Golongan yang menyatakan bahwa dzawil arham berhak menerima warisan adalah Ali, Ibn Mas’ud, Syuraih al-Qadhi, Ibnu Sirrin,’Atho’ Mujahid, Imam Abu
Hanifah dan Imam Ibnu Hanbali.
51
D. Asal Masalah dan Tashihul Masalah
1. Asal Masalah
Asal masalah dalam hukum waris adalah bilangan yang paling sedikit atau kecil yang bisa diambil darinya, bagian para ahli waris secara benar tanpa ada bilangan
pecahan, dan besarnya bagian itu berbeda sesuai dengan perebedaan para ahli waris yang ada.
52
Yang dimaksud dengan asal masalah ialah kelipatan persekutuan terkecil KPT yang dapat dibagi oleh setiap penyebut furudhul muqaddarah para ahli waris ashabul
furudh. Untuk mengetahui besarnya asal masalah, terlebih dahulu diperhatikan jumlah macam penyebut yang terdapat pada masalah yang akan diselesaikan, tanpa
memperhitungkan jumlah macam pembilang. Apabila jumlah macam penyebutnya telah diketahui, maka penentuan masalahnya.
53
51
Yusuf Musa, Al-Tirkah Wa al-Mirats Fi al-Islam, Mesir: Daar al-Kitab al-Araby, 1959 hal. 278.
52
Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh Al-Islami,
hal. 297.
53
Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal.100 Tamatsul berasal dari kata “tamaatsala”
ﺎ
“yatamaatsalu”
ﺎ
“tamaatsulan”
ﺎ
artinya serupa.
Pertama, Tamatsul yaitu apabila hanya ada satu macam penyebut baik hanya
satu pecahan maupun beberapa pecahan yang mempunyai penyebut yang sama, maka asal masalahnya adalah bilangan penyebut itu sendiri.
54
Contoh: 12 asal masalahnya 2 13 asal masalahnya 3
Kedua, Tadakhul yaitu jika bilangan terbesar dari penyebutnya dapat dibagi
menghasilkan bilangan bulat oleh bilangan penyebut lainnya, maka asal masalahnya adalah bilangan penyebut tersebut.
55
Contoh: 12 dan 14 Asal masalahnya 4 12 dan 16 Asal masalhnya 6
Ketiga, Tawafuq yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tersebut bukan tadakhul,
tetapi diantaranya ada bilangan-bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan yang sama tawafuq, maka asal masalahnya adalah hasil perkalian bilangan tawafuq tersebut
dibagi dua.
56
Tadakhul berasal dari kata “tadaakhala”
اﺪ
yatadaakhilu”
اﺪ
“tadaakhulan”
اﺪ
artinya terjalin, saling memasuki.
54
Ibid, hal. 100.
55
Ibid, hal. 100 Tawafuq berasal dari kata “tawaafako”
ﻮا
“yatawaafiku”
اﻮ
“tawaafukon”
اﻮ ﺎ
artinya bersepakat. Tabayyyun berasal dari kata “tabayyana”
“yatabayyanu” “tabayyunan”
ﺎ
artinya tampak, jelas.
56
Ibid, hal 101
Contoh: 14 dan 16 Asal masalahnya 12 16 dan 18 Asal masalahnya 24
Keempat, Tabayyun yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tidak bisa dibagi
oleh bilangan penyebut terkecilnya atau tidak bisa dibagi dengan bilangan yang sama, selain angka satu, maka asal masalahnya adalah hasil perkalian dari bilangan-
bilangan tabayyun tersebut.
57
Contoh: 13 dan 12 Asal masalahnya 6
13 dan 14 Asal masalahnya 12
Dalam masalah yang hanya terdapat ahli waris ashabah asal masalahnya adalah jumlah kepala mereka, dengan ketentuan bahwa seorang laki-laki sama dengan
bagian dua orang perempuan, apabila ada ahli waris yang perempuannya. Dalam masalah yang terdiri atas dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan asala
masalahnya adalah 5; setiap anak laki-laki mendapat 25 dan anak perempuan 15.
58
2. Tashihu al-Masalah
Tashihul masalah yaitu mencari angka masalah terkecil yang bisa menetapkan saham-saham para ahli waris tanpa angka pecahan. Yakni satu kelompok ahli waris
tidak mendapatkan bagian secara genap.
