41
Capital Adequacy Ratio CAR Non Performing Loan NPL
Net Interest Margin NIM Biaya Operasional Terhadap
Harga Saham Biaya Pendapatan BOPO
Perbankan Loan to Deposit Ratio LDR
Risiko Sistematis Beta
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah Kinerja keuangan yang terdiri dari
Capital Adequacy Ratio CAR, NonPerforming Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio LDR, dan
risiko sistematis berpengaruh signifikan terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif, dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, diteliti apakah Capital Adequacy
Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest Margin NIM, Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan Operasional BOPO, Loan to Deposit Ratio
LDR, dan Risiko Sistematis berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan alamat
website www.idx.co.id. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret 2015 sampai dengan Mei 2015.
3.3. Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah Harga Saham. Variabel independen adalah Kinerja Keuangan yang terdiri
dari Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net
43
Interest Margin NIM, Biaya Operasioanal Terhadap Pendapatan Operasional BOPO,
Loan to Deposit Ratio LDR, dan Risiko Sistematis yang diukur Beta Saham.
2. Subjek perusahaan pada penelitian ini adalah Bank-Bank Umum yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2013. 3.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia melalui atau www.idx.co.id.
3.4. Definisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam satu penelitian harus memiliki konsep dan definisi yang jelas. Menurut Erlina 2011: 48, “Pengoperasian konsep
operational the concept adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur
dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”. Dilihat dari sudut pandang variabel, maka dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen
dan variabel independen.
3.4.1. Variabel Dependen Y
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen Sugiyono, 2006: 33. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Harga Saham Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Harga Saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat
pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham dihitung dari harga saham
44
penutupan closing price setiap akhir bulan transaksi yang dikalkulasikan
menjadi rata-rata harga tahunan, dengan menggunakan rumus Fransiskus, 2007: 22:
Rata − rata Harga Saham Tahunan =
Ʃ Rata − rata Harga Saham Bulanan 12
3.4.2. Variabel Independen X
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2006: 33. Adapun
variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah Kinerja Keuangan yang terdiri dari
Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL,
Net Interest Margin NIM, Biaya Operasioan Terhadap Pendapatan Operasional BOPO,
Loan to Deposit Ratio LDR, dan Risiko Sistematis.
3.4.2.1. Capital Adequacy Ratio CAR
Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank. Nilai CAR yang semakin besar maka semakin aman dana deposan pada bank yang
bersangkutan. ��� =
Modal bank Aktiva tertimbang menurut risiko
x 100
3.4.2.2. Non Performing Loan NPL
NPL adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPL merupakan tingkat kredit macet pada bank tersebut.
45
NPL diketahui dengan cara menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin
mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPL tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.
��� = Total krdit bermasalah
Total kredit x 100
3.4.2.3. Net Interest Margin NIM
Net Interest Margin NIM mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antar suku bunga pendanaan
funding dengan suku bunga pinjaman yang diberikan
lending atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga
pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin NIM
Mawardi, 2005. Dengan demikian besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
��� = Pendapatan bunga bersih
Rata − rata aktiva produktif
x 100
3.4.2.4. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan
operasi. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank,
dilakukan dengan benar sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang
46
saham serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna Mawardi, 2005.
Dengan demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio BOPO akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
BOPO = Total beban operasional
Total pendapatan operasional x 100
3.4.2.5. Loan to Deposit Ratio LDR
Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi. Sehingga semakin tinggi
LDR maka laba bank semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif, dengan meningkatnya laba bank, maka
kinerja bank juga meningkat. Dengan demikian besar-kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.
��� = Kredit
Dana Pihak ketiga x 100
3.4.2.6. Risiko Sistematis
Risiko sistematis dihitung dengan beta. Beta saham dihitung dengan melakukan regresi antara
return bulanan saham perusahaan dengan return pasar tiap bulan. Persamaan regresi beta saham adalah sebagai berikut :
β = [n
∑Rmt. Rit] − ∑ Rmt. ∑ Rit n
∑ Rmt
2
− ∑ Rmt
2
47
Dimana: β
= Beta
n = Periode
Rmt = Return pasar pada periode ke-t
Rit =
Return saham pada periode ke-t
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
1 Harga
Saham Y
Harga dari suatu saham
yang ditentukan
pada saat saham
sedang berlangsung
dengan berdasarkan
permintaan dan
penawaran pada saham
yang dimaksud.
Ʃ Rata − rata Harga Saham Bulanan 12
Rasio
2 Capital
Adequacy Rato
X
1
rasio yang memperlihat
kan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang
mengandung risiko kredit,
penyertaan, surat
berharga, tagihan pada
bank lain ikut dibiayai
dari dana modal
sendiri bank. Modal bank
Aktiva tertimbang menurut risiko x 100
Rasio
48
Lanjutan Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
3
Non Performing
Loan X
2
tingkat pengembalia
n kredit yang diberikan
deposan kepada bank
dengan kata lain NPL
merupakan tingkat kredit
macet pada bank
tersebut. ��� =
Total krdit bermasalah Total kredit
x 100 Rasio
4
Net Interest Margin
X
3
resiko pasar yang timbul
karena adanya
pergerakan variabel
pasar, dimana hal
tersebut dapat
merugikan bank.
Pendapatan bunga bersih Rata
− rata aktiva produktif x 100
Rasio
5
Rasio Biaya
Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional
X
4
perbandingan antara total
biaya operasi dengan total
pendapatan operasi.
Total beban operasional Total pendapatan operasional
x 100 Rasio
6
Loan to Deposit
Ratio X
5
rasio yang mengukur
kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban
yang harus dipenuhi.
Kredit Dana Pihak ketiga
x 100 Rasio
49
Lanjutan Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
7
Risiko Sistematis
X
6
risiko yang ditimbulkan
dari faktor- faktor
fundamental makroekonomi;
inflasi, tingkat bunga, kurs,
dan pertumbuhan
ekonomi. [n
∑Rmt. Rit] − ∑ Rmt. ∑ Rit n
∑ Rmt
2
− ∑ Rmt
2
Rasio
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan akan menghasilkan data kuantitatif Sugiyono, 2006: 84. Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval
antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 nol yang mutlak.
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian