9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap kepercayaan nasabah debitur BPR Parungpanjang.
2. Bagaimana pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap komitmen nasabah debitur BPR Parungpanjang.
3. Bagaimana pengaruh etiket, komunikasi, reputasi, kepercayaan dan komitmen terhadap kerelasian nasabah debitur BPR Parungpanjang.
4. Bagaimana pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap kepercayaan dan komitmen serta dampaknya pada kerelasian nasabah
debitur BPR Parungpanjang secara langsung maupun tidak langsung.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
1 Untuk menganalisis pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap kepercayaan nasabah debitur BPR Parungpanjang.
2 Untuk menganalisis pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap komitmen nasabah debitur BPR Parungpanjang.
3 Untuk menganalisis
pengaruh etiket,
komunikasi, reputasi,
kepercayaan dan komitmen terhadap kerelasian nasabah debitur BPR Parungpanjang
10 4 Untuk menganalisis pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi
terhadap kepercayaan dan komitmen serta dampaknya pada kerelasian nasabah debitur BPR Parungpanjang secara langsung maupun tidak
langsung. 2. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Bank Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
perencanaan dan pengimplementasian strategi manajemen bank dalam hal menjalin hubungan dengan pelanggannya untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh etiket, komunikasi, dan reputasi terhadap kepercayaan dan komitmen serta dampaknya pada kerelasian nasabah
debitur bank tersebut. b. Bagi Penulis
Sebagai suatu pengetahuan dan pengalaman sekaligus pengaplikasian pengetahuan yang diperoleh selama kuliah melalui pengkajian dalam
karya ilmiah ini. c. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan tambahan pengetahuan bagi para mahasiswa maupun pihak yang berkepentingan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang
11 sumber terbentuknya suatu hubungan pelanggan atau kerelasian
nasabah customer relationship pada suatu bank.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Perkreditan Rakyat
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Undang-Undang Perbankan No.14 tahun 1967, pengertian bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Selanjutnya berdasarkan penjelasan tentang Undang-Undang Perbankan
yang baru yaitu Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 maka dilakukan langkah-langkah penyempurnaan tata perbankan di Indonesia
diantaranya adalah langkah-langkah penyederhanaan jenis bank menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat BPR serta memperluas ruang
lingkup dan batas kegiatan yang dapat diselenggarakannya. Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992, bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Kasmir,2003 Selain itu, menurut UU No. 7 Tahun 1992, Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Menurut UU ini, Bank Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagasari LPN, Lembaga Perkreditan Desa LPD, Bank Kredit Desa
13 BKD, Bank Kredit Kecamatan BKK, Kredit Usaha Rakyat Kecil
KURK, Lembaga Perkreditan Kecamatan LPK, Bank Karya Produksi Desa BKPD dan atau lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu
diberi status BPR. Irmayanto, dkk, 2002:103 Pada ketentuan peralihan Undang-undang No.7 tahun 1992 tersebut
ada dua pengertian BPR yaitu : a. Pengertian sempit, yaitu BPR atau Bank Pasar pengertian sehari-hari,
bekas lembaga-lembaga perkreditan di kecamatan dan eks Bank Pasar. b. Pengertian luas, yaitu BPR kelompok 1 ditambah dengan KUD dan
Unit Desa Kota BRI. Sehubungan dengan penyederhanaan jenis bank yang terdapat di
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 yang disempurnakan lagi menjadi Undang-Undang Perbankan No.10
tahun 1998 maka jenis bank yang terdapat di Indonesia adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat BPR. Dahlan Siamat, 2001:88
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa :
a. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasar prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan usaha secara
konvensional atau berdasar prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
14 Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa pada dasarnya merupakan
penekanan pada fungsi tambahan bank umum dalam hal pemberian pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan definisi ini
dapat disimpulkan pula bahwa hanya bank umum yang dapat menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR tidak
diperkenankan melakukan kegiatan tersebut. Hal ini pula yang menjadikan perbedaan prinsipil antar bank umum dengan BPR.
2. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan rakyat
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank Umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan
BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga
dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri. Kasmir, 2003:37 Ahmad Rodoni 2006:55 Kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat
berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 meliputi hal-hal berikut ini : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk berupa simpanan,
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, seperti bank perkreditan syariah.
15 d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI,
deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
Sedangkan berdasarkan pasal 14 UU No. 7 Tahun 1992, kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan oleh BPR adalah sebagai
berikut : a. Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran. b. Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing.
c. Melakukan penyertaan modal. d. Melakukan usaha perasuransian.
e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 UU No. 7 tahun 1992.
3. Tujuan Pendiriannya
Tujuan pendirian bank perkreditan rakyat BPR antara lain sebagai berikut : Irmayanto, dkk, 2002:105
a. Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan perbankan bagi masyarakat pedesaan.
b. Menunjang pertumbuan dan modernisasi ekonomi pedesaan. c. Melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang
mudah dan sederhana. d. Menampung dan menghimpun tabungan masyarakat. Dengan
demikian BPR dapat turut memobilisasi modal untuk keperluan
16 pembangunan dan turut mendidik rakyat dalam berhemat dan
menabung, dengan menyediakan tempat yang dekat, aman dan mudah menyimpan uang bagi penabung kecil.
B. Etiket