Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

(1)

SKRIPSI

PERSEPSI DAN TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAT

KOTA MEDAN TERHADAP PRODUK-PRODUK

PERBANKAN (

FINANCIAL INCLUSION

)

OLEH

Taufiq Akbar Siregar

110523034

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

Nama : Taufiq Akbar Siregar

NIM : 110523034

Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

Tanggal, __________ Ketua Program Studi

Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D

NIP. 197105032003121003

Tanggal, __________ Ketua Departemen

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Taufiq Akbar Siregar

NIM : 110523034

Departemen : Strata-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul Skripsi : Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)

Tanggal, __________ Pembimbing

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec.

NIP. 197304081998021001

Tanggal, __________ Pembaca Penilai


(4)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion)” adalah benar hasil dari karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan badan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari masyarakat Kota Medan atau saya kutip hasil karya orang lain telah mendapat izin dan atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

Taufiq Akbar Siregar


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.

Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.


(6)

ABSTRACT

This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify and analyze the level of public understanding of Medan on banking products issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.

The data used in this study are primary data and secondary data. Data was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and other media. The analytical method used is descriptive analysis using the computer program SPSS version 17.0.

The result shows the level of public understanding of Medan on banking products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people is just 10% of respondents.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xi

Daftar Lampiran ... xii

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Hipotesa ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

Bab II Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Bank ... 7

2.2. Bank Umum ... 10

2.2.1. Pengertian Bank Umum ... 10

2.2.2. Kegiatan Bank Umum ... 10

2.2.3. Sumber Pendanaan Bank Umum ... 13

2.3. Bank Perkreditan Rakyat ... 15

2.3.1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat ... 15

2.3.2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat ... 16

2.4. Produk-Produk Perbankan ... 16

2.5. Perilaku Konsumen ... 29

2.6. Pengetahuan Produk ... 31

2.7. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Usia Masyarakat Terhadap Produk Perbankan ... 32


(8)

Konsumen ... 33

2.9. Financial Inclusion ... 34

2.10. Kerangka Konseptual ... 37

Bab III Metode Penelitian ... 38

3.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian ... 38

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel ... 38

3.3. Metode Pengambilan Sampel ... 39

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6. Pengolahan Data ... 41

3.7. Metode Analisis Data ... 42

Bab IV Analisis dan Pembahasan ... 44

4.1. Statistik Deskriptif ... 44

4.1.1. Analisis Karateristik Responden ... 44

4.2. Pembahasan ... 56

4.2.1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 56

4.2.1.1. Uji Validitas ... 56

4.2.1.2. Uji Realibilitas ... 57

i. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen i ... 57

ii. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen ii ... 58

iii. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen iii ... 60

iv. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen iv ... 62

v. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen v ... 63

vi. Uji Validitas dan Realibilitas Segmen vi ... 64

vii. Uji Validitas dan Reabilitas Segmen vii ... 66

viii. Uji Validitas dan Reabilitas Segmen viii ... 67

4.2.2. Analisis Deskriptif ... 68

4.2.2.1. Deskripsi Gambaran Umum Mengenai Perbankan ... 68 4.2.2.2. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk


(9)

Perbankan Berbentuk Simpanan dan Investasi ... 71 4.2.2.3. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Berbentuk Kredit dan Pembiayaan ... 74 4.2.2.4. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk

Perbankan Berbentuk Jasa-Jasa Perbankan ... 76 4.2.2.5. Deskripsi Pemahaman Masyarakat mengenai

Prosedur Permohonan Produk Perbankan ... 79 4.2.2.6. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap

Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk

Perbankan Berupa Simpanan ... ... 82 4.2.2.7. Deskripsi Pemahaman Masyarakat Terhadap

Hak dan Kewajiban dalam Menggunakan Produk

Perbankan Berupa Kredit ... 84 4.2.2.8. Deskripsi Informasi Produk-Produk Perbankan

yang Memudahkan Pemahaman ... 87

Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan ... 90 5.2. Saran ... 92


(10)

DAFTAR TABEL

NO TABEL JUDUL HALAMAN

3.1 Sampel Penelitian ... 39 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 44 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ... 46 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapata Per

Bulan ... 49 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sebagai

Nasabah Bank Negeri/Swasta ... 51 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah

Rekening Yang Dimiliki Oleh Responden ... 52 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama

Responden Menjadi Nasabah ... 54 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan ... 55 4.10 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 57 4.11 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 58 4.12 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 59 4.13 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 59 4.14 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk


(11)

4.15 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan ... 61 4.16 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Perbankan ... 62 4.17 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Perbankan ... 63 4.18 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

Keuangan Perbankan ... 63 4.19 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

Keuangan Perbankan ... 64 4.20 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 65 4.21 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 65 4.22 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan ... 66 4.23 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa


(12)

4.24 Hasil Uji Validitas Pertanyaan Informasi yang

Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.25 Hasil Uji Realibilitas Pertanyaan Informasi yang

Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan ... 67 4.26 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum

Mengenai Perbankan ... 69 4.27 Jawaban Masyarakat Tentang Gambaran Umum

Mengenai Perbankan Per Kecamatan ... 70 4.28 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi ... 72 4.29 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Simpanan dan Investasi Per Kecamatan ... 72 4.30 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan ... 74 4.31 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 75 4.32 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Keuangan ... 77 4.33 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Produk Perbankan Berbentuk

Jasa-Jasa Keuangan Per Kecamatan ... 78 4.34 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan Produk

Keuangan Perbankan ... 80 4.35 Jawaban Masyarakat Mengenai Prosedur Permohonan


(13)

4.36 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan ... 82 4.37 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Simpanan Per Kecamatan ... 83 4.38 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan ... 85 4.39 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemahaman

Masyarakat Terhadap Hak dan Kewajiban Dalam Menggunakan Produk-Produk Perbankan Berupa

Kredit dan Pembiayaan Per Kecamatan ... 86 4.40 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi

yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan 88 4.41 Jawaban Masyarakat Mengenai Pemberi Informasi

yang Memudahkan Pemahaman Mengenai Perbankan


(14)

DAFTAR GRAFIK

NO GRAFIK JUDUL HALAMAN

4.1 Grafik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 47 4.2 Grafik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Responden ... 48 4.3 Grafik Responden Berdasarkan Pendapatan Per

Bulan ... 50 4.4 Grafik Responden Berdasarkan Jumlah

Rekening Yang Dimiliki Responden ... 52 4.5 Grafik Responden Berdasarkan Lama


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL HALAMAN


(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (Financial Inclusion). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan terhadap produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank. Produk perbankan sendiri bersifat simpanan, pinjaman dan jasa keuangan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada masyarakat di 5 kecamatan Kota Medan, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, literatur, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17.0.

Hasil yang diperoleh menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Kota Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank adalah lebih 70% paham akan tetapi untuk masyarakat berpenghasilan rendah masih memiliki pemahaman yang bervariasi lebih dari 10% masih belum paham.


(17)

ABSTRACT

This study entitles Public Perception and Understanding Levels of Medan City Against Banking Products (Financial Inclusion). This study aims to identify and analyze the level of public understanding of Medan on banking products issued by banks. The Banking products are deposits, loans and financial services.

The data used in this study are primary data and secondary data. Data was collected by distributing questionnaires to 100 peoples in 5 districts in Medan city, while the secondary data obtained from books, literatures, the internet and other media. The analytical method used is descriptive analysis using the computer program SPSS version 17.0.

