Financial Inclusion URAIAN TEORITIS

49 a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat pemilihan produk atau jasa dengan menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang diinginkan. b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkat pencarian informasi ini dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. c. Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses mengenai informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu selanjutnya melihat kepada atribut dari produk dan jasa. d. Keputusan membeli yaitu tahap ini konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan seta membentuk niat pembeli, dan pembeli akan menjatuhkan pilihan pada apa yang dia sukai. e. Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali.

2.9. Financial Inclusion

Financial inclusion merupakan koreksi terhadap financial exclution yang dalam penjelasannya adalah sebuah kondisi financial yang hanya menguntungkan segelintir pihak saja. Definisi lain dari financial Inclusion menurut World Bank, 2008 dan European Commision 2008 adalah sebagai suatu Universitas Sumatera Utara 50 kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan entah dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan. Hal ini tentunya dengan sekilas kita mengetahui konsep dan tujuan dari Financial Inclusion ini, besar harapan untuk dapat menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan yang ada di Indonesia ini tentunya. Seperti penyelamatan usaha lokal dan usaha mandiri agar tercapainya koherenitas terhadap perkembangan zaman. Dalam perencanaan ini sebagaimana mestinya masyarakat miskin bisa mendapatkan kemudahan akses untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, serta mendapatkan layanan yang pro rakyat. Melalui program financial inclusion ini akan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan produk-produk perbankan yang ada sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan program financial inclusion masyarakat memiliki akses akan informasi yang luas terhadap produk-produk perbankan baik dalam hal investasi maupun kredit sehingga dana yang ada dimasyarakat dapat ditampung oleh bank untuk investasi kemudian disalurkan juga untuk kepentingan masyarakat juga. Beberapa ahli telah menyatakan bahwa akses ke jasa keuangan seperti sektor perbankan dapat membantu mengurangi kemiskinan di kota maupun di pedesaan dimana penduduk dapat memperoleh pinjaman kecil ataupun besar untuk mengembangkan usaha mereka sehingga memungkinkan mereka untuk semakin maju dan bertumbuh. Menurut Haughton dan Khandker 2009 bahwa penyebab ketidakmampuan dalam kemiskinan adalah akibat ketiadaan modal. Universitas Sumatera Utara 51 Oleh karena itu peran program financial inclusion menciptakan akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh produk-produk perbankan baik memahami manfaat setiap produk maupun menggunakannya produk dan jasa perbankan tersebut. Dampak yang diharapkan bahwa financial inclusion mampu membantu keluarga berpenghasilan rendah dan miskin mencapai stabilitas keuangan. Akses ke keuangan memberikan orang kesempatan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar , membangun aset, melindungi terhadap risiko, berinvestasi dalam proyek yang menghasilkan pendapatan, dan pengembangan usaha pembiayaan. Financial inclusion dipandang sebagai prasyarat penting bagi pencapaian simultan dari pertumbuhan dan ekuitas pertumbuhan inklusif, yang sebelumnya dianggap mustahil. Sarma dan Pais 2008 memiliki mengidentifikasi dua efek berpotensi positif dari financial inclusion pada perekonomian. Pertama, dengan membantu mengalokasikan sumber daya secara efisien, inklusi mengurangi biaya penggunaan modal dan membantu ekonomi tumbuh pesat. Kedua, menekan pertumbuhan sumber kredit informal, seperti rentenir yang mengenakan tingkat bunga yang tinggi dan yang peminjam adalah rumah tangga sebagian besar miskin. penindasan ini maka harus menurunkan suku bunga yang dikenakan pada pinjaman informal, sehingga peminjam miskin dapat membuat lebih baik menggunakan pinjaman informal mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, financial inclusion dapat mempromosikan baik pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Universitas Sumatera Utara 52 Salah satu program dalam financial inclusion adalah mempermudah akses terhadap produk dan jasa perbankan. Sebagai kota besar Medan memiliki potensi ekonomi yang baik sehingga berdampak positif pada pemanfaatan produk dan jasa keuangan. Pemanfaatan produk perbankan oleh masyarakat perlu dipahami oleh masyarakat. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan akan mengoptimalkan peran perbankan dalam perkembangan pasar keuangan di Medan dan Indonesia secara luas.

2.10. Kerangka Konseptual