Analisis Rasio Keuangan untuk Pengukuran Kinerja Bank

21 Analisis kinerja keuangan bank mempunyai tujuan antara lain Abdullah, 2005: 120: 1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. 2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aktiva yang dimiliki dalam menghasilkan profit.

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan untuk Pengukuran Kinerja Bank

Analisis Laporan Keuangan Perusahaan merupakan kajian yang digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang Irham Fahmi, 2012 : 20. Menurut Abdullah 2005: 123, “analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan”. Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari neraca balance sheet, perhitungan rugi laba income statement dan laporan arus kas cash flow statement Irham Fahmi, 2012 : 50. Menurut Lukman Dendawijaya 2005 : 114, analisis kinerja bank adalah sebagai berikut : 1. Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. 22 2. Analisis Rasio ProfitabilitasRentabilitas Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat ukur untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. 3. Analisis Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangkan panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Menurut Abdullah 2005: 125, ada beberapa kelemahan dari rasio keuangan : 1. Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya modal ekuitas. 2. Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data suatu industri. 3. Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam akuntansi. 4. Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan. 23 5. Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif. 6. Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam membandingkan rasio. 7. Adanya praktek window dressing tentunya membuat laporan keuangan terlihat bagus.

2.1.3. Rasio Keuangan Perbankan