Fungsi Motivasi Belajar MOTIVASI BELAJAR a.
umumnya motivasi belajar siswa akan menurun, begitu pula sebaliknya jika kondisi siswa dalam keadaan sehat maka motivasi
belajar siswa akan tinggi. Ditinjau dari kondisi psikologis, jika siswa dalam kondisi stress maka umumnya siswa sulit untuk
berkonsentrasi sehingga siswa merasa terpaksa dan tidak memiliki motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan belajar siswa digolongkan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan tempat dimana siswa
tersebut belajar, jika kondisi tempat belajarnya rapi dan nyaman maka pada umumnya siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam
belajar. Lingkungan sosial merupakan tempat di mana siswa beinteraksi dengan orang lain, misalnya siswa tersebut bergaul dalam
lingkungan yang kurang memperhatikan pendidikanbelajar maka siswa tersebut secara tidak langsung akan terpengaruh dalam kondisi
tersebut.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Ada beberapa unsur dinamis yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, di antaranya:
1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
5. Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru dalam mengajar siswa sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Misalnya, guru yang mengajar di kelas
dengan penuh semangat dan ceria maka siswa akan termotivasi dalam mengikuti belajar dikelas. Maka dari itu, seorang guru dituntut
untuk mampu kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang baik.
Selain itu, motivasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
a. Siswa yang mengalami kegagalan dalam memecahkan permasalahan
atau kurang mampu memahami suatu materi pelajaran. b.
Siswa merasa tidak nyaman dengan kondisi belajar di kelas, misalnya terlalu lama duduk pada saat belajar di kelas, merasa jenuh
ketika guru memberikan pelajaran karena kurangnya media dan metode yang digunakan guru dalam mengajar.
c. Siswa memperoleh teguran guru yang kurang baik, misalnya seorang
guru langsung mengatakan kepada siswa bahwa dia tidak akan dapat
mengerti materi pelajaran ini. Hal ini dapat mematahkan semangat belajar siswa tersebut.
d. Kurangnya kemampuan guru dalam membuat soal-soal tes atau
ulangan, misalnya soal yang dibuat terlalu sulit atau belum pernah diajarkan sehingga siswa tidak dapat mengerjakannya dan soal
terlalu mudah sehingga siswa menganggap remeh soal tersebut yang menyebabkan siswa tidak perlu mengulang pelajarannya kembali.
e. Guru yang menganggap tingkat kemampuan seluruh siswa sama
sehingga siswa yang tingkat kemampuannya rendah harus berusaha mengimbangi siswa yang kemampuannya tinggi tanpa mendapatkan
bimbingan belajar yang intensif dari guru. f.
Siswa yang tidak menyukai pelajaran ataupun guru yang mengajarnya.
g. Guru yang kurang memberikan apresiasi kepada siswa yang telah
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik atau siswa yang telah memahami materi tersebut.