C. Pembatasan Masalah
Melihat cukup banyaknya permasalahan yang ada. Maka dari itu penulis membatasinya pada masalah : “ Hubungan Motivasi Belajar Peserta
Didik pada Program pendidikan Paket C terhadap Prestasi Belajar di PKBM Negeri 27 Jakarta”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar peserta didik pada program pendidikan paket C terhadap
prestasi belajar?”.
E. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
: “ untuk mengetahui hubungan motivasi belajar peserta didik pada program pendidikan paket C terhadap prestasi
belajar”.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai hubungan motivasi belajar peserta didik pada program pendidikan paket C terhadap prestasi belajar.
b. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara tertulis, maupun
dijadikan sebagai referensi dan bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
terkait yaitu :
a. Bagi guru
Memotivasi guru untuk menjadikan masukan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
b. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah yaitu sekolah dapat menjadi masukan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan prestasi belajar.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dalam masyarakat.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
1. PRESTASI BELAJAR
a. Pengertian Belajar
Dalam kehidupan manusia menjalani proses yang disebut belajar, proses belajar manusia didapat melalui kegiatannya, baik secara sadar
ataupun tidak. Dalam menjalankan kehidupan, manusia selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya,
melalui usaha-usaha
yang dilakukannya, manusia akan mendapatkan berbagai pengetahuan dan
hal-hal baru. Dari sinilah proses belajar manusia yang disebut proses
belajar dari pengalaman.
Dalam kehidupan juga manusia selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik dengan cara mendapatkan prestasi, baik prestasi disekolah,
prestasi dalam perlombaan ataupun prestasi dalam bidang pekerjaan. Seseorang akan dikatakan berprestasi apabila ia mendapatkan yang
terbaik di antara yang lainnya. Seorang anak yang mengikuti lomba misalnya, ia dikatakan berprestasi ketika dia memenangkan lomba
tersebut dan menjadi juara atau lain sebagainya. Dalam mendapatkan suatu prestasi tentunya manusia harus
belajar. Seseorang akan mendapatkan prestasi dan menjadi juara karena ia berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, agar dapat berprestasi
manusia perlu belajar. Slameto mendefinisikan belajar sebagai “suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi di lingkungan”.
1
Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell- Gredler yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes. Kemampuan competencies,
keterampilan skills, dan sikap attitudes tersebut diperoleh secara berahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua
melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan
informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal danatau pendidikan nonformal. Kemmpuan belajar inilah yang membedakan
manusia dari makhluk lainnya.
2
Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa “learning is
the process by which behavior in the broader sense is originated or changed through practice or training”. Belajar adalah proses dimana
tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
3
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
4
Ayat Al- Qur’an mengenai belajar yaitu surat Al-Mudjadillah ayat 11:
1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. h.2.
2
Udin. S. Wiranataputra, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 cet. 1, h. 15.
3
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008 h. 13.
4
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta, Kencana, 2009 Cet.4, h. 110.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscahya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila
dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
Dari beberapa pendapat tentang belajar di atas, dapat disimpulakan bahwa suatu proses belajar akan menghasilkan
perubahan, baik perubahan pengetahuan, perubahan kemampuan, dan perubahan perilaku, pada diri orang yang belajar.
Dalam hal memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat
titik temu di antara mereka mengenai hal-hal yang prinsipal. Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih
sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut
5
: 1.
Manifestasi Kebiasaan Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-
kebiasaannya akan tampak berubah. Menurut Burghardt 1973, kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan
kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga
meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan pengurarangan inilah muncul suatu pola
bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Contoh : siswa yang belajar bahasa asing akan berusaha mempraktekan apa yang telah dipelajarinya agar terbiasa dan
menjadi tidak kaku dan melatih agar struktur katanya tetap baik dan benar. Jadi, berbahasa dengan cara yang baik dan
benar itulah perwujudan perilaku belajar siswa tadi.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, cet. 12, h. 109.