H. Mengatasi hambatan-hambatan komunikasi internal
Komunikasi yang efektif sangat tergantung pada kualitas proses komunikasi baik pada tingkat individu maupun pada tigkat organisasi. Untuk
mengatasi hambatan-hambatan komunikasi dan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Penentuan waktu yang efektif Permasalahan yang ditemukan dalam komunikasi antar pribadi adalah
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan pada saat seorang komunikan belum siap untuk menerima pesan tersebut. Pesan yang disampaikan
juga tidak sistematis sehingga komunikan tidak dapat mengerti mengenai pesan yang disampaikan. Langkah yang tepat untuk memperbaiki hambatan ini adalah
dengan memilih waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi sehingga pasan atau infromasi dapat disampaikan secara sistematis, ringkas dan mudah untuk di
mengerti oleh seorang komunikan. 2. Menggunakan bahasa yang sederhana
Penggunaan istilah ilmiah akan menyebabkan komunikasi sulit untuk dipahami oleh komunikan. Gagasan yang ilmiah dan bagus tidak harus
disampaikan dengan bahasa ilmiah. Untuk itu bahasa yang digunakan harus sederhana dan dapat dimengerti oleh komunikan.
3. Mendengarkan secara efektif Komunikasi yang efektif dapat ditingkatkan melalui mendengarkan secara
efektif. Komunikan tidak akan dapat mendengarkan pesan dengan baik apabila situasi dan kondisi lingkungan penuh dengan suara yang mengganggu. Melalui
mendengarkan secara efektif komunikan akan merasa tergerak hatinya untuk 34
Universitas Sumatera Utara
mengutarakan pendapatnya, keinginannya, serta perasaannya terhadap pesan yang disampaikan.
Mendengarkan secara efektif tidak hanya dilakukan oleh komunikan, seorang manajer juga harus dapat mendengarkan secara efektif agar informasi
yang disampaikan oleh bawahan dapat diterima dengan baik pula dan dapat menghindari kesalahpahaman.
4. Meningkatkan umpan balik Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dapat dilakukan
dengan baik. Seorang manajer memerlukan adanya suatu umpan balik dari para karyawan terhadap pesan yang disampaikan, sehingga ia tahu apakah pesannya
sudah diterima, dipahami, dan telah dilaksanakan atau tidak 5. Pengulangan
Untuk meningkatkan efektifitas komunikasi cara yang paling tepat ialah dengan mengulangi pesan yang disampaikan. Pengulangan akan membantu
komunikan atau pendengar untuk menginterprestasikan pesan serta memahami pesan pada saat pertama kali didengar.
I. Hubungan Komunikasi internal dengan efisiensi kerja
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari setiap organisasi merupakan satu kesatuan yang kompleks yang berusaha mengalokasikan sumber dayanya secara
rasional demi tercapainya tujuan , walaupun rasionalisasi yang sempuran jarang tercapai. Usaha untuk mencapainya tetap merupakan ciri dari manajemen
modern, pada umumnya orang percaya bahwa makin rasional suatu organisasi makin besar upayanya pada kegiatan yang mengarah ke tujuan tersebut.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang dapat memanfaatkan sumber daya 35
Universitas Sumatera Utara
yang tersedia dengan tujuan untuk mencapai dan memelihara tingkat operasi yang efektif. Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan perusahaan akan menciptakan kesesuain kerja, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi internal yang baik dapat
meningkatkan efisiensi kerja. Keberadaan teknologi komunikasi seharusnya dapat mendukung
peningkatan efisiensi kerja dalam satu perusahaan, artinya adalah degan teknologi komunikasi tersebut maka dapat menghemat tenaga dan waktu bahkan
produktivitas dapat lebih ditingkatkan atau dipertahankan. Semakin baik penggunaan teknologi komunikasi maka semakin tinggi pula tingkat efisiensi
kerja dalam satu perusahaan, karena dengan adanya bantuan teknologi maka pekerjaan kantor dapat lebih cepat untuk diselesaikan. Suranto 2005: 135
mengatakan “ dengan bantuan teknologi itu, pekerjaan kantor menjadi lebih efisien dalam arti sesuai dengan indikator bahwa penyelesaian pekerjaan menjadi
lebih cepat, akurat, murah, dan mudah”. 36
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT.Perkebunanan Nusantara III Persero merupakan salah satu dari badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak dalam badan usaha perkebunan.
Perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan. Perusahaan perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh
pemerintah RI yang dikenal sebagai proses “Nasionalisasi” Perusahaan Perkebunan asing menjadi perseroan Perkebunan Negara PPN. Embiro yang
turut membentuk perusahaan berasal dari NV Rubber Cultuur Maatchappij Amsterdam RCMA dan NV Culturur Kij’ de Oeskut CMO yang merupakan
perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak jaman colonial pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Langkah awal perusahaan dimulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara PPN Baru. Setelah
mengalami beberapa kali perubahan bentukstatus badan hukum sejalan dengan Undang-Undang UU dan Peraturan Pemerintah PP yang ada, pada tahun 1968
PPN tersebut Peraturan Pemerintah PP yang ada, pada tahun 1968 PPN tersebut diorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP
yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk Hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan Persero.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas terhadap kegiatan usaha BUMN, Pemerintah telah merencanakan program restrukrisasi BUMN sub
37
Universitas Sumatera Utara