20 4
Menyimak eksplorastif Menyimak eksplorasi adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. 5
Menyimak interogatif Menyimak interogatif adalah jenis menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan dan perhatian, serta pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara. Karena penyimak akan mengajukan
banyak pertanyaan. 6
Menyimak selektif Menyimak selektif adalah menyimak dengan melengkapi menyimak pasif.
Jenis menyimak yang dikembangkan di Taman Kanak-kanak menurut Bromley dalam Nurbiana Dhieni dkk. 2008: 4.14 adalah menyimak informatif,
menyimak kritis, dan menyimak apresiatif. Menyimak informatif berubungan dengan mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-
fakta atau ide ide. Menyimak kritis lebih dari sekedar mengidentifikasi dan mengingat fakta, ide, dan hubungan-hubungan. Kemampuan ini membutuhkan
kemampuan untuk menganalisis apa yang didengar dan membuat sebuah keterangan tentang hal tersebut serta membuat generalisasi berdasarkan apa yang
didengar. Menyimak apresiatif adalah kemampuan untuk menikmati dan merasakan apa yang didengar.
8. Kemampuan Menyimak Anak
Kemampuan menyimak pada anak yang dinyatakan oleh Tulare Country Schools dalam Tarigan, 2008: 64-65 terdapat uraian sebagai berikut:
21 a.
Taman Kanak-kanak 4,5-6 tahun 1
Menyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok bermain; 2
Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita atau dongeng;
3 Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang sederhana.
b. Kelas satu 5,5-7 tahun
1 Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pikiran atau untuk
mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan; 2
Dapat mengulangi secara tepat sesuatu yang telah didengarnya; 3
Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan. Perkembangan menyimak anak 5-6 tahun yang dikemukakan oleh Jalongo
2007: 87 ialah sebagai berikut:
a. Identifies basic colors and shapes.
b. Can demonstrate understanding of spatial relations on, under, near,
behind. c.
Perceives differences in pitch highlow and can conceptualize them as “stairsteps.”
d. Can follow more involved instructions e.g., operate piece of computer
software. e.
Listens to longer stories and identifies with story characters. f.
Understands and uses all types of sentences and clauses e.g., “Yes, you can go outside but first you need to put on your boots”.
g. Retains information in the correct sequence e.g., can retell a familiar
story in considerable detail. Perkembangan menyimak pada anak tersebut meliputi: mengidentifikasi warna
dan bentuk dasar; dapat mendemonstrasikan pemahaman hubungan spasial, misalnya di dalam, di bawah, dekat, di samping; dapat mengikuti petunjuk yang
kompleks; mampu mendengar cerita yang panjang dan mengidentifikasi karakter
22 cerita, memahami dan menggunakan semua jenis kalimat dan klausa; serta
menyimpan informasi dalam urutan yang benar.
B. Metode Bercerita
1. Pengertian Metode Bercerita
Aspek pengembangan anak usia dini sangat luas dan hal tersebut dapat dicapai dengan pendekatan yang beragam. Salah satu di antaranya adalah dengan
melakukan metode bercerita. Metode bercerita adalah salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah
satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita yang disampaikan secara lisan Moeslichatoen R, 2004 : 157.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan
dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut
menyampaikannya dengan menarik Nurbiana Dhieni dkk. 2008: 6.4. Bercerita ialah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu
kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain melalui ucapan dan penuturan tentang suatu
ide Bachtiar S. Bachri, 2005: 10. Moeslichatoen R 2004: 26 berpendapat kegiatan bercerita juga dapat
mewariskan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan pada anak. Implementasi dari metode bercerita adalah kegiatan bercerita. Sementara dalam konteks
pembelajaran anak usia dini bercerita dapat dikatakan sebagai upaya untuk