45 kedisiplinan bertujuan untuk mendidik siswa agar sanggup memerintahkan
diri sendiri. Mereka dilatih untuk memahami, dapat menguasai kemampuan, juga melatih siswa agar ia dapat mengatur dirinya sendiri,
sehingga para siswa dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya sendiri.
4. Penelitian Anas Purwantoro tentang upaya sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa MTsN
Ngemplak, Sleman.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa MTsN Ngemplak sebenarnya sudah cukup baik hanya saja masih perlu adanya upaya peningkatan karena
sering terjadi pelanggaran terhadap tata tertib sekolah. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa meliputi:
pemberlakuan kode etik siswa, pemberian sanksi kepada siswa yang melanggar, penanaman kesadaran berdisiplin dalam diri siswa,
penggalakkan keteladanan dari para guru dalam berdisiplin, pemberian angket kesepakatan kesediaan mematuhi aturan sekolah kepada wali murid
sebagai wujud kerjasama orang tua dengan sekolah, diadakan berbagai kegiatan
penunjang upaya
peningkatan kedisiplinan
siswa dan
ekstrakurikuler, serta pemberian motivasi anak untuk selalu berdisiplin.
E. Kerangka Pikir
Arah dari pendidikan nasional ialah untuk menciptakan generasi yang cerdas intelektual dan berakhlak mulia. Namun kenyataannya, aspek afektif
dalam pembelajaran masih sering diabaikan. Prestasi dalam aspek kognitif masih sering dijadikan tolak ukur keberhasilan dalam sebuah pembelajaran.
46 Hal ini dapat berakibat terbentuknya individu-individu yang kecerdasan
intelektualnya bagus, tetapi memiliki karakter yang buruk. Berbagai pelanggaran hukum sering dijumpai di berbagai kalangan. Hal
semacam itu tidak akan terjadi apabila dalam setiap individu tertanam nilai moral dan karakter yang positif. Itulah pentingnya pendidikan karakter yang
diharapkan mampu menciptakan pribadi dengan akhlak mulia. Pelaksanaan pendidikan karakter dapat diterapkan di lingkup sekolah yang
salah satunya melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PJOK. Mata pelajaran PJOK sangat erat kaitaannya dengan nilai-
nilai karakter. Depdiknas Sukadiyanto, 2011: 438-439 menyatakan bahwa PJOK dapat mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis.Tetapi kenyataannya PJOK juga hanya fokus pada ranah kognitif dan psikomotorik, serta sering mengabaikan ranah
afektifnya. Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan di SD Negeri
Percobaan 3, diketahui bahwa sekolah tersebut telah berupaya untuk melaksanakan pendidikan karakter bagi peserta didiknya. Guru PJOK juga
selalu berusaha untuk menerapkan pendidikan karakter dalam setiap pembelajarannya, tetapi hasilnya belum maksimal.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa masih ada berbagai permasalahan dalam pembelajaran PJOK di kelas I dan IV yang terkait dengan
nilai disiplin dan tanggung jawab. Saat pembelajaran masih ada siswa yang datang terlambat. Ada pula beberapa siswa yang kurang disiplin perilaku.
47 Bahasa yang digunakan siswa juga terkadang kurang sopan. Selain itu, siswa
kurang bisa menghormati sesama temannya. Serta siswa kurang bertanggung jawab dengan penugasan yang diberikan kepadanya.
Melalui penelitian ini diharapkan mampu menggali lebih dalam terkait penerapan pendidikan karakter nilai disiplin dan nilai tanggung jawab dalam
mata pelajaran PJOK di kelas I dan IV SD Negeri Percobaan 3. Berikut ini gambar kerangka pikir dalam penelitian ini.
Gambar 1. Gambar Kerangka Pikir Arah pendidikan nasional
cerdas intelektual dan berkarakter mulia
Penerapan nilai disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran PJOK di SDN Percobaan 3
Pembelajaran yang masih mengabaikan ranah afektif
Hasil pendidikan karakter nilai disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran PJOK di SDN Percobaan 3
Program pendidikan karakter dalam mata pelajaran PJOK di SD N Percobaan 3
Arah pendidikan nasional cerdas intelektual dan berkarakter mulia
Pendidikan karakter di sekolah dasar
48
F. Pertanyaan Penelitian