Hubungan akomodatif Kerangka Teori

3. “Negara” dan “Pemerintah” dalam penelitian ini dimaksudkan kepada ”Negara Orde Baru”

1.6. Kerangka Teori

Setiap Penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan beripikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. 11 Sebagai suatu keadaan, akomodasi menunjuk pada kenyataan adanya keseimbangan equilibrium dalam interaksi antara kelompok-kelompok manusia, sehubungan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Untuk itu diperlukan beberapa teori atau konsep yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam Penelitian ini Penulis mendeskripsikan beberapa teori atau konsep yang dapat dijadikan acuan dalam memahami penelitian ini antara lain :

1.6.1. Hubungan akomodatif

Terminologi akomodatif yang menjadi salah satu kata kunci dalam penelitian ini, dipergunakan dalam dua arti: menunjuk pada suatu keadaan dan menunjuk pada suatu proses. 12 Tujuan dari akomodasi antara lain untuk mengurangi pertentangan antara orang perorang atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi seperti itu bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara Akomodasi sebenarnya juga merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya. 11 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2001, hal.39 12 Suryono Sukanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali, 1986, hal.63. Universitas Sumatera Utara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru. 13 Gillin dan Gillin menguraikan cukup banyak hasil dari suatu proses akomodasi antaranya adalah perubahan-perubahan dalam kedudukan. Sesungguhnya akomodasi menyebabkan suatu penetapan yang baru dari kedudukan orang perorang dan kelompok-kelompok manusia. Pertentangan-pertentangan menyebabkan kedudukan-kedudukan tersebut goyah, dan suatu akomasi akan mengukuhkan kembali kedudukan-kedudukan tersebut. 14 Akomodasi sebagai suatu proses dapat pula berbentuk compromise, pihak-pihak yang bertikai mengurai tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap untuk dapat melaksanakan compromise berarti bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan mengerti keadaan pihak lainnya, dan juga sebaliknya. 15 13 Ibid., hal. 64. 14 Gillin dan Gillin, Cultural Sociology, a revision of an introduction to sociology,” dalam Ibid., hal. 64. 15 Sukanto, Op.Cit., hal. 65. Hubungan akomodatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan yang lebih menekankan pada tujuan untuk mengurangi pertentangan antara orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham agar menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut dan menghasilkan suatu pola yang baru. Hubungan akomodatif dalam penelitian ini juga dimaksudkan pada hubungan dimana antara pihak-pihak yang bertikai mengurangi tuntutan- tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap ini berarti bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan mengerti keadaan pihak lainnya. Universitas Sumatera Utara

1.6.2. Islam