Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
5
untuk membuktikan suatu teori sehingga peserta didik tidak dapat mempraktikan dan membuktikannya sendiri kebenaran dari teori tersebut. Ketika dilaksanakan
praktikum di laboratorium IPA, masih sering ditemui peserta didik yang kurang disiplin, yaitu tidak menaati tata tertib di laboratorium IPA. Hal tersebut dapat
diketahui dari siswa yang terlambat masuk laboratorium ketika ada jadwal praktikum. Selain itu dari hasil observasi diketahui bahwa terdapat beberapa siswa
yang tidak bertanggungjawab membersihkan peralatan praktikum setelah selesai digunakan, peralatan praktikum dibiarkan di atas meja praktikum dalam keadaan
masih kotor. Tidak seluruh SMA Negeri di Kabupaten Sleman memiliki laboran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru IPA di SMA Negeri 1 Seyegan, SMA Negeri 1 Minggir, dan SMA Negeri 2 Sleman diperoleh informasi
bahwa akibat tidak adanya laboran di sekolah menyebabkan guru IPA harus menyiapkan sendiri alat dan bahan yang dibutuhkan sehingga membutuhkan
waktu yang lama. Selain mempersiapkan kegiatan praktikum, guru IPA juga harus bertanggungjawab dalam membereskan peralatan praktikum setelah selesai
digunakan. Kemudian dari hasil wawancara dengan salah satu siswa dari SMA Negeri 1 Sleman mengemukakan bahwa kegiatan praktikum IPA belum
memberikan pemahaman secara nyata jika diterapkan dalam kehidupan sehari- sehari. Kendala lainnya adalah persoalan pembuangan limbah, mayoritas SMA
Negeri di Kabupaten Sleman belum dapat mengolah limbah dengan baik dari kegiatan praktikum. Tentu hal ini dapat menimbulkan masalah baru terkait
6
pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah yang belum dikelola dengan baik.
Selain itu, SMA Negeri di Kabupaten Sleman belum seluruhnya memiliki laboratorium IPA yang terpisah antara laboratorium kimia, biologi, dan fisika.
Masih ada beberapa SMA yang baru memiliki laboratorium IPA secara terpadu, artinya satu laboratorium digunakan untuk melaksanakan praktikum kimia,
biologi, dan fisika. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terganggunya kegiatan praktikum di laboratorium apabila ada jadwal praktikum dari kelas lain yang
waktunya bersamaan. Idealnya SMA memiliki tiga laboratorium IPA sesuai dengan Permendiknas No. 24 tahun 2007, yaitu laboratorium kimia, fisika, dan
biologi. Mengingat pentingnya kebutuhan pembelajaran IPA secara praktik di SMA, kendala-kendala yang ada tersebut dapat mempengaruhi efektivitas
pemanfaatan laboratorium IPA. Pemanfaatan alat di laboratorium IPA yang maksimal dapat menunjang
kegiatan praktikum peserta didik dengan baik. Pemanfaatan alat di laboratorium IPA mengandung beberapa aspek, diantaranya adalah pemahaman siswa dalam
menggunakan alat praktikum, rasional ketersediaan alat praktikum dengan jumlah peserta didik, serta pelaksanaan prosedur yang benar terkait penggunaan alat
praktikum. Jumlah alat yang tersedia di laboratorium perlu diperhatikan pula untuk memudahkan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan praktikum
sehingga diharapkan peserta didik dapat memahami materi pembelajaran secara optimal. Selain itu, pemanfaatan laboratorium IPA dari sisi pemanfaatan fungsi
laboratorium juga harus diperhatikan agar peserta didik dapat menerapkan ilmu
7
teori yang didapatnya, menemukan konsep baru bagi peserta didik yang didasarkan pada konsep yang telah dirumuskan sebelumnya oleh para ahli,
bersikap ilmiah, terampil, menumbuhkan minat, inspirasi, dan motivasi dalam mempelajari materi IPA.
Melihat begitu pentingnya laboratorium IPA sebagai sarana pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
bagi peserta didik maka sarana pendidikan di sekolah tersebut perlu dikelola dengan baik agar pemanfaatan alat dan fungsi laboratorium IPA dapat tercapai
secara efektif. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian berkenaan dengan efektivitas pemanfaatan laboratorium IPA yang berjudul
“Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Sleman
”. Adapun penelitian ini ditinjau dari efektivitas pemanfaatan saranaalat dan fungsi laboratorium IPA di
SMA Negeri se-Kabupaten Sleman. Penelitian hanya dilakukan di SMA Negeri karena sekolah negeri mendapatkan perlakuan yang sama dari pemerintah,
terutama dari sisi pembiayaan dan juga pengelolaan lembaga langsung oleh pemerintah melalui dinas pendidikan. Dengan demikian, peneliti ingin
mengetahui bagaimana pemanfaatan laboratorium IPA di SMA Negeri se- Kabupaten Sleman apakah sudah efektif ataupun belum.