9. Ensefalopati HIV, yaitu gangguan kognitif atau disfungsi motorik yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, progresif sesudah beberapa minggu atau beberapa bulan, tanpa dapat ditemukan penyebabnya selain HIV.
2.5 Cara Penularan HIVAIDS
Secara umum ada 5 faktor yang perlu diperhatikan pada penularan suatu penyakit yaitu sumber infeksi, vehikulum yang membawa agent, host yang rentan,
tempat keluar kuman dan tempat kuman masuk port ’d entree. Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel lymfosit T dan sel
otak sebagai organ sasarannya. Virus HIV sangat lemah dan mudah mati diluar tubuh. Sebagai vehikulum yang dapat membawa virus HIV keluar tubuh dan menularkan
kepada orang lain adalah berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh yang terbukti menularkannya diantaranya semen, cairan vagina atau serviks, dan darah penderita.
Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan HIV yang diketahui adalah melalui:
1. Transmisi seksual, penularan melalui hubungan seksual baik homoseksual maupun heteroseksual merupakan penularan infeksi HIV yang paling sering
terjadi. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama senggama laki- laki dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Senggama berati kontak
seksual penetrasi vaginal, anal anusdubur, oral mulut antara dua individu. Risiko tertinggi penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang
terinfeksi HIV. Kontak seksual langsung mulut ke penis zakar atau mulut ke vagina, merupakan risiko rendah tertular HIV. Tingkatan risiko tergantung pada
jumlah virus yang keluar dan masuk ke dalam tubuh seseorang melalui ”pintu
Universitas Sumatera Utara
masuknya”, seperti adanya luka kecil pada alat kelamin, mulut, gusi, dan atau penyakit gigi dan mulut yang diderita.
2. Transmisi non seksual, ada dua yaitu transmisi parental yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya alat tindik yang telah terkontaminasi,
misalnya pada penyalahgunaan narkotik suntik yang menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Dapat juga terjadi melalui jarum suntik yang
dipakai oleh petugas kesehatan. Sedangkan transmisi transplasental yaitu penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak mempunyai risiko
sebesar 50. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil, melahirkan, dan sewaktu menyusui. Penularan melalui Air Susu Ibu ASI termasuk penularan dengan
risiko rendah. Selain itu juga penularan HIVAIDS dapat melalui transfusi darahproduk darah yang sudah tercemar Zein, 2007.
2.6 Pencegahan HIVAIDS