22
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Bank
Definisi atau batasan mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu sama lain, letak perbedaan hanya akan terlihat pada tugas dan jenis usaha bank
tersebut. Dibawah ini, akan dikemukakan definisi bank menurut beberapa ahli. Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik, “Bank
adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain, mana pun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar dan tempat uang giral”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa bank merupakan organisasi
yang bersifat memberikan bantuan dana kepada pihak lain. Bank adalah suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan yang berfungsi
sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana sinungan, 1993:3.
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 23 Tahun 1999 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Dalam pengertian ini bank bersifat sebagai sebuah organisasi yang tidak hanya bersifat mencari keuntungan atas produk-produk yang mereka keluarkan
tetapi juga mempunyai peran untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
Universitas Sumatera Utara
23
Menurut Thamrin dan Francis 2012 kalau dilihat dari fungsinya, maka definisi bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
Pertama : Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian pertama
ini bank menerima uang serta dana-dana yang lainnya dari masyarakat dalam bentuk :
Simpanan atau tabungan biasa yang dapat dimintadiambil kembali setiap saat.
Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang
ditentukan habis. Simpanan dalam rekening korangiro atas nama si penyimpan giro, yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet, giro, atas perintah tertulis kepada bank.
Pengertian yang pertama mencerminkan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.
Kedua : bank dilihat sebagai pemberi kredit, artinya bahwa bank
melaksanakan operasi perkreditan secara aktif, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber
pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri. Ketiga
: bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanantabungan masyarakat maupun
melalui penciptaan uang bank.
Universitas Sumatera Utara
24
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa selain mengemban tugas sebagai agent of development
melayani penyaluran kredit, juga bertindak selaku agent of trust melayani jasa-jasa dalam bentuk pengamanan pengawasan harta milik baik
perorangan, kelompok atau perusahaan. Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan terdapat dua jenis
bank, yaitu : a.
Bank Umum b.
Bank Perkreditan Rakyat BPR Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran sedangkan Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Terdapat perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat
pada kegiatannya dimana peran bank umum dalam lalu lintas pembayaran dilaksanakan sedangkan pada BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dapat diambil kesimpulan bahwa bank umum memiliki lingkup peran dan fungsi lebih luas dari BPR. Sehingga bank umum memberikan manfaat
yang diperoleh lebih besar bagi nasabahnya.
Universitas Sumatera Utara
25
2.2. Bank Umum