Bagan Kerja Penelitian Cara Kerja

b Ekstraksi cair cair terhadap biomassa ekstrak biomassa Biomassa hasil saringan diekstraksi dengan metanol sebanyak 100 ml vv dan dihaluskan menggunakan mortar sampai isolat kapang halus kemudian dimaserasi dan di shaker selama 24 jam. Kemudian disaring untuk diambil filtratnya sedangkan biomassanya ampas diberi metanol baru maserasi dilakukan berulang sebanyak tiga kali. Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator suhu 40 ° C sehingga diperoleh ekstrak pekat untuk dilakukkan uji antioksidan.

3.4.6. Uji Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Hasil Fermentasi

3.4.6.1. Metode DPPH Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT

Ekstrak pekat yang didapatkan dari biomassa dan filtrat sebanyak satu mg dilarutkan dengan 10 ml metanol lalu di vortex sampai larut, setelah itu sampel ditotolkan pada pelat kromatografi lapis tipis KLT begitu juga dengan pembuatan vitamin C sebagai kontrol. Pelat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi fase gerak etil asetat: metanol : air dengan perbandingan 100:13,5:10 ml. Pelat yang telah mencapai garis akhir dikeluarkan dari chamber dan dikeringkan. Kromatogram disemprot menggunakan larutan DPPH Tamat et al., 2007. Larutan stok DPPH disimpan kedalam botol gelap pembuatan larutan DPPH selalu baru untuk setiap pengujian lalu diamkan selama 20 menit Saputri, 2013. Intensitas warna DPPH akan berubah dari warna ungu menjadi kuning yang disebabkan oleh elektron yang berasal dari senyawa antioksidan Molyneux, 2004. Menurut Listiandiani 2011, bercak pada KLT diamati di bawah sinar UV pada λ 254 nm dan λ 366 nm. Bercak pada pelat diamati dan dihitung nilai Rf retardation factor dengan rumus :

3.4.6.2. Metode DPPH Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Pengujian dilanjutkan dengan uji persentasi yaitu untuk menentukan kadar antioksidan menggunakan spektrofotometer dengan cara ekstrak dilarutkan didalam metanol dan dibuat stok untuk pengenceran. Seri pengenceran dibuat dari larutan stok sebanyak lima variasi konsentrasi. Ekstrak kapang dari berbagai variasi konsentrasi sebanyak 2 ml ditambahkan 2 ml DPPH 0,002 didalam metanol. Ekstrak didiamkan selama 30 menit di dalam botol gelap Bendra, 2012. Larutan stok DPPH disimpan kedalam botol gelap pembuatan larutan ini selalu baru untuk setiap pengujian lalu diamkan selama 20 menit Azizah, 2013. Pembanding kontrol yang digunakan adalah larutan vitamin C dalam metanol dengan berbagai variasi konsentrasi. Absorbansi dari kedua larutan tersebut diukur menggunakan spektrofotometer UV- VIS pada λ maksimum 517 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan 2 kali pengulangan. Aktivitas antioksidan diukur dari penurunan absorbansi larutan DPPH akibat penambahan ekstrak hasil fermentasi Molyneux, 2004.

3.4.7. Analisis Ekstraksi Metabolit Sekunder dengan GC-MS

Ekstrak kapang endofit yang memiliki nilai IC 50 yang tertinggi secara intraseluler ekstrak metanol dan secara ekstraseluler ekstrak etil asetat dipilih