Teori Tentang Kepuasan Kerja

43

2.2. Teori Tentang Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai Kepuasan kerja. Davis dan Newstrom pada tahun 1985 dalam Ndaraha 1997, menyatakan bahwa: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” Kepuasan Kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya. Definisi lain tentang Kepuasan Kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl 1988, yang dikutip As’ad 2003 mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect of the job. A person’s attitude toward his job reflect pleasant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Suatu sikap umum terhadap kerja tersebut yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan tersebut. Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut menggambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pekerjaan serta harapan-harapan mengenai pengalaman mendatang. Disamping itu beberapa teori kepuasan kerja telah diajukan Mangkunegara 2002 lain : 1. Teori Keseimbangan Equity Theory 2. Teori Perbedaan Discreparncy Theory 3. Teori Pemenuhan Kebutuhan Need Fulfilment Theory Universitas Sumatera Utara 44 4. Teori Pandangan Kelompok Social Reference Group Theory 5. Teori Pengharapan Expectancy Theory.

1. Teori KeadilanKeseimbangan Equity Theory

Teori keseimbangan equity theory oleh Adam dalam tahun 1963, yang terdiri dari komponen input, outcome, comparison, dan equity in equity. Ketiga teori tersebut adalah : a. Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja, misalkan pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja. b. Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali, kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikankan diri. c. Equity in equity dimana menurut teori ini puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome dirinya dengan output-outcome pegawai lain.

2. Teori perbedaan discrepancy theory

Pertama kali dipelopori oleh Porter pada tahun 1963 yang berpendapat bahwa untuk mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pagawai. Apabila seorang memperoleh lebih besar dari yang diharapkan maka orang tersebut akan menjadi puas, sebaliknya jika memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari yang diharapkannya maka terjadi ketidakpuasan. Universitas Sumatera Utara