34
2.3 Mata Pencaharian Penduduk
Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat Karo adalah bertani. Hal ini disebabkan lahan pertanian yang sangat subur, sehingga menjadikan Tanah Karo
sebagai daerah penghasil tanaman pertanian khususnya sayur-mayur yang terbesar di Sumatera Utara. Demikian pula halnya dengan daerah Kecamatan Berastagi, sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani khususnya bagi mereka yang tinggal dan memiliki lahan pertanian di daerah pedesaan, seperti di Desa Doulu, Desa Sempa
Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Raya dan Desa Guru Singa. Hal ini terjadi mengingat bahwa di daerah pedesaan tersebut sebagian besar masih berupa lahan-
lahan pertanian sehingga sangat mendukung bagi para penduduk untuk mengusahakannya dengan menanami tanaman-tanaman pertanian atau bertani.
Sementara bagi daerah-daerah di Kecamatan Berastagi khususnya yang telah merupakan daerah-daerah kelurahan dan dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang ataupun pengusaha baik besar maupun kecil, pengrajinindustri kecil, buruh industri dan bangunan, sopir, Pegawai
Negeri Sipil PNS, ABRI, pegawai swasta, pensiunan,dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
35 Tabel IV
Distribusi Mata pencaharian Penduduk No
Jenis Mata pencaharian Jumlah
1
Petani Pemilik Tanah 8763 orang
2
Petani Penggarap Tanah 7351 orang
3
Buruh Tani 2052 orang
4
Pengusaha SedangBesar 731 orang
5
PengrajinIndustri Kecil 811 orang
6
Buruh Industri 143 orang
7
Buruh Bangunan 293 orang
8
Pedagang 2011 orang
9
Pengangkutan 771 orang
10
Pegawai Negeri Sipil 517 orang
11
ABRI 471 orang
12
Pensiunan PegnegABRI 372 orang
Sumber: Kantor Kecamatan Berastagi Tahun 1986 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian sebagai petani
merupakan jumlah yang paling banyak, baik sebagai petani yang memiliki lahan sendiri, petani yang hanya menggarapmengusahakan tanah dengan menyewanya dari
para petani pemilik tanah, maupun buruh tani, yakni mereka yang tidak memiliki lahantanah sendiri dan juga tidak menyewanya dari para pemilik tanah untuk
digarapdiusahakannya tetapi bekerja kepada para pemilik tanah ataupun penyewa
36 tanah pertanian tersebut. Buruh tani ini sering juga disebut dengan aron.
18
18
Aron adalah orang-orang upahan atau yang digaji di dalam sektor pertanian. Pada mulanya aron ditujukan kepada masyarakat Karo sendiri yaitu mereka yang membentuk kelompok yang terdiri
dari 4-8 orang, mereka bekerja di ladang anggotanya secara bergantian tanpa mendapatkan upah. Akan tetapi setelah kedatangan suku Tapanuli, istilah ini kemudian ditujukan kepada mereka karena banyak
diantara mereka yang bekerja sebagai tenaga upahan pada lahan-lahan pertanian orang-orang Karo.
Aron ini biasanya adalah mereka yang datang dari daerah Tapanuli atau yang bersuku Batak
Toba.
2.4 Sistem Kepercayaan