Hakikat Media Pembelajaran Tinjauan tentang Kartu Warna

dengan latar belakang sosial dan budayanya sehingga lebih mudah dalam mengasimilasikan pengetahuan baru dalam struktur kognitifnya. Berdasarkan teori-teori belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar menggunakan pendekatan kontekstual mengarahkan proses belajar dengan menemukan sendiri pengetahuan melalui hal-hal yang diketahui sebelumnya oleh pebelajar, seperti: lingkungan, latar belakang sosial, budaya, sejarah, pengetahuan. Proses belajar akan sangat memerlukan motivasi, karena tanpa motivasi pebelajar akan kesulitan dalam memasukkan pengetahuan dalam struktur kognitifnya.

2.1.10 Hakikat Media Pembelajaran

Media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim dan penerima pesan. Daryanto 2010: 4-5 menyatakan bahwa media merupakan bagian dari komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator pemberi dan penerima pesan. Kemudi an, media pembelajaran menurut Rifa’i dan Anni 2009: 167 adalah alatwahana yang digunakan pendidik dalam poses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Menurut Trianto 2010: 234-235 beberapa keefektifan penggunaan media, diantaranya: a. Gairah belajar siswa akan meningkat; b. Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya; c. Interaksi langsung dengan lingkungan; d. Memberikan perangsang dan menyamakan pengalaman; e. Memberikan persepsi akan suatu konsepsi yang sama. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

2.1.11 Tinjauan tentang Kartu Warna

Pengertian kartu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI offline adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. Sedangkan warna menurut KBBI offline adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya, misal warna seperti biru dan hijau. Kemudian, media kartu warna merupakan jenis media cetak berupa kartu dengan bentuk persegi panjang yang dibuat menggunakan kertas tebal berwarna. Selanjutnya, untuk menentukan warna yang sesuai dengan minat siswa, peneliti melakukan menyebar angket respon siswa pada tanggal 1 Februari 2013. Hasil angket warna kegemaran siswa kelas IVB dengan responden sebanyak 32 siswa diketahui sebanyak 17 siswa menyukai warna biru, 6 siswa menyukai warna hijau, dan 5 siswa menyukai warna merah, serta 2 orang menyukai warna ungu sedangkan 2 siswa tidak masuk sehingga tidak mengisi angket. Berdasarkan hasil angket tersebut didapat simpulan bahwa urutan warna kegemaran siswa mulai dari yang paling banyak adalah biru, hijau, merah, dan ungu, sedangkan tidak ada warna lain yang dipilih siswa. Warna-warna tersebut yang akan digunakan peneliti dalam membuat media kartu warna. Warna biru untuk siklus satu, warna hijau untuk siklus dua, warna merah untuk siklus tiga, dan warna ungu untuk siklus empat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media kartu warna: a. Kartu ini harus menggunakan kertas tebal, peneliti memilih jenis kertas dengan merk buffalo; b. Penulisan kalimat pantun dalam kertas ini harus jelas dan dapat dengan mudah dibaca siswa. Misalnya menggunakan spidol warna hitam. c. Bentuk kartu adalah persegi panjang. Peneliti membuat media 2 cm x 5 cm; d. Perhatikan kerapihan dalam pemotongan. Kalimat pantun dipotong menjadi empat bagian, yaitu dua baris bagian sampiran dan dua baris isi pantun. Selanjutnya, dalam penggunaan kartu warna dalam pembelajaran terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Guru harus teliti dalam membuat potongan kalimat pantun dan teliti dalam membaginya pada kelompok; b. Guru harus menentukan aturan yang jelas, yaitu: 1 sebelum diskusi dimulai, guru menugaskan siswa untuk meneriakkan nama kelompoknya serentak ketika nanti sudah selesai diskusi; 2 kelompok tercepat menyampaikan hasil diskusi dan bergantian dengan kelompok tercepat kedua; c. Guru harus melakukan pengelolaan kelas dengan baik agar pembelajaran dapat berlangsung kondusif.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 31 348

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODELING THE WAY DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 SEMARANG

1 32 229

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

0 9 273

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Model Quantum Teaching Berbantuan Media Puzzle Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Ngaliyan 01 Semarang

0 5 257

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 14 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYANYIKAN LAGU DAERAH MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

2 34 272

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI STRATEGI KRATIF PRODUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 03 SEMARANG

0 3 220

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA ROLL THE CAN PADA SISWA KELAS IVB SDN PUDAKPAYUNG 01

1 29 159

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN BANYURIP 2 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN BANYURIP 2 KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PEL

0 1 14