5.6. Penentuan Human Error pada Bagian Hammering dengan Metode
HEART
Metode HEART merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai human error probability HEP untuk proses pembengkokkan. Tetapi
sebelum melakukan penilaian dengan metode HEART maka terlebih dahulu digambarkan Hierarchical Task Analysis HTA dan diagram hubungan setiap
item pekerjaan Fault Tree Diagram yang disesuaikan dengan prosedur kerja proses pembengkokkan. Dalam diagram HTA pekerjaan yang akan dianalisis
menjadi lebih rinci dan sistematis. Untuk kegiatan pembengkokkan, diagram Hierarchical Task Analysis dan Fault Tree Diagram dapat digambarkan berikut.
Universitas Sumatera Utara
Proses Pembengkokkan
Egrek
1. Menerima produk hasil dari
proses sebelumnya 2. Panaskan carbon
steel pada tungku pembakaran
4. Bengkokkan egrek pada mesin
rolling
4.1. Letakkan dan kunci carbon steel
pada mesin rolling 4.2. Tarik tuas pada
mesin rolling 4.3. Periksa
hasilnya 2.1. Letakkan
carbon steel pada tungku pembakaran
2.2. Panaskan carbon steel selama
5 menit 1.1. Letakkan hasil dari
proses sebelumnya ke dekat tungku pembakaran
3. Celupkan ke dalam air
3.1. Masukkan gagang carbon steel ke dalam wadah berisi air
5. Pukul rata
5.1. Letakkan egrek pada mesin hammer
5.2. Lakukan pukul rata untuk
meratakan permukaan
Gambar 5.14. Hierarchical Task Analysis HTA Proses Pembengkokkan
Universitas Sumatera Utara
Operator gagal melakukan proses pembengkokkan
1. Gagal dikerjakan
1.1. Gagal dikerjakan
2.1. Gagal dikerjakan
2.2. Gagal dikerjakan
4.1. Gagal dikerjakan
4.2. Gagal dikerjakan
4.3. Gagal dikerjakan
A B
C D
E
3.1. Gagal dikerjakan
2. Gagal dikerjakan 3. Gagal dikerjakan
4. Gagal dikerjakan
5.1. Gagal dikerjakan
5.2. Gagal dikerjakan
E 5. Gagal dikerjakan
Gambar 5.15. Fault Tree Diagram Proses Pembengkokkan
Universitas Sumatera Utara
Alasan terjadinya kegagalan pada tiap elemen kegiatan proses pembengkokkan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.10. Alasan Kegagalan pada Proses Pembengkokkan Kode
Uraian kerja Alasan Kegagalan
1.1. Letakkan hasil dari proses
sebelumnya di dekat tungku pembakaran.
produk sesudah proses dan sebelum proses diletakkan di tempat yang sama sehingga
ada kemungkinan operator meletakkan produk yang salah di dekat tungku
pembakaran
2.1. Letakkan
egrek pada tungku pembakaran.
operator meletakkan egrek di tungku pembakaran secara bertindih sehingga
panasnya tidak merata
2.2. Panaskan egrek selama 5 menit.
operator terlalu cepat atau terlalu lama memanaskan produk
3.1. Masukkan gagang egrek ke dalam
wadah berisi air dan langsung diangkat.
penjepit yang digunakan operator saat mengangkat produk terlepas
4.1. Letakkan dan kunci egrek pada
mesin rolling operator meletakkan produk tidak pas yang
dapat mengakibatkan ukuran egrek tidak sesuai standard
4.2. Tarik tuas mesin rolling
operator menarik tuas mesin rolling tidak tepat 90
4.3. Periksa hasil pembengkokkan
kegagalan pada saat memeriksa dapat terjadi apabila operator salah melakukan
pengukuran dengan ukuran standardnya
5.1. Letakkan egrek pada mesin
hammer operator salah meletakkan egrek pada
lempengan besi mesin hammer 5.2.
Lakukan proses pukul rata kegagalan ini dapat terjadi apabila terjadi
kesalahan teknis seperti listrik mati.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur yang harus dilakukan dalam penentuan human error dengan menggunakan metode HEART adalah:
1. Identifikasi uraian kerja pada proses pembengkokkan
Tabel 5.11. Uraian Kerja Proses Pembengkokkan Kode
Uraian kerja
1.1. Letakkan hasil dari proses sebelumnya di dekat tungku
pembakaran. 2.1.
Letakkan egrek pada tungku pembakaran. 2.2.
Panaskan egrek selama 5 menit. 3.1.
Masukkan gagang egrek ke dalam wadah berisi air dan langsung diangkat.
