Uji Hipotesis Uji Normalitas Gain

1 2 2 2 2 2 2 1       n n X X n S mana di S S F hitung L hitung L tabe l ditolak, berarti data sampel berasal dari populasi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas, maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan distribusi F. Varians dari populasi homogen apabila, F- hitung lebih kecil dari F- tabel. Apakah F-hitung lebih besar dari F-tabel, maka varians dari populasi itu adalah heterogen. Keterangan: S 1 2 2 2 : varians terbesar S 2 2 : varians terkecil.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujjian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas, maka untuk menguji data yang diperoleh digunakan rumus uji-t. K E gab K E hitung n n S X X t 1 1    Dengan: 2 1 1 2 2       K E K K E E gab n n S n S n S Keterangan: X 1 : mean nilai rata-rata hasil kelas eksperimen X 2 : mean nilai rata-rata hasil kelas kontrol n 1 : jumlah siswa kelas eksperimen n 2 : jumlah siswa kelas kontrol S 2 E : varian data kelas eksperimen S 2 K : varian data kelas kontrol 50 Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan taraf signifikan 0,05. apabila t-hitung lebih besar dari harga tabel berarti dapat dikatakan bahwa penguasaan konsep fisika siawa yang diajar dengan menggunakan model learning cycle lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Uji Normalitas Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru, untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain. Rumus normal gain menurut Melzer, 51 yaitu: N-gain = skorposttest – skorpretest Skorideal – skorpretest Dengan kategori perolehan: Tabel 3. 7 Kriteria N-Gain Interval Koefisien Kriteria g 0,70 Tinggi 0,70  g  0,30 Sedang g 0,30 Rendah 50 Subana, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 171 51 David E. Meltzer, Addendum to: The Relationship between Mathematic Preparation dan Conceptual Learning Gains in Physic: a Possible-hidden Variable”in Diagnostic Pretest Scores”, dari http:physic.iastate.eduperdocsAddendum_on_normalized_gain.pdf.

I. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho :  E =  K Ha :  E  K Keterangan: Ho : Hipotesis nihil Ha : Hipotesis alternatif  E : Hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan pembelajaran model learning cycle.  K : Hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan metode demonstrasi. 1 5 9 6 6 2 2 9 3 8 5 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 23 - 27 28 - 32 33 - 37 38 - 42 43 - 47 48 - 52 53 - 57 58 - 62 63 - 67 68 - 72 Interval Nilai Pretest F re k u e n s i Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, hasil belajar pretest pada kelompok eksperimen, dari 29 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 69 dan nilai minimum 31, dengan rata-rata nilai mean 42,59, median 43,92, modus 37, standar deviasi 8,06, dan varians 8,06 2 . Untuk kelompok kontrol, berdasarkan hasil perhitungan data penelitian pada kelompok kontrol, dari 29 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai maksimum 51 dan nilai minimum 23, dengan rata-rata nilai mean 37,76, median 39,72, modus 40, standar deviasi 6,12, dan varians 6,12 2 . Lebih jelasnya deskripsi skor pretest dapat dilihat pada lampiran 2. Gambar 4. 1 Grafik Batang Hasil Belajar Fisika Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 48