The result shows the level of public understanding of Medan on banking products issued by banks is over 70% but the understanding of low-income people is just 10% of respondents.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu ekonomi yang semakin luas menimbulkan ekpansi kegiatan ekonomi di segala lini. Baik itu dalam sektor industri, perdagangan, jasa dan lain-lain terus mengalami ekstensifikasi dan intensifikasi dalam bidangnya masing-masing. Hal ini juga tidak terhindar dalam sektor keuangan, dimana sektor keuangan merupakan sebuah wujud dari pasar uang. Pasar uang sendiri menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20) adalah “ suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara”.

Secara sederhana dapat disampaikan bahwa pasar uang merupakan medium untuk menyalurkan dana dari pemilik dana kepada calon yang akan memakai dana tersebut dimana pemilik dana akan menerima bunga atau bagi hasil atas pemakaian dana tersebut.

Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) “mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter”. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana.


(19)

lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka meminjamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Sertifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah (Pandji Anorga dan Piji Pakarti (2001:19)). Sebagaimana pentingnya fungsi pasar uang itu maka diperlukan regulasi yang tepat dalam mengendalikan.

Bank sebagaimana disebutkan diatas merupakan salah satu pelaku pasar uang mempunyai peranan yang vital dalam menjalani peran sebagai pelaku pasar uang. Dimana bank dapat sebagai pemilik dana dapat pula sebagai pihak yang memerlukan dana dari pasar uang tersebut.

Dalam rangka mencapai kebijakan moneter yang efektif dan efisien maka kegiatan perbankan di Indonesia saat ini diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia. Dimana tugas utama Bank Indonesia yang dituangkan dalam UU No. 23 Tahun 1999 yaitu :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank

Sesuai tugas BI diatas, maka BI dapat mengeluarkan kebijakan dalam rangka mengatur kegiatan perbankan untuk mencapai kestabilan moneter yang diharapkan dapat mengendalikan jumlah uang yang beredar dan kelancaran sistem pembayaran.


(20)

Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI, Bank Umum dapat menghimpun dana dari masyarakat melalui produk-produk perbankannya selain itu juga menyalurkan dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk keuangan seperti berbagai macam kredit. Selain menghimpun dana masyarakat bank sendiri memiliki berbagai layanan yang bersifat jasa yang dapat memperlancar arus sistem pembayaran. Melalui berbagai produk perbankan tersebut memainkan peran yang vital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Produk-produk perbankan yang disediakan oleh bank diharapkan telah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena setiap produk perbankan memiliki keunggulan masing-masing yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat, maka masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya menempatkan dana tersebut. Disamping itu masyarakat dapat pula memanfaatkan fasilitas pendanaan yang lebih dikenal dengan kredit dari bank. Oleh karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya baik sebagai bentuk kebutuhan yang produktif maupun konsumtif.

Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia merupakan sebuah peluang yang besar untuk bank mengembangkan usahanya dalam bidang jasa keuangan. Apalagi peran Medan sebagai salah satu pusat ekonomi di Pulau Sumatera. Sehingga memerlukan jasa keuangan dalam mempermudah transaksi keuangan dan sistem pembayaran. Dengan jumlah masyarakat kota Medan menurut hasil sensus tahun 2010 sebanyak 2.109.339 jiwa maka hal ini


(21)

merupakan potensi yang bisa digali oleh bank untuk menghimpun dan menyalurkan dananya kepada masyarakat kota Medan.

Berdasarkan penelitian Resi Hana Ester Silaban (2009) bahwa pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pertumbuhan dana masyarakat di bank maka perlu dilakukan pengkajian apakah masyarakat sendiri telah memahami produk-produk perbankan yang mereka gunakan dan sejauh mana mereka memahami produk-produk lain dari perbankan.

Sebagai salah satu langkah Bank Indonesia dalam melaksanakan tugasnya yang dituangkan pada UU No.23 Tahun 1999 dimana salah satunya mengatur dan mengawasi bank maka Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan berupa Program Financial Inclusion yang dikeluarkan pada Tahun 2010 adapun program tersebut berisi 23 butir yang meliputi lima aspek, yakni kebijakan penguatan stabililitas moneter, kebijakan mendorong peran intermediasi perbankan, kebijakan meningkatkan ketahamam perbankan, penguatan kebijakan makroprudensial, serta penguatan fungsi pengawasan. Salah satu langkah yang ditegaskan Gubernur BI pada saat itu yaitu meluncurkan program akses kepada lembaga keuangan yang bertujuan untuk meniadakan hambatan akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan, baik yang bersifat harga maupun non harga

Mengacu survei Bank Dunia pada Tahun 2009, sekitar 32% dari masyarakat Indonesia atau 76 juta penduduk masih dalam kondisi financially exclude, yaitu belum tersentuh jasa yang paling dasar dari sektor keuangan seperti bank maka kebijakan BI ini diharapkan memberikan stimulus kepada masyarakat untuk memahami produk-produk perbankan yang kelak dapat menghimpun dana


(22)

masyarakat lebih banyak. Berkaitan dengan itu penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi dan tingkat pemahaman masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan (Financial Inclusion)”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai kajian dasar penelitian yang akan dilakukan yaitu apakah masyarakat Kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank.

I.3. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah dan teoritis diatas, maka penulis membuat hipotesis bahwa masyarakat kota Medan mengetahui dan memahami produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh Bank.

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan dikarenakan latar belakang yang ada sehingga hasil penelitian dapat memberikan manfaat. Penelitian ini diharapkan menghasilkan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan pertimbangan dan masukan kepada industri perbankan dalam menghimpun dana masyarakat maupun dalam menyalurkannya.


(23)

2. Menghimpun informasi sejauh mana masyarakat di Kota Medan memahami produk-produk perbankan.

3. Membantu dalam memberikan infomasi bagi penelitian selanjutnya.

4. Sebagai sarana menambah wawasan ilmiah dalam menempuh pendidikan ekonomi pembangunan.


(24)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Bank

Definisi atau batasan mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain, letak perbedaan hanya akan terlihat pada tugas dan jenis usaha bank tersebut. Dibawah ini, akan dikemukakan definisi bank menurut beberapa ahli.

Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, “Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, mana pun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan tempat uang giral”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa bank merupakan organisasi yang bersifat memberikan bantuan dana kepada pihak lain.

Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana (sinungan, 1993:3).

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 23 Tahun 1999 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam pengertian ini bank bersifat sebagai sebuah organisasi yang tidak hanya bersifat mencari keuntungan atas produk-produk yang mereka keluarkan tetapi juga mempunyai peran untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan


(25)

Menurut Thamrin dan Francis (2012) kalau dilihat dari fungsinya, maka definisi bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Pertama : Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama ini bank menerima uang serta dana-dana yang lainnya dari masyarakat dalam bentuk :

 Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/diambil kembali setiap

saat.

 Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang

penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang ditentukan habis.

 Simpanan dalam rekening koran/giro atas nama si penyimpan giro, yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet, giro, atas perintah tertulis kepada bank.

Pengertian yang pertama mencerminkan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.

Kedua : bank dilihat sebagai pemberi kredit, artinya bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.

Ketiga : bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.


(26)

Dari uraian di atas jelaslah, bahwa selain mengemban tugas sebagai agent of development (melayani penyaluran kredit), juga bertindak selaku agent of trust

(melayani jasa-jasa dalam bentuk pengamanan pengawasan harta milik) baik perorangan, kelompok atau perusahaan.

Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan terdapat dua jenis bank, yaitu :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Terdapat perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat pada kegiatannya dimana peran bank umum dalam lalu lintas pembayaran dilaksanakan sedangkan pada BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dapat diambil kesimpulan bahwa bank umum memiliki lingkup peran dan fungsi lebih luas dari BPR. Sehingga bank umum memberikan manfaat yang diperoleh lebih besar bagi nasabahnya.


