Berlakunya Bahasa Jawa Kuna dan Munculnya Sastra Jawa Kuna

A. Berlakunya Bahasa Jawa Kuna dan Munculnya Sastra Jawa Kuna

Yang dimaksudkan sastra Jawa Kuna adalah karya sastra Jawa yang menggunakan bahasa yang dikategorikan sebagai bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Pertengahan. Secara administratif, peninggalan dari jaman Jawa Kuna yang menggunakan bahasa Jawa Kuna, yang ditemukan paling tua adalah prasasti Sukabumi yang menurut penanggalannya bertepatan dengan tanggal 25 maret tahun 804. Meskipun berupa bukti ex silentio, yakni bukti bisu tanpa penjelasan lain, namun tanggal inilah yang oleh Zoetmulder 1983: 3 dianggap sebagai tonggak yang mengawali sejarah bahasa Jawa Kuna. Dalam hal karya sastranya, di antara bahasa-bahasa Nusantara, bahasa Jawa memiliki kedudukan yang istimewa, karena memiliki peninggalan yang tertua di antaranya. Bila bahasa Melayu, Aceh, Batak, Minangkabau, Sunda, Bugis dan Bali, memiliki peninggalan karya sastra tertua dengan angka tahun sekitar tahun 1600-an, sastra dalam bahasa Jawa Kuna sebagian berasal dari abad ke-9 dan ke-10. Ciri yang menonjol dalam bahasa Jawa Kuna adalah banyaknya kosa kata yang berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut perkiraan Gonda, puisi Jawa Kuna yang disusun dalam metrum-metrum India kakawin mengandung kurang lebih 25 persen sampai 30 persen kesatuan kata yang berasal dari bahasa Sansekerta. Namun demikian, secara umum bahasa Jawa Kuna tetap mempertahankan struktur yang berciri bahasa Nusantara Zoetmulder, 1983: 8-9 . Seperti diketahui bahwa struktur bahasa Sansekerta itu bersifat fleksi, yakni dalam hubungannya dengan waktu kejadiannya dan pelakunya mengalami perubahan- perubahan kata kerja dan kata benda, seperti halnya dalam bahasa-bahasa Indo- Eropa Jerman, Inggris, dsb. Sedang bahasa-bahasa Nusantara bersifat aglutinasi, yakni sekedar merangkai kata dengan mengurutkan saja. Akhir masa berlakunya bahasa Jawa Kuna dan Jawa Pertengahan, dalam bentuk percakapan, ditandai oleh runtuhnya Majapahit dan mulai masuknya pengaruh Islam. Pada tahun 1512, kerajaan Daha mengirimkan perutusan ke pihak portugis. Kerajaan ini masih merupakan kerajaan Hindu-Jawa, namun beberapa saat kemudian kerajan ini lenyap. Tinggallah kerajaan kecil diujung pulau Jawa yakni di Blambangan yang masih merupakan kerajaan Hindu Jawa. Pada akhir abad ke-17 kerajaan itu pun musnah dan digantikan oleh penguasa-penguasa Islam. Ini menandakan tamatnya sastra Jawa Kuna yang selama enam abad mewujudkan kebudayaan Hindu Jawa. 40 Sejak runtuhnya Majapahit dan peralihan agama Hindu ke agama Islam terdapat ceritera-ceritera legendaris betapa berbagai buku-buku peninggalan Hindu Jawa dimusnahkan dan dibakar. Namun demikian masih ada beberapa buku yang tertinggal hingga saat ini, seperti cerita wayang Mahabharata dan Ramayana yang masih juga bertahan hingga kini. Dari sisi sastra tertulis memang hanya sedikit hasil karya sastra Hindu Jawa yang tersisa, antara lain syair Jawa Kuna Ramayana dan Arjunawiwaha. Bersyukurlah di Bali, kraton-kraton dan kasta Brahmin menjadi pelindung setia bagi warisan sastra Jawa Kuna Zoetmulder, 1983: 25.

B. Hasil-hasil Karya Sastra Jawa Kuna dan Jawa Pertengahan