c. Ketepatan correcteness, yaitu ketepatan dalam penggunaan kata sehingga
pemahaman penulis dan pembaca bisa sama; d.
Kepaduan unity, yaitu fokus pada satu gagasan; e.
Pertautan coherence, yaitu menjaga keterkaitan atau hubungan pada tulisan. Berdasarkan asas tersebut, peneliti menentukan indikator keterampilan
siswa dalam menulis pantun anak mencakup kesesuaian dengan tema unity, kesesuaian dengan ciri-ciri coherence, ketepatan pemilihan kata atau diksi
correcteness, ketepatan penulisan clarity, dan dilengkapi dengan indikator ketepatan pemahaman konsep pantun, meliputi: menjelaskan pengertian pantun,
menyebutkan jenis-jenis pantun, menyebutkan ciri-ciri pantun serta menjelaskan isi pantun yang dibuat.
2.1.6 Hakikat Sastra Anak
Kajian yang dibahas dalam hakikat sastra anak adalah 2.1.6.2
Pengertian Sastra dan Sastra Anak Sastra adalah pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk
dan struktur bahasa. Sedangkan sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini yang dapat dilihat dan dipahami
anak Tarigan 2011: 3. 2.1.6.3
Pengertian dan Jenis Karangan Sastra Karangan merupakan ide atau gagasan pikiran seseorang yang dituangkan
dalam tulisan. Karangan sastra merupakan karangan yang bersumber dari imajinasi seseroang Asrifin 2008: 8. Sastra Indonesia mengenal dua kelompok
karya sastra, yaitu sastra lama dan sastra baru. Sastra lama adalah sastra sebelum abad ke-20 dan sastra baru adalah sastra setelah abad ke-20 Berdianti 2008: 6.
Asrifin 2008: 8-9 membagi sastra berdasarkan bentuknya, yaitu prosa, puisi, dan drama. Puisi terdiri dari dua macam, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Pantun anak merupakan bagian dari jenis sastra berupa puisi lama. 2.1.6.3.1
Apresiasi Sastra Berdianti 2008: 8 memaparkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan
memahami cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga menimbulkan pengertian dan penghargaan yang baik terhadapnya. Berikut ini kegiatan apresiasi sastra
menurut Berdianti 2008: 8-9: a.
Kegiatan Apresiasi Langsung Pada kegiatan ini, seorang individu mengalami dan mengenal karya sastra
secara langsung. Kegiatan apresiasi langsung diantaranya: 1 membaca karya sastra; 2 menyimak karya sastra dibacakan atau dilakukan; 3 mendengarkan
karya sastra dibacakan atau dilakukan; 4 menonton pementasan drama. b.
Kegiatan Apresiasi Tidak Langsung Kegiatan apresiasi tidak langsung merupakan kegiatan yang dapat
membantu meningkatkan kegiatan apresiasi langsung, misalnya: membaca teori sastra, membaca kritik sastra, membaca essai sastra.
Kegiatan apresiasi sastra yang akan dilakukan siswa dalam penelitian ini mencakup kegiatan apresiasi sastra langsung dan tidak langsung, diantaranya:
siswa menyimak karya sastra yang dibacakan, siswa membaca karya sastra, dan siswa juga akan membuat berbagai jenis karya sastra.
2.1.7 Hakikat Pantun