(27)

2.2. Bank Umum

2.2.1 Pengertian Bank Umum

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana berdasarkan UU tersebut seluruh kegiatan bank umum masih dibawah pengawasan Bank Indonesia sebelum nantinya akan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang telah terbentuk.

2.2.2 Kegiatan Bank Umum

Sesuai dengan kata umum yang terdapat pada kata bank umum maka kegiatan bank umum tidak hanya bergerak pada satu usaha saja. Kegiatan usaha pada bank umum seperti dijelaskan sebelumnya bahwa bank sebagai penerima kredit sekaligus pemberi kredit secara luas baik bagi perusahaan maupun masyarakat per individu. Kegiatan bank umum menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit merupakan kegiatan inti dari bank umum. Lebih lanjut dapat diurai kegiatan bank umum menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.


(28)

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

o Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

o Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.

o Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah. o Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

o Obligasi.

o Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun. o Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan

satu (1) tahun

5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga.


(29)

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.

10.Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11.Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat.

12.Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

13.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu bank umum dapat pula :

1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan


(30)

4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

Bank Umum sendiri secara pembiayaan dan penempatan dana dapat dibagi prinsip kerjanya menjadi berdasarkan yaitu :

1. Berdasarkan prinsip konvensional  2. Berdasarkan prinsip syariah   2.2.3. Sumber Pendanaan Bank Umum

Dalam melakukan kegiatannya bank umum dapat mengelola dana dari berbagai sumber. Dana yang dimiliki oleh bank umum bersumber dari :

i. Dana Modal Sendiri

Dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik bank. Dalam neraca bank, dana sendiri tertera pada rekening modal, cadangan dan laba tercantum pada sisi passiva (liabilitas). Bagian dari dana sendiri yakni :

a) Modal yang disetor, merupakan jumlah dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada saat bank berdiri. Umumnya modal setoran pertama dari para pemegang saham sebagian dipergunakan untuk sarana perkantoran dan lain-lain. b) Cadangan-cadangan, merupakan bagian dari laba setelah dipotong

pajak yang mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ketiga atau rapat anggota apabila bank tersebut bentuk koperasi yang disisihkan dalam bentuk cadangan umum dan cadangan tujuan dimana


(31)

c) Laba yang ditahan, merupakan saldo laba bersih dikurangi pajak yang oleh RUPS atau Rapat Anggota tidak dibagi dan kadang dimasukkan kedalam modal kerja.

ii. Dana Pinjaman dari Pihak Luar

Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pinjaman dana pada pihak bank tersebut. Mereka terdiri dari :

a) Pinjaman dari bank-bank lain yang dikenal dengan nama Inter Bank Call Money Market. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan mendesak yang diperlukan bank misalnya kalau terjadi

rush (penarikan secara besar-besaran), atau kalah kliring jangka waktu call money biasanya tidak lama (hanya beberapa hari saja) dan kadang hanya satu malam sehingga disebut dengan overnight call money. Interbank Call Money juga dapat dimanfaatkan oleh bank yang mengalami kelebihan likuiditasnya sehingga dana tersebut dapat jadi produktif.

b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain di luar negeri yang biasanya berbentuk jangka menengah atau panjang.

c) Pinjaman dari Bank Sentral atau Bank Indonesia yang disebut dengan Kredit Likuiditas (KLBI).


(32)

iii. Dana Dari Masyarakat (Dana Pihak ke Tiga)

Dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana ini tersebut terdiri dari Giro (demand deposite), Tabungan, dan Deposito yang dihimpun dari masyarakat dan akan dibahas lebih lanjut nantinya dalam penelitian ini.

2.3. Bank Perkreditan Rakyat

2.3.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ketentuan tersebut diberlakukan karena mengingat bahwa lembaga-lembaga tersebut telah berkembang dari lingkungan masyarakat Indonesia, serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan lembaga dimaksud diakui. Oleh karena itu, UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status lembaga-lembaga dimaksud. Untuk menjamin


(33)

kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persy-ratan dan tatacara pemberian status lembaga-lembaga dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2.3.2 Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Menurut Ototritas Jasa Keuangan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya sebagai sebuah bank maka BPR melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan kredit.

3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah,sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.

2.4 Produk-Produk Perbankan


(34)

Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga standar pelayanan dalam hal produk dan jasa keuangan. Produk-produk perbankan menurut Bank Indonesia dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Simpanan dan Invetasi

Simpanan dan investasi merupakan bentuk produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank untuk menghimpun dana dari masyarakat. Beberapa bentuk produk simpanan dan investasi yaitu :

a. Deposito

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Dimana walau telah berakhir deposito dapat diperpanjang secara otomatis (automatic roll over). Deposito sendiri dapat berbentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa. Bunga dapat diambil setelah tanggal jatuh tempo atau dimasukkan lagi ke pokok deposito untuk didepositokan lagi pada periode berikutnya. Deposito terdiri dari :

(1) Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito merupakan simpanan yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat, tanpa mencantumkan nama pemilik deposito. Sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Pembayaran bunga sertifikat deposito dapat dilakukan


(35)

dimuka, tiap bulan atau pada saat jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai.

(2) Deposito Berjangka

Deposito berjangka merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu. Dimana umumnya berjangka waktu mulai dari 1, 3, 6, 12 sampai dengan 24 bulan diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga.

(3) Deposit On Call (DOC) Dalam hal ini nasabah yang mempunyai dana cukup besar yang sementara tidak dipergunakan Deposito On Call dalam jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama 1 bulan. Sebelum dana tersebut hendak dicairkan, maka nasabah tersebut harus memberitahukan 3 hari sebelumnya dan bunga dihitung secara negosiasi antara nasabah dengan bank.

b. TabunganKu (Tabungan)

TabunganKu atau biasa disebut dengan tabungan secara umum menurut BI merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkat kesejahteraan masyarakat.

Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang meluncurkan


(36)

produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama. TabunganKu biasanya tidak dibebani biaya administrasi bulanan dimana setoran awal minimal Rp 20.000 dengan setoran selanjutnya minimal Rp 10.000 dan saldo minimum rekening setelah penarikan adalah Rp 20.000. Saldo dorman (tidak ada transaksi 6 bulan berturut-turut maka kena biaya penalti sebesar Rp 2.000 per bulan dan apabila saldo mencapai kurang dari Rp 20.000 maka rekening akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo.

Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah adalah Rp 20.000. Jumlah minimum penarikan di counter sebesar Rp 100.000 kecuali pada saat nasabah ingin menutup rekening. Bunga/Bonus Wadiah

dihitung berdasarkan saldo harian dan tidak progresif. Bunga/bonus wadiah dibayarkan mengikuti periode pembayaran masing-masing bank. Suku bunga/bonus wadiah :

a) Bank Umum Konvensional, dengan saldo :

(i) Rp 0 sampai dengan Rp 500.000 tidak diberikan bunga. (ii)Diatas Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 sebesar

0,25% per tahun.

(iii) Diatas Rp 1.000.000 sebesar 1% per tahun. b) Bank umum syariah/unit usaha syariah :

(i) Menganut skema wadiah, dengan ketentuan dan


(37)

(ii)Bank umum syariah yang memberikan bonus maksimal setara dengan 1% per tahun.

Biaya penggantian buku/lembar statement apabila hilang/rusak adalah gratis. Persyaratan lain untuk penggantian buku yang hilang/rusak, mengikuti ketentuan yang berlaku di bank masing-masing.

2. Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang meluncurkan produk TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada produk TabunganKu selama tidak melanggar kesepakatan bersama. Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh industri perbankan.

