39
kesimpulannya. Penelitian ini memiliki variabel tunggal yaitu efektivitas pemanfaatan laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman.
2. Definisi Operasional
Menurut Jonathan Sarwono 2006:67, definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang
sedang didefinisikan. Singkatnya, bahwa definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel penelitian di atas. Efektivitas pemanfaatan laboratorium
IPA adalah tingkat keberhasilan dari pemanfaatan laboratorium IPA dalam kegiatan praktikum. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan sarana penunjang
kegiatan pembelajaran salah satunya laboratorium IPA. Pemanfaatan dari laboratorium IPA dapat dilihat dari sisi pemanfaatan saranaalat dan pemanfaatan
fungsi laboratorium IPA. Efektivitas pemanfaatan saranaalat di laboratorium IPA merupakan
bentuk pengukuran apakah saranaalat di laboratorium IPA sudah dipergunakan untuk praktikum secara optimal dan sesuai dengan pedoman penggunaan
saranaalat laboratorium IPA atau belum. Selanjutnya, efektivitas pemanfaatan fungsi laboratorium IPA merupakan pengukuran apakah fungsi-fungsi
laboratorium IPA yang meliputi memperkuat pemahaman siswa, menumbuhkan sikap ilmiah siswa, dan melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan
praktikum di laboratorium IPA. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pemanfaatan laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman dari segi
pemanfaatan fungsi dan pemanfaatan saranaalat laboratorium IPA apakah sudah efektif atau belum.
40
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono 2013:117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan keseluruhan subyek yang menjadi responden
dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 1418 siswa kelas XI IPA, 92guru IPA, dan 17 pengelola laboratorium IPA di SMA Negeri se-
Kabupaten Sleman yang dipaparkan secara rinci dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1. Daftar Populasi Siswa Kelas XI dan Guru IPA di SMA Negeri
Se-Kabupaten Sleman No
Nama Sekolah Siswa
Kelas XI Guru IPA
Bio Fisika Kimia
1 SMA N 1 Sleman
128 2
2 3
2 SMA N 2 Sleman
64 1
1 2
3 SMA N 1 Mlati
67 1
1 2
4 SMA N 1 Gamping
64 1
1 2
5 SMA N 1 Godean
96 2
2 2
6 SMA N 1 Minggir
62 2
1 1
7 SMA N 1 Seyegan
128 3
3 2
8 SMA N 1 Tempel
46 1
1 1
9 SMA N 1 Turi
44 2
3 2
10 SMA N 1 Pakem
93 1
2 2
11 SMA N 1 Cangkringan
47 1
1 2
12 SMA N 1 Ngemplak
63 2
2 1
13 SMA N 1 Depok
103 2
2 2
14 SMA N 1 Kalasan
129 2
2 2
15 SMA N 1 Ngaglik
85 2
2 2
16 SMA N 2 Ngaglik
98 2
1 2
17 SMA N 1 Prambanan
101 3
2 3
TOTAL 1418
30 29
33
3. Sampel
Menurut Sugiyono 2009:81, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu
”. Jadi yang dimaksud dengan
41
sampel adalah sebagian atau wakil dari suatu populasi yang akan diambil. Sampel siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel diambil secara acak
random. Untuk penentuan sampel siswa menggunakan teknik sampel proporsi acak porpotional random sampling. Sampel proporsi digunakan untuk
mengelompokkan jenis sampel berdasarkan sekolah. Dalam hal ini sampel diambil dari anggota populasi secara proporsional dalam setiap sekolah. Untuk
responden guru IPA yang mengajar di kelas XI IPA diambil secara keseluruhan sebagai populasi penelitian. Penentuan jumlah sampel yang diambil mengacu
pada tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5. Adapun rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi
yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
s = λ
2
. N . P . Q d
2
N- 1 + λ
2
. P . Q
Keterangan: s
= jumlah sampel λ
2
= dengan dk 1, taraf kesalahan 5 3,841 P = Q = 0,5
d = 0,05
Sugiyono, 2013: 126-128 Dari rumus di atas, dapat diketahui penentuan sampel untuk siswa sebagai
berikut:
s = λ
2
. N . P . Q d
2
N- 1 + λ
2
. P . Q s
= 3,841. 1418 . 0,5 . 0,5 0,05
2
1418-1+3,841. 0,5 . 0,5 s
= 302,4006 dibulatkan menjadi 302 siswa
42
Penentuan sampel per sekolah menurut rumus yang tercantum dalam Sugiyono 2013:130 adalah jumlah siswa di sekolah tertentu dibagi total siswa di
seluruh sekolah dikalikan 302 siswa. Sehingga jumlah sampel siswa dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar Sampel Siswa Kelas XI dan Guru IPAdi SMA Negeri Se-Kabupaten Sleman
No Nama Sekolah
Siswa Kelas XI
Guru IPA Bio Fisika
Kimia
1 SMA N 1 Sleman
27 2
2 3
2 SMA N 2 Sleman
14 1
1 2
3 SMA N 1 Mlati
14 1
1 2
4 SMA N 1 Gamping
14 1
1 2
5 SMA N 1 Godean
20 2
2 2
6 SMA N 1 Minggir
13 2
1 1
7 SMA N 1 Seyegan
27 3
3 2
8 SMA N 1 Tempel
10 1
1 1
9 SMA N 1 Turi
10 2
3 2
10 SMA N 1 Pakem
20 1
2 2
11 SMA N 1 Cangkringan
10 1
1 2
12 SMA N 1 Ngemplak
13 2
2 1
13 SMA N 1 Depok
22 2
2 2
14 SMA N 1 Kalasan
27 2
2 2
15 SMA N 1 Ngaglik
18 2
2 2
16 SMA N 2 Ngaglik
21 2
1 2
17 SMA N 1 Prambanan
22 3
2 3
TOTAL 302
30 29
33
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari populasi sebanyak 1418 siswa, sampel yang diambil adalah 302 siswa di SMA Negeri se-Kabupaten
Sleman. Untuk responden guru, diambil populasi yaitu 92 guru.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, diantaranya adalah sebagai berikut :