Teknik Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data Hipotesis

56 Tabel 3.1. Populasi dan Sampel Petugas Pengaman No Bidang Tugas Pengamanan Populasi Orang Sampel Orang 1 Regu I 24 2498 X 72 = 17,6 =18 2 Regu II 25 2598 X 72 = 18,3 =18 3 Regu III 24 2498 X 72 = 17.6 =18 4 Regu IV 25 2598 X 72= 18,3 =18 Jumlah 98 72 Sumber : Lapas Klas I Medan Tahun 2009

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan metode sebagai berikut : 1. Pengamatan observation, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan tugas yang sedang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 2. Wawancara interview, yaitu wawancara kepada yang berwenang memberi data dan informasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 3. Daftar Pertanyaan questionaire yaitu berupa angket yang diisi oleh setiap petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sebagai responden. 4. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari data atau dokumen yang mendukung penelitian ini, seperti jumlah pegawaipetugas, deskripsi kerja pegawai, tingkat pendidikan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 57

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan untuk mendukung variabel yang diteliti adalah : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung, daftar pertanyaan serta pengamatan. 2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer, diperoleh melalui studi dokumentasi yang berhubungan pada penelitian ini di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, berupa : Sejarah singkat Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, struktur organisasi, jumlah petugas pengaman, dan lain-lain.

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, kerangka berfikir dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai beriku. Sesuai dengan hipotesis pertama tersebut, maka variabel yang di dalam penelitian adalah : 1. Variabel bebas atau independent variable X, yang mempengaruhi kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, terdiri dari kepuasan kerja X 1 dan disiplin kerja X 2 . 2. Variabel Terikat atau dependent variable Y, yaitu kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diukur, yaitu Kepuasan kerja X 1 , Disiplin Kerja X 2 , sebagai variabel bebas independent variable, kemudian Kinerja Petugas Pengaman Y sebagai variabel terikat dependent variable. Universitas Sumatera Utara 58 1. Kepuasan Kerja X 1 Sikapkeadaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dirasakan oleh petugas Pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.dalam melaksanakan tugas dan tangung jawab. Untuk mengukur variabel kepuasan ini digunakan dengan skala Likert. 2. Disiplin Kerja X 2 Kesadaran sikap, mentaati peraturan dan sadar akan tugas serta tanggung jawab yang dimiliki oleh petugas Pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan agar mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan semakin baik. Untuk mengukur variabel disiplin kerja ini digunakan dengan skala Likert. 3. Kinerja Petugas Y Keberhasilan dari proses pekerjaan Petugas Pengaman secara kualitas dan kuantitas yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu atau kegiatan- kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Adapun indikator- indikatornya diukur dengan skala Likert. Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis No Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran 1 Kepuasan Kerja X 1 Keadaan emosional dan sikap petugas pengaman dalammelaksanakan pekerjaan serta keadaan yang menyenangkan yang dirasakan oleh petugas Pengaman 1. Kondisi kerja 2. Kebijakan pimpinan 3. Fasilitas kerja 4. Sikap rekan kerja 5. Promosi jabatan Skala Likert Universitas Sumatera Utara 59 2. Disiplin Kerja X 2 Kesadaransikap petugas pengaman mentaati peraturandan sadar akan tugastanggung Jawab dalam melaksanakan tugasnya 1. Tepat waktu 2. Tingkat ketaatan 3. Sikap perilaku 4. Mentaati peraturan 5. Sanksi yang tegas Skala Likert 3. Kinerja Petugas Y Keberhasilan proses Pekerjaanpetugas pengaman secara kualitas dan kuantitaas untuk melakukan tugas dan sesuai tanggung jawabnya melaksanakan tugas pengaman 1. Keterampilan kerja 2. Kesungguhan dalam bertugas 3. Kerjasama 4. Mengutamakan tugas 5. Bertindak dengan cepat Skala Likert Diperoleh dari berbagai sumber 3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Hipotesis

3.7.1. Uji Validitas

Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah jika f hitung Kolom Corected Item-Total Correlation lebih besar dari f tabel f hitung dari f tabel, maka item dinyatakan valid. Menurut Sugiyono 2004 bahwa,”nilai f tabel yang digunakan untuk pengujian validitas adalah 0.3000”. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya, disarankan sekitar 20-30 orang responden, Muhidin, 2007. Data untuk pengujian validitas dari quisioner diuji cobakan dengan cara disebarkan kepada 20 orang petugas pengaman Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar. Adapun alasan pemilihan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar sebagai tempat pengujian validitas kuisioner yang akan disebarkan Lanjutan Tabel 3.2 Universitas Sumatera Utara 60 di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dikarenakan memiliki kualifikasi yang hampir sama. Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja X 1 Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted Kondisi kerja 13.76 6.972 .661 .837 Kebijakan pimpinan 13.81 7.314 .684 .828 Fasilitas kerja 13.72 7.584 .681 .829 Sikap rekan kerja 13.72 7.837 .703 .826 Promosi jabatan 13.65 7.526 .674 .831 Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas kepuasan kerja dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden peneliti Petugas Pengaman Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item -Total Correlation dari keseluruhan lebih besar dari 0.444 maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik. Tabel 3.4 . Hasil Uji Validitas Disiplin Kerja X 2 Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted Tepat waktu 14.68 5.488 .712 .837 Tingkat ketaatan 14.75 5.824 .765 .824 Sikap prilaku 14.65 5.864 .693 .841 Mentaati peraturan 14.64 5.868 .697 .840 Sanksi Yang tegas 14.67 6.113 .605 .862 Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Universitas Sumatera Utara 61 Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.4 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas disiplin kerja dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden peneliti Petugas Pengaman Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari keseluruhan lebih besar dari 0.444 maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik. Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kinerja Petugas Y Pertanyaan Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach s Alpha if Item Deleted Keterampilan kerja 16.44 5.462 .617 .858 Kesungguhan dalam Bertugas 16.46 5.012 .761 .820 Kerjasama 16.42 5.373 .732 .828 Mengutamakan Tugas 16.40 5.624 .686 .840 Bertindak dengan cepat 16.39 5.818 .663 .846 Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.5 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas kinerja dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden peneliti Petugas Pengaman Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari keseluruhan lebih besar dari 0.444 maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik. Universitas Sumatera Utara 62