Bukti kepemilikan rekening bersifat optional dimana format disesuaikan dengan infrastruktur masing-masing bank (Buku, Bukti Kepemilikan Tabungan, dan Lembar Statement). Diberikan opsi penggunaan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dimana biaya bulanan kartu ATM, hilang/rusak, cetak ulang PIN dan biaya transaksi di ATM disesuaikan dengan ketentuan di masing-masing bank. Persyaratan lain untuk penggantian kartu ATM yang hilang/rusak mengikuti ketentuan masing-masing bank. Selain itu layanan jasa perbankan lainnya dan biayanya mengikuti ketentuan di masing-masing bank. Hal-hal lain yang tidak diatur dalam fitur standard


(38)

(mandatory) adalah bersifat opsional dan akan disesuaikan dengan ketentuan masing-masing bank.

c. Giro

Rekening Giro atau current account adalah salah satu produk perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun nasabah badan usaha dalam rupiah ataupun mata uang asing yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan menggunakan warkat cek atau bilyet giro.

Persyaratan dalam membuka rekening giro adalah sebagai berikut : 1) Semua warga negara Indonesia dan warga negara asing.

2) Badan usaha dan institusi lain yang sah menurut hukum yang berlaku.

Dengan menjadi nasabah giro maka akan memperoleh fasilitas dalam melakukan transaksi keuangan yaitu :

1) Melakukan pembayaran dengan menggunakan cek (cheque) Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek dikeluarkan oleh bank apabila nasabah memiliki rekening giro. 2) Melakukan pembayaran dengan bilyet giro. Bilyet giro adalah

cara pembayaran yang berbeda dengan cek, dimana penerima dana tidak dapat melakukan pencairan secara tunai, tetapi harus melalui pemindahbukuan ke rekening yang bersangkutan. Bilyet giro akan berfungsi sama dengan cek silang.


(39)

2. Kredit dan Pembiayaan

Bank menyalurkan dana yang dimilikinya agar lebih produktif melalui berbagai macam bentuk kredit dan pembiayaan yaitu :

a. Kredit Kepemilikan Kendaraan (K3)

Kredit kepemilikan kendaraan (K3) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank untuk pembelian kendaraan baru atau bekas. Khusus untuk kendaraan bekas, bank biasanya menetapkan batasan usia kendaraan yang dapat dibiayai sesuai ketentuan dari bank. Dalam hal ini biasanya bank tidak memberikan pendanaan sepenuhnya maka nasabah sebaiknya menyiapkan down payment

(uang muka atau lebih sering disingkat DP). b. Kredit Tanpa Jaminan (KTJ)

Kredit Tanpa Jaminan (KTJ) adalah kredit yang diberikan bank dalam bentuk uang tunai, yang dapat diperoleh tanpa memberikan jaminan. KTJ biasanya diberikan oleh bank untuk berbagai kebutuhan semisal biaya pendidikan, renovasi rumah, modal kerja dan kebutuhan lainnya.

Karakteristik KTJ adalah sebagai berikut : 1) Tidak memerlukan jaminan

2) Proses kredit biasanya lebih cepat dan mudah

3) Biaya provisi dan administrasi akan langsung di debet dari rekening nasabah bersangkutan


(40)

5) Total kredit dapat diambil tunai

6) Perhitungan bunga dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dimasing-masing bank.

7) Dapat diajukan oleh karyawan, wiraswasta, atau profesional Keuntungan dari KTJ yaitu :

1) Plafon kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan

2) Dapat membayar dengan jumlah yang relatif fleksibel, sesuai dengan kemampuan keuangan

3) Dana kredit dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan 4) Jangka waktu kredit fleksibel

5) Dapat membayar angsuran melalui transfer maupun tunai c. Kredit Usaha

Kredit usaha adalah penyediaan dana dalam jumlah tertentu dari bank untuk mendukung tujuan usaha kreditur dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam yang mewajibkan kreditur selaku peminjam untuk melunasi pinjaman dalam waktu tertentu beserta pembayaran bunga dan biaya lainnya.

Pinjaman yang diberikan untuk membantu keperluan usaha nasabah yang mencakup :

1) Kebutuhan modal kerja, yakni untuk menutupi kebutuhan pembelian persediaan ataupun membiayai piutang dagang. Umumnya jangka waktu pinjaman antara 1-3 tahun dan bank


(41)

dapat memberikan kesempatan bagi nasabah untuk memperpanjang fasilitas kreditnya apabila telah jatuh tempo. Pembayaran kredit dapat secara mencicil ataupun sekaligus lunas.

2) Kebutuhan investasi, yakni untuk mendukung kebutuhan dana pembiayaan investasi jangka panjang seperti pembelian kios, ruko, mesin, pembangunan pabrik, atau pembelian kendaraan lain-lain. Jangka waktu untuk investasi biasanya cukup panjang (lebih dari 3 tahun). Umumnya pelunasan kredit investasi dilakukan dengan cara mencicil pokok dan bunga secara bulanan.

Yang menjadi jaminan dalam kredit usaha adalah kelayakan usaha berupa arus uang usaha anda namun ada kalanya bank membutuhkan jaminan tambahan berupa aset untuk lebih meningkatkan keyakinan bank.

d. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah.

Di Indonesia saat ini dikenal ada 2 jenis KPR yaitu :

1) KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang


(42)

telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa subsidi yang meringankan kredit dan subsidi yang menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit ini diatur tersendiri oleh pemerintah sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

2) KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa biaya diantaranya biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya asuransi kebakaran, biaya premi asuransi jiwa selama masa kredit. Metode perhitungan bunga KPR mengenal 3 metode perhitungan bunga yaitu :

1) Flat, dalam metode ini perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulan karena bunga dihitung dari prosentase bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Rumus perhitungannya :

Bunga Per Bulan = (P x i x t) : jb P = Pokok pinjaman awal


(43)

i = Suku bunga per tahun

t = Jumlah tahun jangka waktu kredit

jb = Jumlah bulan dalam jangka waktu kredit

2) Efektif, metode ini menghitung bunga yang harus dibayarkan setiap bulan sesuai dengan saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya. Rumus perhitungan bunganya adalah sebagai berikut :

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya i = Suku bunga per tahun

30 = Jumlah hari dalam satu bulan 360 = Jumlah hari dalam satu tahun

3) Annuitas tahunan dan bulanan, merupakan modifikasi dari metode efektif. Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar sama setiap bulan. Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif yaitu :

Bunga = SP x i x (30/360)

SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya i = Suku bunga per tahun

30 = Jumlah hari dalam satu bulan 360 = Jumlah hari dalam satu tahun


(44)

Dalam prakteknya metode suku bunga yang digunakan adalah suku bunga efektif atau anuitas.

Keuntungan KPR yaitu :

1) Nasabah tidak perlu menyediakan dana tunai untuk membeli rumah karena nasabah cukup menyediakan uang muka. Apalagi dengan mahalnya harga properti saat ini maka KPR sangat membantu bagi golongan menengah ke bawah.

2) KPR memiliki jangka waktu yang panjang angsuran yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan penghasilan.

3. Jasa – Jasa Bank

Jasa-jasa yang dapat diberikan oleh bank kepada masyarakat menurut BI yaitu:

a. Menerima Setoran-setoran berupa :  Pembayaran pajak

 Pembayaran telepon, listrik, dan air

b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :  Gaji/pensiun/honorarium

 Pembayaran dividen/kupon/bonus

c. Dalam lingkup pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi :


(45)

 Penanggung  Wali amanat

 Perantara perdagangan efek  Perdagangan efek

 Perusahaan pengelola dana

d. Transfer merupakan jasa kiriman uang anar bank baik antar bank yang sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun dalam negeri.

e. Inkaso (collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat-surat berharga lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri.

f. Kliring (clearing) merupakan jasa penarikan warkat yang berasal dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank.

g. Safe Deposit Box adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman bagi penggunanya.

h. Bank Card merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM.