4.1. Letakkan dan kunci egrek pada mesin rolling
4.2. Tarik tuas mesin rolling
4.3. Periksa hasil pembengkokkan
5.1. Letakkan egrek pada mesin hammer
5.2. Lakukan proses pukul rata
Sumber: Pengolahan Data
2. Kategori Generic Task Type GTT setiap item kerja proses pembengkokkan
yang diikuti dengan nilai Nominal Human Error Probability
Tabel 5.12. Kategori Generic Task Type GTT setiap Item Kode
Uraian kerja GTT
Nominal Human Error Probability
1.1. Letakkan hasil dari proses sebelumnya
di dekat tungku pembakaran. E
0.02
2.1. Masukkan egrek pada tungku
pembakaran. G
0.0004
2.2. Panaskan egrek selama 5 menit.
G 0.0004
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12. Kategori Generic Task Type GTT setiap Item Lanjutan Kode
Uraian kerja GTT
Nominal Human Error Probability
3.1. Masukkan pegangan egrek ke dalam
wadah berisi air. E
0.02
4.1. Jepit egrek pada mesin rolling
G 0.0004
4.2. Tarik tuas mesin rolling
G 0.0004
4.3. Periksa hasil pembengkokkan
G 0.0004
5.1. Letakkan egrek pada mesin hammer
E 0.02
5.2. Lakukan proses pukul rata
G 0.0004
Sumber: Hasil Pengamatan berdasarkan Sandom, Carl dan Roger S. Harvey
3. Identifikasi Error Production Conditions EPCs proses pembengkokkan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung maka dapat diuraikan faktor-faktor EPCs yang mempengaruhi tingkat kegagalan operator dalam
proses pembengkokkan yaitu sebagai berikut. a.
Kategori I -
Faktor nomor 7, yaitu tidak ada prosedur yang jelas dalam memperbaiki kesalahan kerja yang tidak sengaja.
Hal ini dapat dilihat dari kesalahan yang terjadi sebelumnya. Apabila terjadi kesalahan pada proses pembengkokkan maka produk tersebut
akan dibuang dari proses. -
Faktor nomor 17, yaitu pemeriksaan secara independen terhadap output sedikit atau mungkin tidak diperiksa.
Penilaian ini dilakukan dari hasil pengamatan yaitu pada saat proses pembengkokkan, jarang melakukan pemeriksaan apakah egrek yang
telah diletakkan dan dikunci pada mesin rolling sudah pas atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
b. Kategori II
- Faktor nomor 23, yaitu peralatan tidak andal.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa dimensi mesin rolling dan fasilitas kerja lainnya tidak sesuai dengan antropometri operator
sehingga mengakibatkan ketidaknyaman bagi operator. 4.
Menentukan Assessed Proportion of Effect APOE dan Assessed Effect AE Setiap Error Producing Conditions EPCs Proses Pembengkokkan
Tabel 5.13. Nilai proposi efek APOE dan perhitungan AE Nomor Urut
Tabel EPCs EPCs
Max Effect
APOE AE
Max.Effect-1 x APOE+1
7 Tidak ada prosedur yang
jelas untuk memperbaiki kesalahan
8 0,6
8-1 x 0,6 + 1 = 5,2
17 Kurangnya kegiatan
pemeriksaan 3
0,4 3-1 x 0,4 + 1 = 1,8
23 Peralatan tidak andal
1,6 0,6
1,6-1 x 0,6 + 1 = 1,36
Sumber: Penilaian berdasarkan Sandom, Carl dan Roger S. Harvey
5. Menghitung nilai Assessed Effect AE pada Proses Pembengkokkan
Nilai total Assessed Effect AE dapat dihitung dengan rumus:
Total AE = AE
1
x AE
2
x AE
3
x … x AE
n
Maka perhitungan nilai total AE untuk operator bagian pembengkokkan adalah:
Total AE = 5,2 x 1,8 x 1,36 = 12,7296
Universitas Sumatera Utara
6. Menghitung nilai Human Error Probability HEP
Untuk menentukan nilai HEP dapat dihitung dengan rumus:
HEP = Nominal HEP x Total AE
Maka untuk nilai HEP untuk setiap kode pekerjaan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 5.14. Nilai Human Error Probability HEP Kode GTT
Nominal Human Error Probability
Total AE HEP
1.1. E
0.02 12,7296
0.2545 2.1.
G 0.0004
12,7296 0.0050
2.2. G
0.0004 12,7296
0.0050 3.1.
E 0.02
12,7296 0.2545
4.1. G
0.0004 12,7296
0.0050 4.2.
G 0.0004
12,7296 0.0050
4.3. G
0.0004 12,7296
0.0050 5.1.
E 0.02
12,7296 0.2545
5.2. G
0.0004 12,7296
0.0050
Sumber: Pengolahan Data
Untuk menghitung total nilai HEP operator dengan FTA, maka dibutuhkan data mengenai Fault Tree Diagram dan nilai HEP setiap basic event yang
diperoleh dari hasil kuantifikasi dengan metode HEART yang dapat dilihat pada Tabel 5.29. Berikut ini akan dilakukan satu contoh perhitungan nilai HEP, yaitu
pada pintu hubungan B dengan menggunakan data hasil perhitungan HEP operator pada Tabel 5.29.
HEP
2.1.
= 0,0050 HEP
2.2.
= 0,0050
0099 ,
005 ,
1 005
, 1
1 HEP
2.
= −
− −
=
Total HEP untuk operator proses pembengkokkan adalah 0,5978 dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
0,5978
0,2545 0,0099
0,2545 0,0149
0,2545 0,005
0, 005 0, 005
0, 005 0,005
A B
C D
E
0,2545 0,2582
0,2545 0, 005
B
Gambar 5.16. Fault Tree Analysis
Universitas Sumatera Utara
5.7. Pengolahan Data Antropometri