Definisi Nilai Profesional Keperawatan Komponen Nilai Profesional Perawat

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Profesional Keperawatan

1. Definisi Nilai Profesional Keperawatan

Hayes 2006 mendefinisikan nilai profesional sebagai standar perilaku yang digunakan untuk menyusun tindakan yang diterima oleh praktisi dan grup profesional tempat mereka berada. Nilai berhubungan dengan emosi dan pengalaman yang mengarahkan sesorang pada pilihan tertentu, keputusan, dan tindakan Naagarazan, 2006. Nilai profesional keperawatan merupakan fondasi dari praktik, yang mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi profesional lain, dan publik AACN, 2008. Nilai-nilai yang menjadi identitas keperawatan ini memberikan perawat kerangka kerja dalam mengurus kesejahteraan klien dan menjadi fondasi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan. Profesionalisme didefinisikan sebagai pelaksanaan secara konsisten nilai-nilai utama yang dibuktikan dengan pelaksanaan kerja perwat dengan profesional kesehatan lain guna mencapai kesehatan optimal dan kesejahteraan bagi pasien, keluarga, dan komunitas dengan secara bijak menerapkan prinsip altruisme, keunggulan, kepedulian, etik, rasa hormat, komunikasi, dan akuntabilitas AACN, 2008. Fisher 2014 mengatakan bahwa nilai profesional dapat dibuktikan dari sikap yang akhirnya mempengaruhi perilaku.

2. Komponen Nilai Profesional Perawat

American Association of Colleges of Nursing AACN, 2008 menyebutkan beberapa nilai profesional keperawatan yang menjadi fondasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Berikut nilai profesional yang mencerminkan perawat profesional yang memandu perawat untuk berperilaku etik dalam pemberian asuhan keperawatan. Pertama, memperhatikan atau mementingkan kesejahteraan dan keselamatan orang lain atau yang disebut altruisme. Altruisme dalam praktik profesional diwujudkan dengan pemberian perhatian dan advokasi perawat terhadap kebutuhan dan kesejahteraan klien. Wujud dari altruisme yakni dikesampingkannya kebutuhan perawat sendiri guna mendahulukan kebutuhan pasien yang lebih penting. Kedua, yakni otonomi autonomy. Perawat yang menerapkan nilai ini menunjukkan sikap menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan terkait kesehatan pasien. Dengan penuh kesadaran perawat menyusun dan memutuskan tindakan melalui pertimbangan-pertimbangan yang tepat. Ketiga, menghormati martabat manusia dengan segala nilai dan keunikan yang dimiliki individu dan kelompok. Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya, meletakkan pasien pada posisi seorang manusia yang memiliki hak-hak untuk dihormati sebagai seorang manusia. Sebagai contoh, saat melakukan pemeriksaan fisik genitalia pada pasien perempuan, perawat tetap menjaga privasi pasien. Keempat, yakni integritas yang diwujudkan dengan tindakan- tindakan yang sesuai dengan kode etik dan standar praktik. Refleksi yang muncul dari nilai integritas dalam praktik profesional perawat ialah kejujuran yang ditunjukkan perawat dalam sikapnya, serta diterapkannya kode etik dalam pemberian pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien. Kelima, keadilan sosial yang ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral, prinsip legal, dan prinsip kemanusiaan sepanjang melaksanakan tugas sebagai perawat. Nilai ini menghantarkan perawat untuk tidak membeda-bedakan pelayanan keperawatan yang diberikannya kepada para klien. Perawat tidak membedakan klien berdasarkan ras, suku, budaya, negara, warna kulit, agama, maupun sekte kelompok yang lainnya. Perawat memandang bahwa seluruh pasien adalah manusia, sehingga kesemuanya memiliki hak yang sama untuk dipenuhi kebutuhan perawatannya. Selain tidak membedakan perlakuan terhadap pasien, Lin, dkk 2011 menambahkan bahwa pasien memiliki hak untuk diperhatikan martabatnya sebagai seorang manusia human dignity saat menerima pelayanan keperawatan, dan perawat bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepeerawatan dengan menghormati klien. Weis dan Schank 2009 telah menyusun instrumen untuk mengukur nilai profesional keperawatan. Instrumen tersebut berasal dari American Nurses Association ANA Code of Ethics for Nurses. Dari penelitian yang dilakukan untuk merumuskan instrumen tersebut, ia menemukan lima nilai profesional yang teridentifikasi sebagaikomponen dasar faktor analisis dalam instrumennya. Nilai profesional keperawatan tersebut ialah caring, activism, trust, professionalism,dan justice. Salah satu nilai profesional utama dalam profesi keperawatan adalah caring. Weis Schank 2009 mendefinisikan konsep caring sebagai pemberian perhatian dan penghormatan yang memberikan efek kepada kesejahteraan well-being orang lain. Caring sejak dahulu kala telah menjadi center of nursing dan akan tetap menjadi inti dari keperawatan hingga di masa depan, karena itu memberikan manfaat tidak hanya bagi pasien tetapi bagi perawat pula Ma, dkk, 2003. Caring adalah merasakan untuk orang lain Naagarazan, 2006. Shaw Degazon 2008 menyampaikan bahwa keadilan sosial diwujudkan dengan menghormati hak dasar orang lain sebagai seorang manusia yang dihargai. Dalam penerapannya pada asuhan keperawatan, seorang perawat harus menempatkan semua pasien sebagai seseorang yang memiliki hak yang sama. Adanya perbedaan karakter dan ciri pada pasien tidak dapat dijadikan alasan bagi perawat untuk membedakan cara perlakuan. Weis Schank 2009 menyusun sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur nilai profesional seorang perawat atau mahasiswa perawat, yakni Nurses Professional Values Sclae – Revised NPVS-R. Instrumen ini disusun dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga tersusunlah 26 pernyataan positif dengan skala likert untuk mengukur nilai profesional keperawatan. Instrumen ini terdiri dari lima faktor analisis yang merupakan turunan dari kode etik keperawatan yakni caring, avtivism, trust, profesionalism, dan justice.

3. Fungsi Nilai Profesional Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan

Dokumen yang terkait

Pengalaman Mahasiswa PSIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengenai Penerapan Terapi Komplementer dan Alternatif

5 30 139

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Gambaran Gaya Belajar Mahasiswa PSIK Angkatan 2009-2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun Ajaran 2014

3 16 64

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Pemetaan Kajian Tafsir Al-Qur’an pada Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Analisis Sitiran Pengarang yang Disitir Disertasi Mahasiswa Tahun 2005-2010

0 5 55

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Gambaran Berpikir Kritis Dalam Problem Based Learning (PBL) Mahasiswa Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta AGIL MAIZAR FKIK

0 0 96