(46)

j. Bank garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.

k. Referensi bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank. l. Bank Draft merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.

m. Letter of Credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor.

n. Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang bisa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan diberbagai tempat.

o. Electronic Banking, Bank menyediakan layanan electronic banking

atau lebih dikenal dengan e-banking untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya akan alternatif media untuk melakukan transaksi perbankan selain yang tersedia dikantor cabang atau ATM berbentuk

internet banking, mobile banking, phone banking, dan sms banking. 2.5. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:200) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi keputusan konsumen :

1) Faktor Budaya


(47)

2) Faktor Sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarki yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yaitu :

a. Kelompok acuan b. Keluarga

c. Peran dan status

3) Faktor Pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu :

a. Umur dan tahap daur hidup b. Pekerjaan

c. Situasi ekonomi d. Gaya hidup

e. Kepribadian dan konsep diri

4) Faktor psikologis adalah faktor yang paling mendasar dalam diri individu yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam mengonsumsi. Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu yang sekarang tanpa mengabaikan pengaruh


(48)

dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian meliputi :

a. Motivasi b. Persepsi c. Pengetahuan

d. Keyakinan dan sikap 2.6. Pengetahuan Produk

Sumarwan membagi pengetahun konsumen menjadi 3, yaitu : 1) Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, teknologi produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olsen menyatakan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Peter dan Olsen (dalam Sumarwan 2003:122) membagi 4 pengetahuan produk yaitu :

a. Pemahaman atribut produk atau tentang karateristik, b. Pengetahuan tentang manfaat produk.

c. Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis (emosi, perasaan, dan mood).

d. Pengetahuan tentang kepuasaan yang diberikan produk pada konsumen.

2) Pengetahuan Pembelian


(49)

a. Pengetahuan tentang toko.

b. Pengetahuan tentang lokasi produk pada toko tersebut. c. Penempatan produk yang sebenarnya pada produk tersebut. 3) Pengetahuan Pemakaian

Suatu produk dapat memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan. Agar produk tersebut memberikan manfaat yang maksimal, maka konsumen harus mampu menggunakan produk tersebut sesuai dengan ketentuannya.

2.7. Tingkat Pendidikan dan Tingkat Usia Masyarakat Terhadap Produk Perbankan

Menurut Wikipedia Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan secara aktif untuk mewujudkan pengembangan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan individu dan masyarakat. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang relatif mudah mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Selain mudah memperoleh informasi seseorang yang berpendidikan akan lebih mudah pula memahami informasi yang diperoleh sehingga mengetahui manfaat suatu informasi.

Pengaruh usia terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang juga berpengaruh terhadap penerimaan informasi dan pemahaman. Semakin bertambah usia maka semakin berkembang daya tangkap dan pola pikir manusia sehingga semakin membaik pemahaman dan pengetahuan yang dapat diterima.


(50)

Pengaruh tingkat pendidikan dan usia ini terhadap pemahaman produk-produk perbankan juga bisa jadi relevan dikarenakan dinamisnya perkembangan bank untuk melakukan inovasi dalam pelayanan sehingga masyarakat seharusnya semakin melek terhadap produk-produk finasial dari perbankan.

2.8. Pengaruh Tingkat Pemahaman Pada Perilaku Konsumen

Menurut Amena (2014:22) Tingkat pemahaman mempunyai pengaruh yang kuat bagi masyarakat/konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman masyarakat dalam mengambil keputusan adalah citra, pelayanan, dan produk. Tingkat pemahaman sering terjadi tolak ukur masyrakat dalam memutuskan untuk menggunakan suatu produk atau tidak. Semakin tinggi pemahaman konsumen terhadap suatu produk maka semakin yakin konsumen tersebut untuk menggunakan atau membeli suatu produk. Maka penting untuk memberikan pemahaman atau pengetahuan akan suatu produk pada konsumen.

Menurut Setiadi (2003) menyatakan ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian suatu produk atau jasa yaitu pengenalan produk, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Skema Perilaku Konsumen

Setiadi (2003) mengemukakan secara lebih terperinci dari gambar di atas sebagai berikut :

Pengenalan  Produk 

Pencarian  Informasi 

Evaluasi  Alternatif 

Keputusan  Pembelian 

Perilaku Pasca  Pembelian 


(51)

a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat pemilihan produk atau jasa dengan menyadari banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkat pencarian informasi ini dibagi menjadi dua tingkat. Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

c. Evaluasi alternatif yaitu konsumen memproses mengenai informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu selanjutnya melihat kepada atribut dari produk dan jasa.

d. Keputusan membeli yaitu tahap ini konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan seta membentuk niat pembeli, dan pembeli akan menjatuhkan pilihan pada apa yang dia sukai.

e. Perilaku pasca pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan sama sekali.

2.9. Financial Inclusion

Financial inclusion merupakan koreksi terhadap financial exclution yang dalam penjelasannya adalah sebuah kondisi financial yang hanya menguntungkan segelintir pihak saja. Definisi lain dari financial Inclusion menurut World Bank, 2008 dan European Commision 2008 adalah sebagai suatu


(52)

kegiatan menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan segala bentuk hambatan entah dalam bentuk harga ataupun non harga terhadap akses masyarakat dalam menggunakan atau memanfaatkan layanan jasa keuangan. Hal ini tentunya dengan sekilas kita mengetahui konsep dan tujuan dari Financial Inclusion ini, besar harapan untuk dapat menyelamatkan masyarakat dari kemiskinan yang ada di Indonesia ini tentunya. Seperti penyelamatan usaha lokal dan usaha mandiri agar tercapainya koherenitas terhadap perkembangan zaman. Dalam perencanaan ini sebagaimana mestinya masyarakat miskin bisa mendapatkan kemudahan akses untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, serta mendapatkan layanan yang pro rakyat.

Melalui program financial inclusion ini akan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan produk-produk perbankan yang ada sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan program financial inclusion masyarakat memiliki akses akan informasi yang luas terhadap produk-produk perbankan baik dalam hal investasi maupun kredit sehingga dana yang ada dimasyarakat dapat ditampung oleh bank untuk investasi kemudian disalurkan juga untuk kepentingan masyarakat juga.

Beberapa ahli telah menyatakan bahwa akses ke jasa keuangan seperti sektor perbankan dapat membantu mengurangi kemiskinan di kota maupun di pedesaan dimana penduduk dapat memperoleh pinjaman kecil ataupun besar untuk mengembangkan usaha mereka sehingga memungkinkan mereka untuk semakin maju dan bertumbuh. Menurut Haughton dan Khandker (2009) bahwa penyebab ketidakmampuan dalam kemiskinan adalah akibat ketiadaan modal.


(53)

Oleh karena itu peran program financial inclusion menciptakan akses yang mudah bagi masyarakat untuk memperoleh produk-produk perbankan baik memahami manfaat setiap produk maupun menggunakannya produk dan jasa perbankan tersebut. Dampak yang diharapkan bahwa financial inclusion mampu membantu keluarga berpenghasilan rendah dan miskin mencapai stabilitas keuangan. Akses ke keuangan memberikan orang kesempatan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar , membangun aset, melindungi terhadap risiko, berinvestasi dalam proyek yang menghasilkan pendapatan, dan pengembangan usaha pembiayaan.

  Financial inclusion dipandang sebagai prasyarat penting bagi pencapaian simultan dari pertumbuhan dan ekuitas (pertumbuhan inklusif), yang sebelumnya dianggap mustahil. Sarma dan Pais (2008) memiliki mengidentifikasi dua efek berpotensi positif dari financial inclusion pada perekonomian. Pertama, dengan membantu mengalokasikan sumber daya secara efisien, inklusi mengurangi biaya penggunaan modal dan membantu ekonomi tumbuh pesat. Kedua, menekan pertumbuhan sumber kredit informal, seperti rentenir yang mengenakan tingkat bunga yang tinggi dan yang peminjam adalah rumah tangga sebagian besar miskin. penindasan ini maka harus menurunkan suku bunga yang dikenakan pada pinjaman informal, sehingga peminjam miskin dapat membuat lebih baik menggunakan pinjaman informal mereka untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, financial inclusion dapat mempromosikan baik pertumbuhan ekonomi dan pemerataan.


(54)

Salah satu program dalam financial inclusion adalah mempermudah akses terhadap produk dan jasa perbankan. Sebagai kota besar Medan memiliki potensi ekonomi yang baik sehingga berdampak positif pada pemanfaatan produk dan jasa keuangan. Pemanfaatan produk perbankan oleh masyarakat perlu dipahami oleh masyarakat. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan akan mengoptimalkan peran perbankan dalam perkembangan pasar keuangan di Medan dan Indonesia secara luas.

2.10. Kerangka Konseptual

Pendidikan yang dimaksud penulis adalah pendidikan formal terakhir yang didapat responden apakah itu SD, SMP, SMA setingkatnya sampai perguruan tinggi berupa diploma ataupun sarjana.

Usia yang dimaksud penulis adalah jumlah tahunan hidup yang dijalani responden sampai saat penelitian.

Pekerjaan yang dimaksud penulis adalah profesi yang dijalani responden pada saat penelitian.

Pendapatan Per Bulan yang dimaksud penulis adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari berbagai sumber selama satu bulan.

Nasabah Bank yang dimaksud penulis adalah responden merupakan nasabah bank negeri/swasta. Jumlah rekening yang dimiliki dan sudah berapa lama menjadi nasabah

Kecamatan tempat tinggal responden untuk mengetahui setiap kecamatan tentang pemahaman produk perbankan.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :

3.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa mengenai persepsi dan pemahaman masyarakat kota Medan terhadap produk-produk perbankan yang dikeluarkan oleh bank dimana hal ini telah menjadi perhatian dalam program

Financial Inclusion. Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan pada 5 Kecamatan yaitu Medan Kota, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Area.

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah penduduk kota Medan. Jumlah penduduk kota Medan saat berdasarkan data BPS pada 2012 adalah sebanyak 2.122.804 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.047.875 jiwa dan perempuan 1.074.929 jiwa. Jumlah penduduk yang akan dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 100 jiwa. Hal ini berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin (Umar, 2000) sebagai berikut :

n = N 1 + N x e2


(56)

n = 2.122.804 1 + (2.122.804)x(0,1)2 n = 99,99 ≈ 100 responden Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi

E = Persentase Kelonggaran Kesalahan

Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin, maka didapatkan jumlah sampel penelitian sebanyak 99,99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel atau responden dalam penelitian ini menggunakan teknik Disproporsional Stratified Sampling yaitu mengambil sampel dengan tidak memperhatikan perbandingan banyaknya populasi pada tiap-tiap kecamatan. Setiap-tiap kecamatan yang dijadikan sampel diambil dengan jumlah yang sama. Dimana sampel yang diperoleh dibagi sama rata untuk setiap kecamatan, yaitu masing-masing 20 orang setiap kecamatan.

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

NO Kecamatan Sampel

1 Medan Kota 20

2 Medan Johor 20

3 Medan Petisah 20

4 Medan Baru 20

5 Medan Area 20


(57)

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan

cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan disebabkan karena objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Dari 21 kecamatan yang ada di kota Medan, penulis mengambil 5 kecamatan sebagai sampel dan dipilih secara acak.

3.4. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi langsung dari objek penelitian. Data ini berwujud tindakan dan kata-kata masyarakat untuk diteliti. Pengumpulan data primer dapat diperoleh melalui penyebaran kuesioner, observasi, dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Data ini berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Penulis mendapatkan data sekunder dari berbagai tulisan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis dan tersusun rapi yang akan diberikan kepada responden terpilih.


(58)

Keterangan :

SP = Sangat Paham Skor = 5

P = Paham Skor = 4

CP = Cukup Paham Skor = 3

KP = Kurang Paham Skor = 2

TP = Tidak Paham Skor = 1

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung kepada responden untuk mendapatkan data dan keterangan yang lebih lengkap dan akurat.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung tanpa mengajukan pertanyaan terhadap objek yang diteliti.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan mempelajari berbagai informasi dan data-data yang diperoleh melalui buku, jurnal, situs internet, literatur, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah yang dijadikan referensi bagi peneliti.

3.6. Pengolahan Data

Penulis menggunakan program komputer SPSS versi 17 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.


(59)

3.7. Metode Analisis Data a.Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang membuktikan bahwa apa yang diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi didalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan memang sesuai dengan yang sebenarnya terjadi. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh dengan instrument, yakni instrument itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sesungguhnya (Nasution, 1996 : 105). Validitas berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total Correlation. Pengujian dilakukan dengan software SPSS 17.0 (Statistic Package for The Social Science 17.0) for windows dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen yang merujuk pada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itu digunakan orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan oleh kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau berlainan (Suryabrata, 2004 : 58). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui


(60)

konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen dan hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi jawaban kuesioner. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 17.0. Nilai alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha lebih besar daripada rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel. Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95% dengan kriteria rhitung < rtabel adalah sebagai berikut : 0,00 ≤ rhitung ˂ 0,20 : Reliabilitas sangat rendah

0,20 ˂ rhitung ˂ 0,40 : Reliabilitas rendah 0,40 ˂ rhitung ˂ 0,60 : Reliabilitas sedang/cukup 0,60 ˂ rhitung ˂ 0,80 : Reliabilitas tinggi

0,80 ˂ rhitung ˂ 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi c. Analisis Deskriptif

Metode analisis ini merupakan metode analisis dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterprestasikannya sehingga menghasilkan kesimpulan. Penyajian analisis deskriptif dalam penelitian ini berupa tabel, frekuensi dan persentase, tabulasi data, crosstabs, gambar serta grafik.


(61)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistik Deskriptif

4.1.1. Analisis Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain jenis kelamin, umur, dan kecamatan. Karakteristik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka responden yang diambil adalah laki-laki dan perempuan. Dari hasil kuesioner yang diperoleh data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 49 49

Perempuan 51 51

Jumlah 100 100 Sumber : Data primer diolah (2014)

Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 51 orang atau 51% dan sisanya 49 orang atau 49% adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan oleh masyarakat yang dijumpai pada saat penelitian lebih


(62)

b. Umur

Berdasarkan umur responden terbagi dalam 6 kelompok yaitu umur 15-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65 tahun, lebih dari 65 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

15-25 tahun 32 32

26-35 tahun 16 16

36-45 tahun 14 14

46-55 tahun 24 24

56-65 tahun 8 8

lebih dari 65 tahun 6 6

Jumlah 100 100 Sumber : Data primer diolah (2014)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kelompok umur 15-25 tahun yang menjadi responden sebanyak 32 orang (32%), kelompok umur 26-35 tahun yang menjadi responden sebanyak 16 orang (16%), kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 14 orang (14%), kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 24 orang (24%), kelompok umur 56-65 tahun sebanyak 8 orang (8%), dan kelompok umur lebih dari 65 tahun sebanyak 6 orang (6%).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah masyarakat yang umurnya 15-25 tahun dan 46-55 tahun. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berumur 15-25 tahun dan 46-55 tahun lebih


(63)

mudah dijumpai dan diminta waktunya untuk diajak menjadi responden dalam penelitian ini dibandingkan kelompok umur lainnya.

c. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan pendidikan terakhir responden terbagi dalam 6 kelompok yaitu tidak sekolah, SD/MI, SMP/MTs Sederajat, SMU/MA/SMK Sederajat, Diploma I/III, dan Sarjana. Data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 2 2

SD/MI 7 7

SMP/MTs Sederajat 8 8

SMU/MA/SMK Sederajat 32 32

Diploma I/III 20 20

Sarjana (S1/S2/S3) 31 31

Jumlah 100 100

Sumber : Data Primer Diolah (2014)

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kelompok yang tidak sekolah yang menjadi responden sebanyak 2 orang (2%), kelompok pendidikan SD/MI yang menjadi responden sebanyak 7 orang (7%), kelompok pendidikan SMP/MTs Sederajat sebanyak 8 orang (8%), kelompok pendidikan SMU/MA/SMK Sederajat sebanyak 32 orang (32%), kelompok pendidikan Diploma I/III sebanyak 20 orang (20%), dan kelompok pendidikan Sarjana (S1/S2/S3) sebanyak 31 orang (31%).


(64)

Grafik 4.1

Grafik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah masyarakat yang berpendidikan terakhir SMU/MA/SMK Sederajat dan Sarjana (S1/S2/S3). Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendidikan terakhir SMU/MA/SMK Sederajat dan Sarjana (S1/S2/S3) lebih mudah dijumpai dan diminta waktunya untuk diajak menjadi responden dalam penelitian ini dibandingkan kelompok umur lainnya. Selain itu lebih peduli terhadap penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat.

d. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan responden terbagi dalam 6 kelompok yaitu PNS/TNI/Polisi, Karyawan BUMN/Swasta, Wiraswata, Pensiunan, Pelajar/Mahasiswa, dan Lainnya. Data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah sebagai berikut :


(65)

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

PNS/TNI/Polisi 37 37

Karyawan BUMN/Swasta 10 10

Wiraswata 13 13

Pensiunan 7 7

Pelajar/Mahasiswa 16 16

Lainnya 17 17

Jumlah 100 100

Sumber : Data Diolah (2014)

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelompok pekerjaan PNS/TNI/Polisi yang menjadi responden sebanyak 37 orang (37%), kelompok pekerjaan Karyawan BUMN/Swasta yang menjadi responden sebanyak 10 orang (10%), kelompok pekerjaan Wiraswata sebanyak 13 orang (13%), kelompok pekerjaan Pensiunan sebanyak 7 orang (7%), kelompok pekerjaan Pelajar/Mahasiswa sebanyak 16 orang (16%), dan kelompok Lainnya yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga, Cleaning Service, dll sebanyak 17 orang (17%).

Grafik 4.2


(66)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai PNS/TNI/Polisi dan Lainnya yang terdiri dari Ibu Rumah Tangga, Cleaning Service, dll. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpekerjaan sebagai PNS/TNI/Polisi lebih mudah dijumpai oleh peneliti dikarenakan berlatarbelakang pekerjaan yang sama dan mudah dimintai menjadi responden. Sedangkan untuk pekerjaan lainnya dikarenakan minimnya kesibukan yang dimiliki responden sehingga mereka lebih mudah meluangkan waktu untuk berpartisipasi menjadi responden.

e. Pendapatan Per Bulan

Berdasarkan pendapatan per bulan responden terbagi dalam 5 kelompok yaitu (a) Kurang dari Rp 1.000.000, (b) Rp 1.000.001 s.d Rp 2.500.00, (c) Rp 2.500.001 s.d. Rp 5.000.000, (d) Rp 5.000.001 s.d. Rp 10.000.000, dan dengan pendapat per bulan (e) diatas Rp 10.000.000. Data karakteristik responden berdasarkan pendapatan per bulan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Pendapatan Per Bulan Frekuensi Persentase (%)

Kurang Dari Rp 1.000.000 31 31

Rp 1.000.001 s.d Rp 2.500.000 19 19

Rp 2.500.001 s.d Rp 5.000.000 33 33

Rp 5.000.001 s.d Rp 10.000.000 13 13

Lebih dari Rp 10.000.000 4 4

Jumlah 100 100


(67)

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kelompok berpendapatan per bulan Kurang Dari Rp 1.000.000 yang menjadi responden sebanyak 31 orang (31%), kelompok berpendapatan Rp 1.000.001 s.d Rp 2.500.000 yang menjadi responden sebanyak 19 orang (19%), kelompok berpendapatan Rp 2.500.001 s.d Rp 5.000.000 sebanyak 33 orang (33%), kelompok berpendapatan Rp 5.000.001 s.d Rp 10.000.000 sebanyak 13 orang (13%), dan kelompok berpendapatan lebih dari Rp 10.000.000 sebanyak 4 orang (4%).

Grafik 4.3

Grafik Pendapatan Per Bulan Responden

Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi sampel untuk dijadikan responden paling banyak adalah masyarakat yang memiliki pendapatan per bulan Rp 2.500.001 s.d Rp 5.000.000 dan Kurang Dari Rp 1.000.000. Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendapatan Rp 2.500.001 s.d Rp 5.000.000 dikarenakan berlatarbelakang pekerjaan berupa PNS/TNI/Polisi sebagaimana


(68)

diungkapkan pada uraian sebelumnya bahwa banyak responden berlatar belakang PNS/TNI/Polisi maka ini juga dapat memberikan gambaran penghasilan rata-rata PNS/TNI/Polisi per bulan. Sedangkan untuk pendapatan dibawah Rp 1.000.000 kebanyakan dimiliki oleh para mahasiswa/pelajar dan pekerjaan lainnya seperti ibu rumah tangga, cleaning service, buruh, dll.

f. Responden Nasabah Bank

Berdasarkan informasi dari responden maka dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Responden Sebagai Nasabah Bank Negeri/Swasta

Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Ya 79 79

Tidak 21 21

Jumlah 100 100

Sumber : Data primer diolah (2014)

Berdasarkan hasil pengolahan data dari jawaban responden maka dapat diperoleh bahwa sebanyak 79 orang menyatakan bahwa mereka merupakan nasabah dari suatu bank negeri/swasta sedangkan sisanya sebanyak 21 orang (21%) menyatakan bahwa mereka bukan merupakan nasabah dari suatu bank negeri/swasta.

g. Jumlah Rekening Yang Dimiliki Responden

Berdasarkan jumlah rekening yang dimiliki responden terbagi dalam 5 kelompok yaitu (a) Tidak ada , (b) 1 (satu) rekening, (c) 2 (dua)


(69)

karakteristik responden berdasarkan jumlah rekening yang dimiliki responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Rekening Yang Dimiliki oleh Responden

Jumlah Rekening Frekuensi Persentase (%)

Tidak ada 21 21

1 (satu) rekening 45 45

2 (dua) rekening 19 19

3 (tiga) rekening 10 10

Lebih dari 3 rekening 5 5

Jumlah 100 100

Sumber : Data Diolah (2014)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang tidak memiliki rekening sebanyak 21 orang (21%), responden yang memiliki 1 (satu) rekening sebanyak 45 orang (45%), responden yang memiliki 2 (dua) rekening sebanyak 19 orang (19%), responden yang memiliki 3 (tiga) rekening sebanyak 10 orang (10%), dan responden yang memiliki lebih dari 3 (tiga) rekening sebanyak 5 orang (5%).

