibangun dan dipertahankan.
Ada 5 unsur model pembelajaran kooperatif, yaitu : 1. Ada saling ketergantungan yang positif antara anggota kelompok;
2. Adanya tanggung jawab perseorangan. Dalam hal ini setiap anggota kelompok harus melaksanakan tugasnya dengan baik untuk keberhasilan
kelompok; 3.
Adanya tatap muka, setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi;
4. Harus ada komunikasi antar anggota kelompok; dan
5. Adanya evaluasi proses kelompok yang dilaksanakan dan dijadwalkan oleh
guru. Dari uraian diatas maka sangat tepat jika dalam pembelajaran
Kewirausahaan menggunakan pembelajaran kooperatif. Disamping siswa dapat belajar Kewirausahaan dengan lebih mudah dan menyenangkan, siswa juga dapat
belajar pentingnya kerjasama atau saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini berguna kelak saat terjun dalam kehidupan bermasyarakat.
2.5.2 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif