Capoeira Masa di Palmares

Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009. Ketika para budak menjadi sadar bahwa kondisi mereka tidak dapat di ubah, bahwa mereka dimaksudkan untuk menjadi pekerja paksa untuk selamanya, mereka mulai untuk melarikan diri. Di Recife, suatu kelompok yang terdiri dari empat puluh orang budak memberontak melawan terhadap tuannya, membunuh semua karyawan kulit putih, dan membakar rumah perkebunan. Mereka kemudian membebaskan diri dan memutuskan untuk mencari suatu tempat dimana mereka bisa bersembunyi dari para pemburu budak. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh ‘pemburu’ professional bersenjata yang bernama Capitaes-do-mato kapten hutan. Biasanya Capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di lapangan yang ada di hutan yang dalam bahasa Tupi-guarani salah satu bahasa pribumi di Brazil di sebut Caa-puera. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut http:ms.wikipedia.orgwikiCapoeira .

2.2.1 Capoeira Masa di Palmares

Mereka pun menuju pegunungan, suatu perjalanan yang memakan waktu berbulan-bulan. Secara kebetulan mereka menemukan tempat yang mereka anggap cukup aman disebabkan karena ditempat ini terdapat banyak pohon palm yang kemudian mereka beri nama Palmares. Ditempat inilah lahir komunitas orang-orang Afrika ; suatu komunitas yang bertahan hampir satu abad. Di dalam komunitas inilah bentuk Capoeira yang pertama di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Afrika sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan Capoeira, tidak ada satu pun yang menjelaskan mengenai bentuk asli Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009. Capoeira di Afrika. Semuanya ditulis berdasarkan pada spekulasi. Catatan awal mengenai sejarah capoeira sebagai seni bela diri berhubungan dengan perang kira- kira tahun 1770, setelah awal tahun perbudakan. Di tengah hutan yang mereka sebut Palmares, suku bangsa yang sama-sama asing atau musuh di Afrika bersatu berjuang untuk satu tujuan yang sama. Suatu masyarakat baru telah terbentuk dengan suatu campuran budaya yang sangat kaya. Di lingkungan yang baru ini mereka saling berbagi dan mempelajari tarian, ritual, agama dan permainan masing-masing. Salah satu hasil dari percampuran budaya ini adalah Capoeira dalam bentuk paling awalnya. Palmares mulai mempengaruhi kehidupan di perkebunan ketika semakin banyak para budak melarikan diri. Capoeira menjadi senjata mereka, lambang kebebasan mereka Kehidupan di Palmares, hampir sama dengan seperti kehidupan di desa. Bukan hanya mantan budak yang ada di sana tetapi juga orang-orang kulit putih yang juga tidak setuju dengan perbudakan juga ikut mengungsi. Mereka hidup dari bercocok tanam, hampir sama dengan di penampungan para budak, tetapi di sini mereka bisa hidup tenang, bebas dan hidup lebih sejahtera. Di Palmares juga ada aturan yang sangat ketat, pembunuhan, pencurian, perjinahan juga dilarang, bahkan hukuman bagi pelanggarnya adalah kematian. Hari minggu adalah hari dimana mereka istirahat dan itu digunakan mereka untuk berlatih capoeira. Musik, nyanyian, tarian dan upacara ritual ditambahkan kedalam Capoeira, untuk menyembunyikan fakta bahwa para budak sedang Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009. mempraktekkan suatu seni bela diri yang mematikan. Hal ini harus dilakukan karena segala bentuk bela diri dilarang oleh pemerintah Brazil pada waktu itu. Masa kejayaan dari Palmares adalah ketika di pimpin oleh seorang budak dari Alagoas salah satu wilayah di Brazil dengan nam Zumbi yang artinya pejuang. Zumbi Dos Palmares menjadi legenda capoeira. Sosok yang ditakuti oleh setiap tuan tanah. Bahkan Zumbi dianggap sebagai seorang dewa yang tidak bisa dibunuh. Sudah berkali-kali pasukan dikirimkan pemerintah, tetapi tidak ada yang berhasil menghancurkan Palmares. Sampai akhirnya Ekspedisi yang kelima belas telah gagal empat belas kali di tahun 1965, dengan kekuatan yang besar dan penuh kemarahan pasukan dari pemerintah meratakan Palmares dengan tanah. Palmares bisa bertahan selama 22 hari, dengan perjuangan yang gigih, karena kalah jumlah dan persenjataan akhirnya Palmares jatuh. Sebagian budak yang tertangkap dikirimkan ke berbagai perkebunan tebu di seluruh Brazil. Dan sebagian yang berhasil melarikan diri, termasuk Zumbi bersembunyi untuk mengatur pemberontakan lagi. Tetapi terjadi kemalangan, ketika Zumbi dos palmares dikhianati oleh salah satu rekannya dan dibunuh. Kepalanya di pajang di taman kota Recife. Ini terjadi tanggal 20 November 1965 yang kemudian diperingati setiap tahun oleh seluruh capoeirista di dunia sebagai “Day Of The Black Conciousness”. Budak-budak yang tertangkap, mengajarkan Capoeira kepada yang lain. Mereka berlatih setiap ada waktu istirahat dan hari minggu, yaitu hari libur untuk mereka. Tetapi untuk menyamarkan gerakan Capoeira, mereka menambahkan tarian, nyanyian, dan beberapa ritual lain. Hal ini harus dilakukan karena segala bentuk bela Marlan Manik : Seni Bela Diri Capoeira Di Unika St Thomas Medan Kajian Perkembangan, Struktur Musik, Dan Hubungan Musik Dengan Gerak Tari, 2009. diri dilarang pemerintah pada waktu itu. Malahan Capoeira dengan bentuk yang baru ini menjadi hiburan bagi para penjaga di sana.

2.2.2 Capoeira Masa Perbudakan