Kasus Monitor dan berbagai isu lainnya.

Mentri Agama Munawir Sadjali sendiri, UUPA adalah lompatan besar. Dari segi perundang-undangan adalah lompatan seratus windu. 91 Reaksi keras umat Islam ini, dapat dipahami, karena berhubungan dengan kecintaan umat kepada Rasul-Nya. Di sisi lain, pemerintah menanggapinya dengan cepat. TVRI langsung menayangkan permintaan maaf Arswendo Upaya bapak Presiden Soeharto tahun 1985 membentuk proyek komplikasi hukum Islam di Indonesia untuk menyeragamkan acuan hukum Islam untuk menjadi pegangan yang seragam bagi hakim-hakim agama di seluruh Indonesia. Tahun 1987, proyek ini berhasil menyusun tiga rancangan, yaitu mengenai perkawinan, mengenai pembagian warisan, dan mengenai pengelolaan benda-benda wakaf, infak, dan sedekah. Setelah disempurnakan, maka sesuai dengan intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1992 tertanggal 10 Juni 1991 secara resmi diperintahkan untuk mamasyarakatkannya sebagai komplikasi hukum.

3. Kasus Monitor dan berbagai isu lainnya.

Bermula dari hasil angket asal-asalan yang dilakukan Tabloid Monitor, edisi 13 Oktober 1990. Dalam artikel yang berjudul,” Ini dia 50 Tokoh Yang Dikagumi Pembaca Kita,” nama Nabi Muhammad saw. Berada diperingkat 11 dibawah Arswendo sendiri yang berada diperingkat 10. Artikel tersebut segera saja menimbulkan reaksi keras umat Islam. Sehari setelah pemuatan artikel tersebut, sekelompok Mahasiwa dan Pelajar mendatangi kantor Monitor untuk memprotes. Sejak saat itu muncul protes dimana-mana. Melalui pernyataan ormas-ormas Islam, tokoh-tokoh Islam, ceramah dan khutbah di mesjid-mesjid, dan lain sebagainya. 91 Media Dakwah, September 1994, hal 55. Universitas Sumatera Utara Atmowiloto, pemimpin redaksi, pembuat angket, dan penulis artikel yang menghebohkan tersebut. Departemen Penerangan memberikan peringatan keras kepada Monitor, dan kemudian menyusul pembredelan melalui SK Menpen No. 162 Kep Menpen 1990 yang membatalkan SIUPP Monitor sejak tanggal 23 Okktober 1990. Tidak cuma sampai disini, Ketua PWI DKI Jaya Masdun Pranoto mencoret keanggotaan Arswendo di PWI, serta mencabut rekomendasi yang diberikan PWI kepadanya untuk menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Monitor. Selain itu, ia dipecat dari jabata Wakil Direktur Kelompok Majalah dan Tabloid PT. Gramedia. Tanggal 26 Oktober 1990, Arswendo resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya. 92 “Keranjingan” massa Islam untuk selalu tanggap memberikan reaksi ats persoalan-persoalan yang menyangkut moral Islam. Setelah “keberhasilan” menghapus SDSB, 93 Sementara itu, isu-isu dunia Islam banyak ditangani dan di koordinasikan oleh Komite Nasional Indonesia Untuk Solidaritas Dunia Islam KISDI. Komite ini dibentuk pada tahun 1990 atas saran Moh. Natsir sebagai dukungan terhadap gerakan intifada Paslestina. Pembentukannya dibidani oleh K.H.Abdul Rosyid, H. Husein Umar, Zulfahmi Marjohan, K.H. Hhalil Ridwan, dan H.A. Sumargono. Mereka adalah Ulama-ulama terkenal yang dikenal ikhlas dan tawaddhu, tanpa ambisi kekuasaan, sehingga memilik jaringan luas kepada ormas-ormas Islam. berkali-kali massa kembali turun ke jalan.sebut saja: kasus Bapindo, solidaritas Bosnia, tragedi Waduk Nipah, masalah Palestina, dan pornografi. 92 Editor, 2 Februari 1991, hal. 40-42 93 Majalah Sinar, no.13 Tahun I, Desember 1993 Universitas Sumatera Utara Elite kekuasaan membiarkan akivitas mereka karena isu-isu yang diangkatnya bersifat internasional yang sesuai dengan garis kebijaksanaan pemerintah. 94 Jumlah ini menjadi bagian dari jumlah masjid di seluruh Indonesia pada ahir Repelita IV 19881989 berjumlah 548.959 buah. Tahun 19921993 bertambah menjadi 587.435 buah. Sementara itu pengadaan kitab suci Al Qur’an

4. Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila