Analisis SWOT Hasil penelitian

100 hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Strategi S.O a. Bekerjasama dengan lembaga lain Mengadakan workshop, temu lapangan, dan diklat untuk pembimbing dapat meningkatkan kulaitas pembimbing dalam kegiatan penyuluhan agama Islam dengan pendekatan berbasis kelompok agar kualitas rehabilitasi tercapai. Antar pembimbing dan staf terjalin kerjasama yang baik membentuk team work yang kuat dan mampu memecahkan berbagai permasalahan rehabilitasi secara bersama-sama. b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat Lembaga hendaknya lebih memperhatikan respon masyarakat terhadap lembaga, apakah lembaga sudah memberikan kepercayaan yang baik atau belum dalam merehabilitasi korban ketergantungan narkoba. Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Balai Besar Rehabilitasi BNN dalam menangani residen sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan kualaitas lembaga. Diharapkan masyarakat mampu percaya dan yakin serta tidak merasa was-was dalam merehabilitasi kerabat terdekatnya ke Balai Besar Rehabilitasi BNN. 2 Strategi WO a. Kuantitas pembimbing 101 Saran saya agar jumlah pembimbing agama ditambah, idealnya 1:3. Dilapangan jumlah pembimbing untuk female hanya satu orang yang menangani 12-16 org residen. Tentunya dengan jumlah satu orang itu tidak akan efektif dalam menjalankan kegiatan, dan tidak optimal. Sedangkan di Male pembimbing berjumlah 4 orang menangani 60 orang. Penambahan pembimbing agama ini untuk mencapai kenyamanan dan keberhasilan dalam proses bimbingan, selain itu untuk peningkatan kualitas bimbingan dan penyuluhan agama Islam dengan pendekatan berbasis kelompok. b. Kesulitan-kesulitas teknis Kesulitan teknis dalam proses penyuluhan agama yakni pembimbing tidak semua pembimbing agama yang ada di BNN menguasai teknologi dan informasi. Sedangkan residen sangat berminat bahkan antusias terhadap bimbingan yang menggunakan audio visual misalnya film pendek mengenai agama Islam. Pelaksanaan bimbingan untuk itu saran saya agar pengutan dalam penguasaan teknologi dilakukan misalnya dilakukan BIMTEK Bimbingan Teknologi khusus pembimbing agama sebagai bentuk pelatihan teknologi. 3. Stategi ST a. Kualitas metode bimbingan 102 Kualitas metode bimbingan dalam penyuluhan agama Islam perlu adanya memperbaharui metode-metode konvensional yang sudah lama. Diharapkan pembimbing lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan metode-metode tersebut. Tujuannya agar residen tidak bosan dan lebih tertarik dengan cara-cara yang baru. b. Kenyamanan residen Agar kenyamanan itu muncul dari dalam diri residen. Penyuluh memperhatikan kebutuhan residen selama mengikuti proses rehabilitasi. Residen diharapkan mau mendengarkan setiap materi yang diberikan pembimbing, rilex tapi tidak mengantuk dan residen antusias. 4. Strategi WT a. Kinerja pembimbing Kinerja pembimbing perlu ditingkatkan dari segi input dan output. Metode yang digunakan selama ini masih menggunakan metode konvensional, SDM inputnya terbatas dan output terbatas. Dalam program sudah terprogram dengan baik dan seluruh kegiatan dilaksakan setiap harinya, akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat dan waktu pelaksanaannya relatif singkat. b. Minat residen 103 Minat residen terhadap kegiatan penyuluhan agama Islam dengan pendekatan berbasis kelompok belum maksimal, selama ini dalam setiap kegiatan residen hanya mengikuti kegiatan yang ada dalam jadwal harian. Diharapkan pembimbing agama mampu meningkatkan minat residen dalam kegiatan penyuluhan agama ini. 3 Pemilihan Strategi Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang bisa dijalankan oleh lembaga dan menentukan strategi mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan metode- metode dalam rehabilitasi bagi para residen. Berikut ini adalah urutan prioritasnya. strategi yang bisa dijalankan oleh Balai Besar Rehabilitasi BNN secara berurutan: 1. Kuantitas Pembimbing 2. Kualitas Metode Bimbingan 3. Kinerja Pembimbing 4. Minat Residen 5. Kepercayaan Residen 6. Kenyamanan Residen 7. Bekerjasama dengan lembaga lain 8. Meningkatkan kepercayaan masyarakat Kuantitas pembimbing ditempatkan diurutan pertama karena dalam penyuluhan agama Islam dengan pendekatan berbasis kelompok 104 kuantitaslah yang amat penting bagi Balai Besar Rehabilitasi BNN. Jumlah pembimbing agama sangat minim, begitu pula dengan metode- metodenya dan kinerja. Ketiga unsur tersebut akan mempengaruhi minat, kepercayaan dan kenyamanan residen dalam proses penyuluhan agama, serta akan mempengaruhi pula kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. 105 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menganalisa dan meneliti permasalahan dalam skripsi “Dampak Penyuluhan Agama Islam Dengan Pendekatan Berbasis Kelompok Terhadap Residen Dalam Pemulihan Ketergantungan Narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN”, akhirnya penulis sampai tahap pada kesimpulan. 1. Dalam praktiknya, BNN telah melakukan kegiatan penyuluhan sesuai dengan pendapat Carter V yakni kegiatan bersama, proses pengembangan keterampilan sesuai dengan profesi, perkembangan pribadi, proses sosial. Hasil penelitian di lapangan, ke empat proses penyuluhan ini dilakukan secara keseluruhan. Kegiatan bersama, religious session dengan pendekatan berbasis kelompok meliputi kegiatan terapi wudhu, kultum dan tausiah, tadarus Al- Qur’an, Kaligrafi, membaca surat Yaasin dan nonton bareng. Kegiatan lain yaitu pengembangan keterampilan lewat program TC, berupa kegiatan vokasional. Dalam kegiatan penyuluhan untuk mencapai keberhasilan rehabilitasi dikemas berbeda dengan penyuluhan yang disarankan oleh pendapat Carter V. Pengemasan penyuluhan ini dengan metode Religi dan TC. 106 2. Indikator keberhasilan rehabilitasi adalah pulihnya residen dari ketergantungan narkoba dan mencapai sehat secara fisik, mental spiritual, psikis, dan sosial. Hasil penelitian, residen yang sudah mengikuti penyuluhan agama Islam dengan pendekatan berbasis kelompok selama kurang lebih 6 bulan dalam masa rehabilitasi, telah mencapai kesehatan fisik, mental spritual dan sosial. Meskipun dalam beberapa hal, residen masih sering merasa gagal, kecewa dan bimbang serta rasa sugesti pada narkoba masih ada. Artinya, masih ada kemungkinan residen kembali menggunakan narkoba atau kecanduan narkoba. Disarankan adanya kerjasama pasca rehab terutama dengan keluarga residen. 3. Berdasarkan pemetaan faktor eksternal dan internal pada pembahasannya sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kekuatan penyuluhan agama Islam di Balai Besar Rehabilitasi BNN ditentukan oleh kuantitas pembimbing, kualitas metode bimbingan, kinerja pembimbing, minat residen, kepercayaan residen, kenyamanan residen, kerjasama dengan lembaga lain, dan peningkatkan kepercayaan masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas dari berbagai strategi yang telah dijelaskan, adapun saran-saran sebagai berikut: 1. Penerimaan pembimbing agama rasio 1:3, adanya recruitment untuk pembimbing agama di Balai Besar Rehabilitasi BNN. 107 2. Peningkatan kualitas pembimbing terutama penguasaan IT . 3. Pengembangan metode-metode konvensional 4. Peningkatan SDM Pembimbing baik input maupun output. 5. Bekerjasama dengan lembaga lain untuk peningkatan kualitas metode bimbingan. 107 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Siharsimi. Prosedur Penelitian: Suatua Pendektan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996. Arifin. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: PT.Golden Terayon Press ,1994. Arthura A. Thompson dan A.J Strickland. Strategic management: concept and cases 7th ed. New York: Richard d. Irwin, inc.1993. Behbehani, Soraya Susan. Fit and Within Sehat dan Smart Tanpa Obat. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. 1999. Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2004. Davidson, Gerald C,dkk. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006 Departemen Agama RI, Materi Bimbingan dan Penyuluhan Jakarta: Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003. Daud, M. Widyaswara Madya BDK Palembang, Jurnal : Pelaksanaan Penyuluh Agama Dalam Pengembangan Masyarakat Islam di Kota Palembang. Palembang, 2011 Echols,John .M. Kamus Bahasa Inggris- Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka, 1987 Erman, Amti . Penyuluhan. Jakarta: Halia Indonesia, 1983 . Fahmi, Musthafa. Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang. 1977. Iqbal Mubarrak, Wahid dan Nurul Chayatin. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi .Jakarta:Penerbit Salemba Raya, 2009. John A, Pearce II dan Richard B. Robinson Jr. Strategic Management,3rd ed. USA : Richard D. Irwin, Illions, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud- Balai Pustaka, 1996. Karsono, Edy . Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Bandung : CV. YRAMA WIDYA, 2004 Lutfi, M. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.