Grafik 4.4


(70)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi responden paling banyak adalah masyarakat yang memiliki 1 rekening dan yang tidak memiliki rekening di bank. Hal ini dikarenakan masyarakat masih hanya membutuhkan 1 rekening dalam aktivitas keuangan yang mereka jalani. Sedangkan yang tidak memiliki rekening bukan berarti semua mereka tidak pernah memiliki rekening di bank, sebagian dari responden yang menjawab tidak ada sebelumnya pernah memiliki rekening akan tetapi dengan jumlah pendapatan yang terbatas untuk kebutuhan hidup membuat tabungan mereka habis karena terpotong biaya administrasi sementara mereka tidak pernah menabung sehingga akhirnya tabungan mereka ditutup. Sebagian dari menjawab tidak memiliki rekening ini dikarenakan memang belum tersentuh produk-produk perbankan dan merasa tidak memerlukan produk-produk perbankan untuk aktivitas keuangan mereka.

h. Lama Menjadi Nasabah

Berdasarkan lama menjadi nasabah responden terbagi dalam 5 kelompok yaitu (a) 0 tahun, (b) 1 tahun, (c) 2 tahun, (d) 3 tahun, (e) 4 tahun dan (f) 5 tahun atau lebih. Data karakteristik responden berdasarkan lama menjadi nasabah adalah sebagai berikut :


(1)

Kuesioner Penelitian

Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota Medan

Terhadap Produk-Produk Perbankan (

Financial Inclusion

)

Assamualaikum Wr Wb. Salam sejahtera

Dalam rangka menunjang kegiatan penelitian yang akan saya lakukan

untuk meraih gelar sarjana program Srata-1 Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, saya sangat

mengharapkan Bapak/ Ibu/ Saudara/i bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan pendapat dan pengalaman mengenai pemahaman terhadap

produk-produk perbankan melalui kuesioner yang tersedia. Hal ini berkaitan dengan

skripsi saya yang berjudul Persepsi dan Tingkat Pemahaman Masyarakat Kota

Medan Terhadap Produk-Produk Perbankan (

Financial Inclusion

).

Bapak/ Ibu/ Saudara/i kami harapkan bisa memberikan informasi yang

sebenarnya secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada (kerahasiaan identitas

dan jawaban Bapak/ Ibu/ Saudara/i saya jamin penuh), sehingga dapat

memberikan sumbangan yang berarti pada penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasama yang telah Bapak/ Ibu/ Saudara/i berikan,

saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya


(2)

I. Identitas Responden :

Isilah data anda dengan memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda silang

:

1.

Jenis Kelamin :

a. Pria

b. Wanita

2.

Umur :

a. 15 – 25 tahun

d. 46 – 55 tahun

b. 26 – 35 tahun

e. 56 – 65 tahun

c. 36 – 45 tahun

f. Lebih dari 65 tahun

3.

Pendidikan Terakhir :

a. Tidak Sekolah

d. SMU/SMK/MAN Sederajat

b. SD/MI Sederajat

e. Diploma I/Diploma III

c. SMP/MTs Sederajat f. Sarjana (S1/DIV Sederajat, S2, S3)

4.

Pekerjaan :

a.

PNS/ABRI/Polisi

c.

Wiraswasta

e.

Pelajar

b. Karyawan BUMN/Swasta

d. Pensiunan

f. Lainnya ...

5.

Pendapatan per bulan :

a.

< Rp. 1.000.000

b.

Rp. 1.000.001 s.d. Rp. 2.500.000

c.

Rp. 2.500.001 s.d. Rp. 5.000.000

d.

Rp. 5.000.00 s.d Rp. 10.000.000

e.

Lebih dari Rp. 10.000.000

6.

Apakah anda adalah nasabah suatu bank negeri atau swasta :

a.

Ya

b.

Tidak

7.

Jika iya, Jumlah rekening bank yang dimiliki :

a. Tidak ada

c. 2

e. Lebih dari 3

b. 1

d. 3

8.

Jika iya berapa lama telah menjadi nasabah :

a.

0 tahun

c. 2 tahun

e. 4 Tahun

b.

1 tahun

d. 3 tahun

f. 5 tahun atau lebih

9.

Kecamatan tempat tinggal :

a. Medan Kota

d. Medan Baru

b. Medan Johor

e. Medan Area

c. Medan Petisah


(3)

II. Kuesioner

Cara menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda benar (√) pada kotak yang merupakan pendapat anda :

Keterangan :

SP = Sangat Paham Skor = 5

P = Paham Skor = 4

CP = Cukup Paham Skor = 3 KP = Kurang Paham Skor = 2 TP = Tidak Paham Skor = 1 i. Gambaran Umum Mengenai Perbankan :

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Bank dibagi menjadi dua menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

3. Bank secara pembiayaan dan penempatan dana secara prinsip dapat dibedakan berdasarkan prinsip konvensional atau syariah.

4. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya jasa keuangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

ii. Pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan berbentuk simpanan dan investasi:

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Deposito

2. Tabungan atau tabunganKu

3. Giro

4. Simpanan nasabah di bank dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila mana terjadi penutupan Bank sampai dengan maksimal Rp 2 Milyar.


(4)

iii. Pemahaman masyarakat terhadap produk perbankan berbentuk kredit dan  pembiayaan : 

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Kredit kepemilikan kendaraan (K3) 2. Kredit Tanpa Jaminan (KTJ)

3. Kredit Usaha

4. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

5. Kredit Investasi

6. Kredit Program (KUK Nelayan, PNPM, dll)

iv. Pemahaman masyarat terhadap produk perbankan berupa jasa‐jasa perbankan : 

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Transfer 2. Bank Draft 3.

Kliring

4. Safe Deposit Box

5. Bank Garansi

6.

Kartu Kredit

7.

Letter of Credit

8.

Travel Cheque

9.

Bank Notes (Valas)

10.

E-banking (internet banking, phone banking, sms

banking)

11.

ATM (Automated Teller Machine)

v. Sejauh mana pemahaman anda terhadap prosedur permohonan produk 

keuangan? 

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Penyimpanan dana pada bank (Simpanan dan Investasi)


(5)

vi. Pemahaman masyarakat terhadap hak dan kewajiban dalam menggunakan 

produk perbankan berupa simpanan 

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Untuk membuka rekening simpanan nasabah melakukan setoran awal dalam jumlah minimal yang ditentukan

2. Nasabah mengisi formulir pembukaan tabungan dengan dokumen yang diperlukan dan mengisi data dengan benar.

3. Membayar biaya administrasi yang telah ditetapkan oleh bank

4. Bank menjamin keamanan uang nasabah.

5. Bank menyampaikan ketentuan produk dan hal-hal lain yang diperlukan kepada calon nasabah/nasabah.

6. Bank akan memberikan bunga yang dihitung berdasarkan saldo tabungan.

vii. Pemahaman masyarakat terhadap hak dan kewajiban dalam menggunakan 

produk perbankan berupa kredit dan pembiayaan 

NO Pernyataan SP P CP KP TP

1. Nasabah memberikan data, berkas dan informasi yang benar sesuai yang ditentukan oleh bank.

2. Nasabah memberikan jaminan yang ditentukan oleh bank.

3. Nasabah membayar biaya yang administrasi yang ditentukan oleh bank.

4. Nasabah membayar kewajiban berupa pembayaran kredit sesuai tanggal jatuh tempo kredit.

5. Nasabah berhak memperoleh penjelasan dari bank mengenai perjanjian kredit yang diambilnya seperti syarat-syarat, pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain yang dikenakan.

6. Bank menjamin kerahasiaan data nasabah.

viii. Informasi produk‐produk perbankan yang memudahkan pemahaman diperoleh 

dari : 

NO Pernyataan SP P CP KP TP


(6)

3. Personal selling (Pameran,Iklan,dll)

4. Keluarga/Teman