8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoretik
Dalam bab ini diuraikan teori-teori mengenai aspek-aspek yang diteliti berdasarkan pandangan para ahli. Sesuai dengan judul penelitian ini, aspek-aspek
yang dibahas antara lain menulis sebagai keterampilan proses, manfaat menulis, hakikat karangan narasi, struktur karangan narasi, jenis karangan narasi, narasi
sugestif, unsur narasi sugestif, peran unsur lain dalam narasi sugestif, hakikat strategi TAD, langkah-langkah strategi TAD, menulis narasi sugestif dengan
strategi TAD, dan penilaian menulis narasi sugestif.
1. Menulis
a. Menulis sebagai Keterampilan Proses
Nurgiyantoro 2013: 499 menyatakan bahwa kompetensi menulis merupakan
kemampuan memergunakan
bahasa secara
tertulis untuk
mengekspresikan gagasan-gagasan atau menyampaikan informasi sesuai dengan konteks dan kebutuhan. Menulis merupakan keterampilan proses karena
membutuhkan persiapan dan perbaikan agar memuat gagasan dan informasi yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan.
Sumardjo 2007: 75 berpendapat bahwa proses kreatif menulis terdiri dari beberapa tahap, yakni tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap inspirasi, tahap
penulisan, dan tahap revisi. Rosidi 2009: 14 berpendapat bahwa tahap-tahap proses menulis terdiri dari pramenulis, penulisan draftburam, revisi, dan
9 publikasi. Jauhari 2013: 16 berpendapat bahwa menulis sebagai keterampilan
proses memiliki tiga tahapan, yakni fase persiapan, fase penulisan, dan fase perbaikan. Ketiga tahapan tersebut akan selalu dilalui oleh seorang penulis namun
tidak terjadi secara kaku atau harus selalu berurutan. Dalam proses menulis, tahap persiapan yang dilakukan dengan baik akan
menghasilkan tulisan yang baik pula. Sumardjo 2007: 75 mengungkapkan bahwa pada tahap persiapan seorang penulis telah menyadari apa yang akan
ditulisnya dan bagaimana ia akan menuangkan gagasan tersebut. Hal tersebut terkait dengan gagasan atau isi tulisan dan bentuk tulisan yang akan ditulisnya.
Jauhari 2013: 17 mengatakan bahwa pada fase persiapan penulis setidaknya telah melakukan beberapa hal penting, yaitu menentukan topik, menentukan
tujuan, menentukan calon pembaca, dan mengumpulkan informasi. Saat memasuki tahap penulisan, penulis harus berpedoman pada kerangka
karangan, tujuan, dan pokok bahasan. Penulis harus dapat menuangkan semua gagasannya dengan pengorganisasian secara cermat. Oleh sebab itu, struktur
karangan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Jauhari 2013: 22 mengungkapkan bahwa dalam penulisan karangan sastra, penulis harus
memerhatikan alur. alur tersebut diawali dengan perkenalan cerita, bagian inti yang berisi; konflik, konflik memuncak, terjadi klimaks, dan bagian akhir atau
penyelesaian. Tahap penulisan ini akan menghasilkan draf atau tulisan kasar. Draft hasil dari tahap penulisan tentu masih memiliki banyak kekurangan.
Tahap perbaikan merupakan upaya untuk meminimalisir kekurangan tersebut serta menyempurnakan tulisan. Rosidi 2009: 18 menyatakan bahwa dalam tahap
10 perbaikan penulis dapat mengubah, menambahkan, memperbaiki, mengganti,
menghilangkan, dan menyusun kembali isi karangan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahapan
menulis sebagai keterampilan proses terdiri dari tahap persiapan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan. Pada tahap persiapan, penulis harus menentukan gagasan
dan bentuk tulisan yang akan dibuatnya. Tahap penulisan akan menghasilkan draf atau tulisan kasar yang kemudian diperbaiki pada tahap revisi. Setelah itu, penulis
sebaiknya melanjutkan proses menulisnya hingga tahap publikasi.
b. Manfaat Menulis