59
Apabila hasil pembagian saham yang
57
Ibid, hal. 102.
58
Ibid, hal. 103.
59
Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh Al-Islami,
hal. 303.
berupa pecahan tersebut terdapat hanya pada satu kelompok, maka penentuan tashihul masalahnya dapat ditempuh sebagai berikut:
Pertama, Melihat adadur- ruus jumlah kepala dan jumlah saham para ahli
waris pada kelompokyang memerlukan tashih, apakah kedudukannya tabayyun, tawafuq, atau tadakhul.
60
Kedua, Apabila kedudukannya sudah diketahui maka penyelesaian tashihul
masalahnya adalah: i. Jika tabayyun dikalikan dengan jumlah kepala:
61
JUMLAH KEPALA
JUMLAH SAHAM
DIKALIKAN DENGAN
2 2
3 3
5 7
3 5
4 7
3 2
2 2
3 3
5 7
ii. Jika tawafuq dikalikan dengan hasil pembagian jumlah kepala dengan pembagi tawafuq tersebut, seperti:
JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM
DIKALIKAN DENGAN
4 4
6 6
8 8
6 10
4 15
6 10
2, yakni 4:2 2, yakni 4:2
3, yakni 6:2 2, yakni 6:3
4, yakni 8:2 4, yakni 8:2
60
Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal.105
61
Ibid, hal. 106
iii. Jika tadkhul dikalikan dengan hasil pembagian jumlah kepala dengan jumlah saham, seperti
62
JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM
DIKALIKAN DENGAN
4 6
6 8
8 9
15 15
2 2
3 2
4 3
3 5
2, yakni 4:2 3, yakni 6:2
2, yakni 6:3 4, yakni 8:2
2, yakni 8:4 3, yakni 9:3
5, yakni 15:3 3, yakni 15:5
Apabila hasil pembagian saham yang berupa pecahan, pecahan tersebut terdapat pada beberapa kelompok, maka pentashihannya adalah dengan cara
mengalikan asal masalah dan saham-sahamnya dengan KPK dari angka-angka pengali kelompok tersebut, seperti:
63
JUMLAH KEPALA JUMLAH SAHAM
DIKALIKAN DENGAN
3 3
3 4
3 12
4 16
4 1
2 3
2 7
3 16
3 3
}
= 3, yaitu KPKnya 3
4 3 } = 3, yitu KPKnya
12 4
62
Ibid, 106.
63
Ibid, 107
6 15
3 7
1 4
5 10
9 } = 180, yaitu KPKnya
6 15
3 7 } = 21, yaitu
KPKnya
Contoh: Seorang meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang istri, ibu, 3 anak perempuan, dan
cucu laki-laki pancar laki-laki, berapakah bagian masing-masing ahli waris tersebut apabila sipewaris meninggalkan harta warisan sebesar Rp 720.000.000.00.’
Jawab: Asal
Masalah =
24 Istri
18 : 18 x 24 = 3
Ibu 16
: 16 x 24 = 4 3 Anak Perempuan
23 : 23 x 24 = 16
5 Anak laki-laki Ashabah
: 24-23 = 1 Pancar Laki-laki
24 Jadi kalau dibagi masih bisa menjadi pecahan pentashihannya untuk masalah ini
dikalikan dengan KPK-nya dari 3 dan 5, yaitu 15. Jadi penyelesaiannya sebagai berikut:
Istri = 3 x 15 = 45
Ibu = 4 x 15 = 60
3 Anak Perempuan = 16 x 15 = 240
5 Cucu Laki-Laki = 1 x 15 = 15
Pancar Laki-Laki 360
Istri = 45360 x 720.000.000.00.’ = Rp 90.000.000.00.’
Ibu = 60360 x 720.000.000.00.’ = Rp 120.000.000.00.’
3 Anak Perempuan =240360 x 720.000.000.00.’ = Rp 480.000.000.00.’
Masing-masing 80360 x 720.000.000.00.’ = Rp 160.000.000.00.’
5 Cucu Laki-Laki = 15360 x 720.000.000.00.’ = Rp 30.000.000.00.’
Pancar Laki-Laki masing-masing adalah
= 3360 x 720.000.000.00.’ = Rp 6.000.000.00.’
E. Hijab Dalam Waris