Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media kartu warna: a.
Kartu ini harus menggunakan kertas tebal, peneliti memilih jenis kertas dengan merk buffalo;
b. Penulisan kalimat pantun dalam kertas ini harus jelas dan dapat dengan mudah
dibaca siswa. Misalnya menggunakan spidol warna hitam. c.
Bentuk kartu adalah persegi panjang. Peneliti membuat media 2 cm x 5 cm; d.
Perhatikan kerapihan dalam pemotongan. Kalimat pantun dipotong menjadi empat bagian, yaitu dua baris bagian sampiran dan dua baris isi pantun.
Selanjutnya, dalam penggunaan kartu warna dalam pembelajaran terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Guru harus teliti dalam membuat potongan kalimat pantun dan teliti dalam
membaginya pada kelompok; b.
Guru harus menentukan aturan yang jelas, yaitu: 1 sebelum diskusi dimulai, guru menugaskan siswa untuk meneriakkan nama kelompoknya serentak ketika
nanti sudah selesai diskusi; 2 kelompok tercepat menyampaikan hasil diskusi dan bergantian dengan kelompok tercepat kedua;
c. Guru harus melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar pembelajaran dapat
berlangsung kondusif.
2.2 KAJIAN EMPIRIS
Berikut ini kajian empiris yang relevan dengan penelitian ini:
2.2.1 Penelitian dari Daryati pada Tahun 2009
Penelitian dengan judul, ”Peningkatan Kompetensi Menulis Pantun dengan
Pendekatan Kontekstual pada Siswa kelas IV SD Negeri Gabus 01 Pati” telah menunjukkan adanya peningkatan kompetensi membuat pantun. Rata-rata nilai
dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan, siklus satu sebagai tes awal 49,25 20 , siklus dua 68,6 52,8 , siklus tiga 82,25 92,5
. Hasil observasi terhadap sikap siswa juga menunjukkan adanya peningkatan menjadi lebih baik.
2.2.2 Penelitian dari Susi Hartono pada Tahun 2009
Penelitian berjudul, ”Peningkatan Kemampuan Membuat Pantun Anak Melalui Permainan Kartu Kata Siswa Kelas IV Semester II SDN Ngampungan I
Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.” menyatakan penerapan pembelajaran menggunakan kartu kata menunjukkan peningkatan skor hasil belajar siswa 50
di siklus satu dan meningkat menjadi 82 di siklus dua.
2.2.3 Penelitian dari Anisah pada Tahun 2010
Penelitian dengan judul, “Peningkatan Kemampuan Membuat Pantun Menggunakan Media Kartu Kalimat pada Siswa Kelas IV SDN Kolursai 1 Bangil
Pasuruan” menguraikan beberapa peningkatan sebagai berikut: a pembelajaran menggunakan kartu kalimat mengalami peningkatan skor, dari 3,22 dan 3,25 pada
sikus satu dan di siklus dua menjadi 3,53 dan 3,38; b hasil penelitian menunjukkan keaktifan memenuhi target yaitu 80, 3 terjadi peningkatan
kemampuan membuat pantun secara signifikan dari 72 menjadi 93.
2.2.4 Penelitian dari Sumarmiyati pada tahun 2012
Penelitian dengan judul, ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas V SD N Karangrej
o 02 Semarang”
menyatakan peningkatan sebagai berikut: a keterampilan guru meningkat secara signifikan dari siklus satu 59,375, siklus dua 78,125, siklus tiga 93,75, b
keaktifan siswa siklus satu sebesar 61,20, siklus dua 68,23, siklus tiga sebesar 83,59, c hasil belajar siswa siklus satu sebesar 62,50, siklus dua 81,25, dan
siklus tiga sebesar 100. Berdasarkan kajian empiris di atas didapatkan informasi bahwa a
pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas belajar berupa peningkatan aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
menulis Bahasa Indonesia; b penggunaan kartu kalimat yang serupa dengan kartu warna pada penelitian ini dapat meningkatkan ketertarikan dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis pantun anak.
2.3 KERANGKA BERPIKIR