Refleksi Hasil Penelitian Siklus I

4.2.4 Refleksi

Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil dari tindakan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana awal pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi ini adalah menganalisis hasil tes dan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus I. Berdasarkan pelaksanaan dan pengamatan aktivitas belajar siswa, aktivitas belajar siswa meningkat tetapi sebagian besar proses aktivitas belajar siswa yang diamati masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian siklus II untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pelaksanaan dan pengamatan serta dilihat dari data rata-rata hasil belajar siswa, hasil belajar siswa pada siklus I baru mencapai ketuntasan klasikal sebesar 71,63 dan belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan indikator keberhasilan 75 sehingga perlu dilakukan penelitian siklus II untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Kekurangan atau kelemahan yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalahsoal yang ada pada lembar kerja siswa. Hal ini karena sumber belajar siswa masih terbatas sehingga informasi yang didapatkan juga terbatas, selain itu siswa belum terbiasa dalam mengerjakan soal yang bersifat analisis. b. Kerjasama antar siswa belum terlihat sepenuhnya pada semua kelompok, dalam satu kelompok hanya siswa tertentu saja yang aktif, sedangkan masih ada siswa melakukan aktivitas sendiri di luar aktivitas pembelajaran kelompok. Kurangnya kerjasama juga dapat dilihat dari cara siswa membagi materi yang akan dipelajarinya. Seharusnya satu kelompok dapat membagi materi yang dipelajari, sehingga dapat saling bertukar informasi. c. Pada tahap presentasi, interaksi antar siswa belum muncul, suasana kelas belum hidup. Siswa masih belum percaya diri dalam menyampaikan presentasi, siswa juga belum menguasai materi presentasi. Kondisi lain yang bisa dilihat adalah siswa belum berani memberikan tanggapan atau menyampaikan pendapatnya selama kegiatan presentasi berjalan. d. Guru belum lancar dalam menerapkan pembelajaran koperatif tipe co-op co-op sehingga siswa juga masih mengalami kebingungan dalam melakukan tahapan- tahapannya. Pada siklus I ini dirasa belum maksimal karena penyediaan waktu yang masih kurang sehingga baik siswa maupun guru belum dapat melakukan tahapan-tahapan dalam metode ini dengan maksimal. Berdasarkan kekurangan yang ada pada siklus I, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II, adapun perbaikan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Siswa diminta untuk mempersiapkan sumber belajar yang lebih lengkap lagi. Sumber belajar tidak hanya didapat dari buku dan LKS yang dibagikan sekolah, tetapi siswa juga diminta untuk dapat mencari informasi mengenai materi melalui media internet atau meminjam buku di perpustakaan. Hal tersebut membantu siswa dalam memecahkan soal diskusi dan menjawab pertanyaan dari teman sekelompoknya. Pemberian tugas untuk menambah referensi melalui media internet sekaligus melatih siswa untuk belajar mandiri. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari guru saja, tetapi aktif dalam menambah pengetahuan. b. Mengatasi kerjasama dan keterlibatan siswa dalam kelompok yang belum terlihat, guru membentuk ulang kelompok menjadi lebih kecil. Pada siklus I terdiri dari 6-7 siswa. Hal ini dirasa kurang efektif karena masih ada siswa yang tidak berkontribusi dalam kelompoknya. Guru akan membentuk kelompok baru dimana satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembentukan kelompok ulang yang lebih kecil diharapkan dapat meningkatkan kerjasama siswa dan kontribusi siswa dalam kelompoknya sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran kelompok. c. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan presentasi, guru akan memberikan reward kepada siswa yang aktif pada saat menyajikan atau menanggapi presentasi. Dalam hal ini guru akan memberikan nilai tambah kepada siswa yang aktif. d. Peneliti menjelaskan kembali langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op kepada guru, sehingga guru lebih memahami dalam pelaksanaanya. Pada pertemuan selanjutnya peneliti akan membantu guru dalam mendemonstrasikan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op kepada siswa sehingga informasi yang diberikan lebih mengena dan siswa dapat melakukan strategi tersebut dengan baik.

4.3 Hasil Penelitian Siklus II

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII-2 MTSN ANGKUP ACEH TENGAH

0 7 1

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CO OP-CO OP PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 101797 DELI TUA.

0 2 29

“PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X SMK FREE METHODIST 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.”.

0 4 29

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE CO-OP CO-OP DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR RENCANAANGGARAN BIAYA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 BINJAI PROGRAM KEAHLIANTEKNIK KONTRUKSI BATU DAN BETON TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATION INEDUCATION (CO-OP CO-OP) DENGAN MEDIA MOLYMOD TERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWAPADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 18

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN JOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP.

0 1 48

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KONTINENTAL SISWA KELAS X DI SMK SWADAYA TEMANGGUNG.

0 0 145

PENERAPAN METODE CO-OP CO-OP DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV MI NAHDLATUL UMMAH SIDAYU GRESIK.

0 1 116

Program Co-op

0 0 1

Penerapan Pembelajaran CO OP CO OP denga

0 0 18