Formal Jaringan Komunikasi Internal

komunikasi di antara anggota kelompok dan berbagai posisi dalam struktur organisasi. Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh pola hubungan interaksi antara individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi. Banyak faktor yang mempengaruhi hakikat dan luasnya jaringan komunikasi beberapa di antaranya adalah hubungan dalam organisasi, arah arus pesan, dan isi pesan. Secara umum jaringan komunikasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu formal dan informal.

1. Formal

Jaringan komunikasi formal adalah aliran komunikasi internal yang memiliki struktur dan telah direncanakan sehingga tidak dapat lagi dihindari oleh organisasi. Komunikasi formal ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen ataupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan, dan distribusi pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota organisasi yang berbeda-beda. Berdasarkan aliran pesan yang disampaikan maka jaringan komunikasi formal dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu: a. Komunikasi dari atas ke bawah downward communication Komunikasi dari atas ke bawah adalah satu aliran komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan dan diteruskan kepada para karyawan. Menurut Gitosudarmo dan Sudita 2002: 211, “Komunikasi dari atas ke bawah adalah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hirarki organisasi.” Bentuk aliran komunikasi dari atas kebawah meliputi prosedur Universitas Sumatera Utara organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tentang tujuan organisasi dan lain sebagainya. Seperti yang dikutip oleh Muhammad 2004: 108, Lewis mendefinisikan bahwa komunikasi dari atas ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pedapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi utnuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Arus komunikasi dari atas ke bawah tidak selalu berjalan dengan baik dan lancar, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: 1. keterbukaan 2. kepercayaan pada pesan tulisan 3. pesan yang berlebihan 4. waktu 5. penyaringan Menurut Katz dan Kahn Purwanto 2002: 24 menyatakan bahwa komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu: 1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja 2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan 3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasional 4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan 5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideology yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. b. Komunikasi dari bawah ke atas upward communication Universitas Sumatera Utara Komunikasi dari bawah ke atas merupakan satu proses aliran pesan yang berasal dari para karyawan dan ditujukan kepada atasan. Purwanto 2004: 24 mendefinisikan bahwa “Komunikasi dari bawah ke atas adalah penyampaian informasi yang berasal dari bawah menuju ke atas.” Upward communication di perlukan bagi seorang pimpinan untuk memecahkan semua permasalahan yang terjadi dalam organisasi sebelum seorang manajer membuat keputusan yang tepat terlebih dahulu harus memperhatikan semua aspirasi dari para bawahan ataupun karyawan. Selanjutnya Muhammad 2004: 116, mendefinisikan “Upward communication adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam satu organisasi kecuali yang berada pada tingkat paling atas dapat berkomunikasi ke atas.” Komunikasi dari bawah ke atas dapat memberikan informasi tentang praktek kerja dan prestasi karyawan serta kebijakan organisasi. Bagi seorang pimpinan komunikasi dari bawah ke atas merupakan satu sumber informasi ynag sangat penting dalam pembuatan keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini maka pimpinan dapat mengetahui bagaimana pendapat para bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan mereka, dan mengenai organisasi. Menurut SmithGoldhaber, 1986 seperti yang dikutip oleh Muhammad 2004: 117 mengemukakan bahwa komunikasi ke atas berfungsi sebagai balikan bagi pimpinan memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan stimulus kepada karyawan 26 Universitas Sumatera Utara untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi departemennya atau organisasinya. Dengan kata lain komunikasi dari bawah ke atas digunakan untuk memonitor prestasi organisasi. Permasalahan yang sering terjadi adalah bawahan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan fakta karena dianggap hal tersebut dapat menyinggung perasaan atasan. c. Komunikasi horizontal horizontal communication Komunikasi horizontal ialah komunikasi ynag dilakukan oleh para karyawan yang memiliki tingkat jabatan sama ataupun setara. Effendy 2004: 124 menyatakan bahwa komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf, karyawan sesama karyawan dan sebagainya. Komunikasi horizontal seringkali berlangsung tidak formal, karena mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada saat mereka bekerja melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja. Lebih lanjut Hardjana 2003: 33 menyebutkan bahwa “Komunikasi horizontal adalah komunikasi antara rekan erja sejawat dalam bagian atau kelompok yang sama, atau antar petugas antar bagian yang sama tingkatnya misalnya antara manajer produksi dengan manajer personalia.” Dari kedua definisi di atas dapat diartikan bahwa komunikasi horizontal adalah pertukaran informasi yang berlangsung di antara orang-orang yang memiliki jabtan yang sama atau sejajar, misalnya komuniasi yang terjadi antara karyawan bagian produksi dengan karyawan bagian keuangan. Pada dasrnya komunikasi horizontal ini berguna untuk koordinasi kerja organisasi dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Universitas Sumatera Utara d. Komunikasi diagonal cross communication Komunikasi diagonal merupakan satu aliran komunikasi dari orang- orang yang memiliki tingkatan atau jabatan ayng berbeda dan tidak memiliki wewenang secara langsung, misalnya komunikasi yang terjadi antara manajer keuangan dengan kepala subbagian pengendalian mutu. Komunikasi diagonal digunakan untuk menigkatkan efisiensi kerja, memecahkan masalah antar bagian, dan meminta pertimbangan dari pihak manajemen.

2. Informal