3.7.2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengadung kecermatan pengukuran maka dilakukan uji realibilitas. Menurut Sugiyono 2004 menyatakan bahwa,” pengujian reliabilitas bila digunakan mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama”. Suatu daftar pertanyaan atau quisioner dikatakan realibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam hal ini teknik digunakan adalah teknik Alpha Cronbach. Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja X 1 dan Disiplin Kerja X 2 Terhadap Kinerja Petugas Y Variabel CronbachsAlpha CronbachsAlpha Standardized Item Based on N of Items Kepuasan X1 .859 .863 Disiplin X2 .853 .859 Kinerja Petugas Y .867 .868 5 5 5 Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Berdasarkan hasil uji coba pada uji reliabilitas pada Tabel 3,6 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha 0.600 yaitu ; 0.859, 0.853; dan 0.867, maka konstruk kuisioner dari Kepuasan Kerja X 1 , dan Disiplin kerja X 2 serta Kinerja Petugas Y dinyatakan reliabel. Universitas Sumatera Utara 63

3.8. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, hal ini untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan. Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik yaitu multikolonieritas dan hetoroskedastisitas.

3.8.1. Uji Normalitas

Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. 1. Analisis Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data Universitas Sumatera Utara 64 residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non- parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S.

3.8.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual ini tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. ”Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur bergelombang melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik nenyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedasitas” Gujarat 2003. Ghozali 2005 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan Universitas Sumatera Utara 65 lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi menurut Ghozali 2005 adalah dengan melihat grafik antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara lain dengan cara melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual Yprediksi – Y sesungguhnya yang telah di –studentized. Dasar analisisnya adalah : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9. Metode Analisis Data Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis yaitu dengan alat uji regresi linier berganda untuk mengetahui ukuran pengaruh kepuasan dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja petugas pengaman maka peneliti menggunakan Analisis Regresi Berganda multiple regression analysis dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e Universitas Sumatera Utara 66 Dimana : Y = Kinerja petugas a = Intercept Y β 1 = Koefisien variabel X 1 β 2 = Koefisien variabel X 2 X 1 = Kepuasan kerja X 2 = Disiplin kerja e = error of term variabel yang tidak terungkap Pengaruh variable independent terhadap variable dependent diuji dengan tingkat kepercayaan 95 atau α = 5 . Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak bersama-sama adalah : H : β 1, β 2 = 0 Kepuasan kerja dan disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. H a : β 1, β 2 ≠ 0 Kepuasan kerja dan disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Hasil pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak dan H a diterima, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H o diterima dan H a ditolak. Universitas Sumatera Utara 67 Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik f f test . Jika f hitung f tabel , maka H o ditolak dan H a diterima dan jika f hitung f tabel , H o diterima dan H a ditolak, maka. Rumus yang digunakan untuk uji statistik f f test adalah : f hitung = 1 1 2 2 − − − k n R k R Sugiyono, 2004 Dimana : R ² = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel Sedangkan secara parsial uji t kriteria pengujiannya hipotesis adalah: H : β 1 = 0 Kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. H a : β 1 ≠ 0 Kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. H : β 2 = 0 Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. H a : β 2 ≠ 0 Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja petugas pengaman di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel , kriteria pengambilan keputusan : H o diterima jika t tabel t hitung atau lebih besar pada ά = 5 dan H o diterima H a ditolak jika t hitung t tabel atau lebih kecil pada ά =5 dan H o ditolak H a diterima. Universitas Sumatera Utara 68 t hitung = 2 3 1 p n p r r − − Sugiyono, 2004 Di mana : t = Nilai t hitung p r = Korelasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel. Universitas Sumatera Utara 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan Menengok ke belakang perjalanan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia, adalah sebuah jejak-jejak panjang nan penuh liku. Hal ini terkait dengan sejarah berdirinya negara tercinta ini, yang memiliki masa-masa pahit tatkala Belanda dan Jepang menancapkan cakar tajamnya di masa penjajahan. Masa demi masa terlewati, mengukir catatan demi catatan. Masing-masing masa memiliki sejarahnya tersendiri. Tentu saja ini bukan hanya sekadar catatan, namun makna didalamnya dapat dijadikan acuan menuju gerbang profesionalisme Lembaga Pemasyarakatan untuk menjawab tantangan di masa datang Penjara, Rumah Tahanan Rutan atau Lembaga Pemasyarakatan LP adalah sebuah jejak-jejak panjang nan penuh liku. Hal ini terkait dengan sejarah berdirinya negara tercinta ini, yang memiliki masa-masa pahit tatkala Belanda dan Jepang menancapkan cakar tajamnya di masa penjajahan. Masa demi masa terlewati, mengukir catatan demi catatan. Masing-masing masa memiliki sejarahnya tersendiri. Rentetan kejadian ini menjadi kendala besar bagi sistem kepenjaraan yang sesungguhnya tengah dirintis. Benang merah dari segala kejadian ini adalah menyiratkan betapa sulitnya posisi atau peran urusan kepenjaraan, yang dihadapkan pada dua kepentingan, seolah kepenjaraan akan selalu dihadapkan pada momentum Universitas Sumatera Utara