Senyawa Bioaktif pada Tanaman Kina Cinchona calisaya Wedd.

kina. Berdasarkan penelitian Simanjuntak et al. 2002, skrining dan identifikasi hasil fermentasi dalam media sintetik menunjukkan bahwa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona sp. dapat memproduksi senyawa alkaloid. Hasil penelitian yang dilakukkan oleh Nath et al. 2012 menyatakan bahwa kapang endofit Phomopsis sp. dan Xilaria sp. memperlihatkan aktifitas antioksidan yang tinggi dan juga memiliki tingkat fenol yang tinggi.

2.2.1 Interaksi Mikroba Endofit dengan Tanaman

Hubungan simbiosis mutualisme antara mikroba endofit dengan tanaman inang terutama perannya yang sangat penting dalam melindungi tanaman inangnya terhadap patogen dan predator Strobel dan Daisy, 2003. Simbiosis antara fungi mikroba endofit dengan tanaman obat, fungi mikroba dapat membantu proses penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis serta melindungi tumbuhan inang dari serangan penyakit, dan hasil dari fotosinteis dapat digunakan oleh fungi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya Petrini et al., 1992.

2.3 Colletotrichum spp.

Ciri-ciri umum Colletotrichum sp. yaitu permukaan koloni berwarna putih dengan tepi tidak rata serta ekstur seperti kapas tebal dan bagian belakang koloni berwarna putih dengan bercak merah kekuningan. Konidia berbentuk lonjong, berwarna hialin dan memiliki apresorium berdinding tebal. Spora Colletotrichum tumbuh baik pada suhu 25-28 C, sedang suhu dibawah 5 C dan diatas 40 C tidak dapat berkecambah Semangun, 2000. dijadikan bahan dalam meningkatkan produksi taxol seperti yang dihasilkan oleh Justicia gendarussa Gangadevi dan Muthumary, 2008. Ekstrak kapang endofit Colletotrichum sp. dari tanaman Piper ornatum memiliki kemampuan sebagai antioksidan Tianpanich et al., 2011. Ekstrak kapang endofit Colletotrichum dari tanaman Polygala elongata berpotensi sebagai sumber antioksidan Pawle dan singh, 2014.

2.4 Radikal Bebas dan Antioksidan

Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa berupa oksigen reaktif dan sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan serta memiliki reaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan senyawa oksidan non radikal. Radikal bebas dapat terbentuk melalui dua cara yaitu secara endogen sebagai respon normal proses biokimia intrasel maupun ekstrasel dan secara eksogen misalnya dari polusi, makanan, serta injeksi ataupun absorpsi melalui kulit. Serangan radikal bebas terhadap molekul di sekelilingnya akan menyebabkan terjadinya sebuah reaksi berantai yang dapat menghasilkan senyawa radikal baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas yaitu kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker Winarsi, 2007. Serangan radikal bebas ini dapat diatasi dengan suatu senyawa penangkal yang disebut antioksidan Salamah et al., 2011. Senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron electron donors. Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan