Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN
43 singkat, kadangkala juga dapat mengubah data ke dalam angka-angka atau
peringkat-peringkat. Namun dalam penyajiannya angka-angka tersebut juga harus dilengkapi dengan kata-kata untuk mendeskripsikan makna dari angka-angka
tersebut. 2.
Penyajian data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara utama bagi
analisis kualitatif yang valid. Penyajian data terdapat berbagai jenis, yaitu matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan-kesimpulan akhir mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang
digunakan, tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara
induktif”. Namun, makna-makna atau hasil dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak
demikian, dapat dikatakan kita menarik mengenai sesuatu yang terjadi yang tidak jelas kebenaran dan kegunaannya.
Dari ketiga hal tersebut, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulanverifikasi sebagai jalinan pada saat sebelum, selama, dan sesudah
44 pengumpulan data. Peneliti harus siap selama pengumpulan data, selanjutnya
bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulanverifikasi selama sisa waktu penelitian. Pengkodean data, misalnya
reduksi data, menjurus ke arah gagasan-gagasan baru guna dimasukkan ke dalam suatu matriks penyajian data. Pencatatan data mempersyaratkan reduksi
data selanjutnya. Begitu matriks terisi, kesimpulan awal dapat ditarik. Tetapi hal tersebut menggiring pada pengambilan keputusan misalnya menambah kolom
lagi untuk menguji kesimpulan tersebut. Deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk menganalisis hasil pengamatan
peneliti dan kolaborasi dengan guru kelas yang berupa kemampuan menyimak. Sedangkan analisis data kuantitaif digunakan untuk menganalisis data yang
berupa angka yang digunakan untuk mengetahui persentase kemampuan menyimak. Analisis penelitian ini akan akan disimpulkan secara umum kondisi
yang sebenarnya dengan cara menganalisis meningkatkan kemampuan menyimak menggunakan metode bercerita. Analisis tersebut tentu dinyatakan dalam sebuah
predikat yang berfungsi menunjukkan seperti keadaan kualitatifnya. Dari lembar observasi dan rubrik penilaian menyimak, dapat diketahui
persentase kemampuan menyimak anak berada dalam kriteria mana. Untuk mengetahui persentase kemampuan menyimak maka rumus penilaian yang
digunakan untuk mencari persentase dalam penelitian ini menurut Ngalim Purwanto 2006: 102 sebagai berikut:
45
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
Hasil penghitungan tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam kriteria keberhasilan menurut Suharsimi Arikunto 1992: 208 dalam Tabel 5 sebagai
berikut:
Tabel 5. Persentase Kriteria Keberhasilan No Kriteria
Keberhasilan Persentase
1. Berkembang Sangat Baik BSB
76 -100 2.
Berkembang Sesuai Harapan BSH 56 - 75
3. Mulai Berkembang MB
45 - 55 4.
Belum Berkembang BB 40