96 2011: 69 dimana salah satu indikator dari tanggung jawab ialah
bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan. Selain itu aspek memenuhi kewajiban diri dan dapat dipercaya sesuai dengan pendapat
Sukadiyanto Darmiyati, 2011: 450 yang menjelaskan bahwa memenuhi kewajiban diri dan dapat dipercaya merupakan indikator dari tanggung
jawab.
4. Evaluasi Pembelajaran
Hasil observasi, wawancara dengan guru PJOK, wawancara dengan kepala sekolah, dan dokumentasi menunjukkan bahwa guru sudah membuat
instrumen evaluasi ranah afektif dalam menilai perilaku atau karakter anak. Selama pelaksanaan observasi guru hanya banyak menilai aspek
psikomotorik siswa saja berupa praktik tentang keterampilan tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, untuk penilaian afektif atau
karakter siswa maka guru melakukan penilaian perilaku secara kesuluruhan setiap akhir semester saja. Hal ini dibuktikan dengan dokumentasi lembar
nilai siswa dimana guru belum menilai ranah afektif siswa. Indikator penilaian karakter tersebut didasarkan pada perilaku siswa dalam setiap
kegiatan pembelajaran PJOK sehari-hari. Guru membuat instrumen evaluasi afektif dalam RPP berupa lembar observasi perilaku. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sungkono 2013: 7 yaitu instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui perilaku siswa terhadap materi pelajaran dapat berupa lembar
observasi.
97
5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Nilai Disiplin dan Nilai Tanggung Jawab dalam Pembelajaran PJOK
Faktor yang mendorong terlaksananya pendidikan karakter nilai disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran PJOK di SD N Percobaan 3
berdasarkan wawancara dengan guru PJOK ialah perilaku anak yang pada dasarnya sudah bagus, sehingga guru tinggal mengembangkan dan
mengarahkan jika ada yang kurang benar. Guru selalu memberikan teguran dan nasihat jika ada siswa yang tidak disiplin, berkelahi, atau berbuat jahil.
Setelah diberi nasihat atau teguran dari guru, siswa pun mengikuti nasehat atau teguran tersebut. Sehingga siswa mudah untuk ditanamkan disiplin dan
taggung jawab. Hal tersebut diperkuat dari komitmen guru maupun SD N Percobaan 3 yang disampaikan oleh kepala sekolah untuk selalu berusaha
maksimal menerapkan pendidikan karakter. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Furqon Hidayatullah 2010: 28 dimana diperlukan komitmen dari
pendidik agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat terlaksananya pendidikan
karakter nilai disiplin dan tanggung jawab dalam pembelajaran PJOK di SD Percobaan 3 ialah guru kesulitan dalam penguasaan kelas seperti
mengkondisikan dan mengatur anak karena harus mengajar 2 kelas sekaligus sehingga ada sekitar 56 anak atau lebih yang diampu dalam setiap
pembelajaran PJOK. Sehingga untuk mengamati secara detail setiap karakter anak itu guru merasa kesulitan, apalagi dengan karakteristik siswa
yang berbeda-beda. Selain itu juga lapangan di SD N Percobaan 3 tidak terlalu luas sehingga dengan anak sebanyak itu ruang untuk siswa
98 berolahraga masih kurang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Agus
Wibowo 2012: 70 yang menjelaskan bahwa salah satu kelemahan pembelajaran di kelas yang menyebabkan penerapan pendidikan karakter
tidak maksimal ialah proses pembelajaran di kelas belum secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik
secara beragam. Langkah yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hambatan tersebut
ialah dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga guru akan lebih mudah untuk mengatur atau mengarahkan siswa. Selain itu,
penilaian perilaku dilakukan pada akhir semester karena dengan banyaknya siswa maka guru tidak dapat menjangkau karakteristik satu persatu siswa
secara spesifik. Kepala sekolah juga mengupayakan untuk tahun-tahun mendatang kuota siswa perkelasnya akan sedikit dikurangi. Serta dapat pula
dengan menambah guru PJOK baru. Langkah yang dilakukan guru maupun kepala sekolah tersebut sesuai dengan pendapat Agus Wibowo 2012:71
yang menjelaskan bahwa untuk menanggulangi kelemahan penerapan pendidikan karakter salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan cara
mengembangkan kurikulum yang dilakukan oleh guru atau pembuat kebijakan. Salah satunya yaitu dengan membuat pembelajaran yang lebih
efektif dan mengurangi jumlah siswa per kelas pada tahun ajaran selanjutnya.
99
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki kekurangan karena keterbatasan peneliti. Penelitian ini hanya berfokus pada penerapan pendidikan karakter saat pembelajaran
PJOK. Sehingga sangat mungkin keadaan di luar jam pembelajaran PJOK
berbeda dengan data yang telah diperoleh.