ada yang lulusan SD, SMP, SMA, Akademi bahkan beberapa lulusan S2 Djoerban, 2001.
2.11.4 Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan distribusi penyakit Rasmaliah. 2001. Risiko tinggi untuk terinfeksi HIVAIDS antara lain
orang yang bekerja di tempat hiburan, supir jarak jauh, nelayan, anak buah kapal, dan PSK Zulkifli, 2004.
Perempuan yang paling banyak terinfeksi HIVAIDS adalah perempuan yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki penghasilan karena sebagian besar
perempuan yang terkena adalah yang pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial PSK Djoerban, 2001.
2.11.5 Cara Penularan
Penularan virus HIVAIDS melalui hubungan seksual, suntikan jarum suntik yang terkontaminasi HIV, transfusi darah atau komponen darah yang terkontaminasi
HIV, ibu hamil ke bayi yang dikandungnya dan sperma terinfeksi HIV yang tersimpan di bank sperma. Djoerban, 2001.
Penularan HIVAIDS di Papua 90 persen disebabkan oleh hubungan heteroseksual BPS Depkes RI, 2007. Jumlah pengidap penyakit HIVAIDS di
Papua sangat tinggi dan cara penularannya 98 persen melalui hubungan seksual, padahal secara nasional 50,1 persen terjadi akibat penyalahgunaan narkoba suntik
Trendo, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nafsiah, penularan dengan menggunakan jarum suntik, mencapai 55, hubungan seks dengan waria 34, dengan PSK langsung mencapai 10,2 dan
PSK tidak langsung lokasinya tidak menetap 5,7 Kompas, 2008. Kelompok homoseksual termasuk biseksual terbesar pengidap HIV di
Amerika Serikat. Di San Fransisco pada tahun 1978 hanya 4 kaum homoseksual diperkirakan mengidap HIV, tiga tahun kemudian angka ini bertambah menjadi 24,
8 tahun kemudian menjadi 80 dan pada saat ini telah menjadi 100. Pada tahun 1982 di London hanya 3,7 kaum homoseksual mengidap penyakit HIV, tiga tahun
kemudian menjadi 21, dan saat ini lebih dari 35 Djoerban, 2001. Jumlah penderita HIVAIDS berdasarkan faktor risiko di Propinsi Sumatera
Utara sampai April 2009, faktor resiko heteroseksual 634 penderita, homoseksual 22 penderita, Intra Drug User IDU 576 penderita, transfusi darah 35 penderita,
perinatal 15 penderita, ibu rumah tangga 30 penderita, biseksual 7 penderita dan tidak diketahui 107 penderita KPA Sumut, 2009..
Perbandingan antara penderita dari daerah urban perkotaan dan pural pedesaan umumnya lebih tinggi di daerah urban karena di kota lebih banyak
dilakukan promiskuitas hubungan seksual dengan banyak mitra seksual, maka kelompok masyarakat berisiko tinggi adalah kelompok masyarakatt yang melakukan
promiskuitas yaitu kaum homoseksual termasuk kelompok biseksual, heteroseksual, dan penyalahgunaan narkotika suntik, serta penerimaan transfusi darah termasuk
penderita hemofili dan penyakit-penyakit darah, anak dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV Rasmaliah, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.12 Variabel yang Diteliti