Pengertian Belajar PRESTASI BELAJAR

seni musik, seni lukis, drama, dan sebagainya. Tingkat apresiasi seorang siswa terhadap nilai sebuah karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman belajarnya. Sebagai contoh, jika seorang siswa telah mengalami proses belajar agama secara mendalam maka tingkat apresiasinya terhadap nilai seni baca Al- Qur’an dan kaligrafi akan mendalam pula. Dengan demikian, pada dasarnya seorang siswa baru akan memiliki apresiasi yang memadai terhadap objek tertentu misalnya kaligrafi apabila sebelumnya ia telah mempelajari materi yang berkaitan dengan objek yang dianggap mengandung nilai penting dan indah tersebut. 9. Manifestasi Tingkah Laku Afektif Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar. Seorang siswa, misalnya, dapat dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama apabila ia telah menyenangi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia pelajari, lalu menjadikannya sebagai “ sistem nilai diri”. Kemudian, pada gilirannya ia menjadikan sistem nilai ini sebagai penuntun hidup, baik di kala suka maupun duka.

b. Pengertian Prestasi

Prestasi secara umum adalah “sesuatu yang dapat diukur sesuai dengan apa yang dibuatnya atau hasil yang diperolehnya dari proses belajar”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “prestasi adalah hasil yang telah dicapai dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya ”. 6 Menurut Muhibbin Syah , “prestasi adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa ”. 7 Prestasi menurut penulis adalah prestasi peserta didik yang melaksanakan kegiatan belajar, maka dari itu prestasi yang dimaksud 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007,cet.4, h. 895. 7 Muhibbin Syah, op. Cit., h. 192 merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang diharapakan, baik oleh individu, guru, maupun lingkungan. Prestasi tersebut dapat dilihat melalui hasil tes berupa angka-angka yang terlihat dari raport yang terbentuk dari kegiatan-kegiatan afektif, kognitif, dan psikomotorik maupun perubahan dari siswa yang melaksanakan kegiatan belajar tersebut dalam kegiatannya.

c. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dalam proses belajar siswa. Dalam menetapkan indikator prestasi belajar siswa perlu disesuaikan dengan ranah jenis prestasi siswa sehingga tepat dalam memberikan evaluasi dalam mencapai indikator prestasi belajar tesebut. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator penunjuk adanya prestasi tertentu dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur 8 . Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Ranah Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi A. Ranah Cipta kognitif 1. Pengamatan 2. Ingatan 3. Pemahaman 1. Dapat menunjukan; 2. Dapat membandingkan; 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali 1. Dapat menjelaskan 1. Tes tulis 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 8 Muhibbin Syah, op. Cit., h. 193 4. Aplikasi Penerapan 5. Analisis pemeriksaan dan pemilihan secara teliti 6. Sintesis membuat paduan baru dan utuh 2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan memilah-milah 1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat menggeneralisasikan membuat prinsip umum 2. Tes tertulis 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

B. Ranah Rasa Afektif

1. Penerimaan 2. Sambutan 3. Apesiasi sikap menghargai 4. Internalisasi pendalaman 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak 1. Kesediaan berpartisipasi terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan 1. Menganggap penting dan bermanfaat 2. Menganggap indah dan harmonis 3. Mengagumi 1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari 1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi 1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes skala penilaian sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas ekspresif yang menyatakan sikap dan 5. Karakterisasi penghayatan 1. Melembagakan atau meniadakan 2. Menjelmakan dalam pribadi dan pribadi sehari-hari tugas proyektif yang menyatakan perkiraan atau ramalan 1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi

C. Ranah Karsa

Psikomotor 1. Keterampilan bergerak dan bertindak 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non- verbal Kecakapan mengkoordinasikan gerak mat, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. 1. Kefasihan melafalkan mengucapkan 2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani 1. Observasi 2. Tes tindakan 1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

d. Proses Berprestasi

Dalam berprestasi terdapat sejumlah proses motivasi yang terlibat didalamnya. Sebelum mengkaji proses-proses tersebut, menurut Santrock, dalam proses berprestasi ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. “motivasi intrinsik didasarkan pada faktor internal seperti determinasi diri, rasa ingin tahu, tantangan dan usaha. Motivasi ekstrinsik, melibatkan intensif eksternal seperti penghargaan dan hukuman”. 9 Apabila diberi kebebasan untuk memilih, para siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, menjadi lebih tekun menghadapi tantangan 9 John . W. Santrock, Remaja jilid 2, Jakarta: Erlangga 2007, h. 147-148. yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, dan menerima penghargaan yang memiliki nilai informatif namun tidak digunakan untuk mengendalikan. Mc Celland secara terprinci pada teori motivasi berprestasi menyatakan “motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknyaagar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”. 10 Perilaku berprestasi achivements behaviors seperti tekun pada tugas yang sulit, bekerja giat dan berusaha keras untuk mencapai penguasaan, dan memilih tugas yang menantang tetapi tidak terlalu sulit. Motivasi dan perilaku berprestasi tidak konstan dalam semua tugas dan situasi. Walaupun hanya membatasi diri dengan prestasi sekolah, tingkat motivasi anak mungkin bervriasi dari satu bidang subjek ke bidang lain atau dari satu periode waktu ke periode berikutnya.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi Belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor yang berasal dari dirinya internal maupun faktor yangberasal dari luar eksternal. Prestasi belajar yang dicapai sisa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara dua faktor tersebut. Secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 11 a. Faktor Internal, yakni keadaan atau kondisi jamani dan rohani siswa . adapun faktor internal meliputi dua aspek, yaitu: 1. Aspek Fisiologis Aspek fisiologis meupakan faktor dari kondisi fisik dan kondisi panca indera siswa. Hal ini dapat mempengaruhi semangata dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. 10 http:harisbahar.blogspot.com201202motivasi-berprestasi.html diunduh pada tanggal 18 Desember 2014. 11 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosydakarya, 2007, cet. 3, h.106. 2. Aspek psikologis Adapun yang termasuk dalam faktor psikologi antara lain minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. b. Faktor eksternal, terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor lingkungan Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam non sosial. Faktor lingkungan alam non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, tempat letak gedung sekolah dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya, akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2. Faktor instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedungsarana fisik kelas, , saranaalat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulummateri pengajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.

2. MOTIVASI BELAJAR a.

Pengertian Motivasi Belajar “Motivasi adalah suatu kekuatan power atau tenaga forces atau daya energy atau suatu keadaan yang komplex a complex state dan kesiapsediaan prepatory set dalam diri individu organisme untuk bergerak to move, motion, motive ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari”. 12 Motivasi timbul dan tumbuh berkembang dengan cara datang dari dalam diri itu sendiri intrinsik dan datang dari lingkungan ekstrinsik, maka motivasi apabila didorong oleh kebutuhan seseorang yang ingin kaya misalnya ia akan berusaha mencari kekayaan sebanyak-banyaknya. Begitu pula dalam belajar , jika seorang siswa memiliki tingkat kebutuhan prestasi belajar yang tinggi maka siswa 12 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet. 10, h. 37.