Skala Pengukuran Variabel Jenis dan Sumber Data b,c

44

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2008:132. Penelitian ini memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel X No Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Kurang Setuju 3 4 Tidak Setuju 2 5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono 2008:133 Sedangkan untuk variabel Y, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y No Alternatif Jawaban Skor 1 Berminat 1 2 Tidak Berminat Sumber: Peneliti 2015 45

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008:133. Populasi dalam penelitian ini adalah setiap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang sudah melihat iklan “satu untuk sepuluh” produk air mineral Aqua. Oleh karena itu populasi ini merupakan populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti jumlah sebenarnya.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2008:132. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian Kuncoro, 2009:119. Pertimbangan yang diambil peneliti dalam menentukan sampel adalah konsumen yang pernah melihat iklan “satu untuk sepuluh” produk air mineral Aqua. Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus Unidentified Sampling Widiyanto, 2008: 131: Keterangan: n = ukuran sampel 46 Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, pada α = 5 derajat keyakinan ditentukan 95 maka Z = 1,96 = margin of error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir ditentukan 10 Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut: n = 96,4 ≈ 100 responden Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel yang diperlukan adalah 100 responden.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan Kuncoro, 2009:145. Data didefinisikan sebagai fakta tercatat tentang suatu objek. Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu : a. Data Primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangansuatu organisasi secara langsung dari obyek yang diteliti. Data primer pada penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 47 b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, jurnal dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

3.8.1 Wawancara Interview

Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi apakah responden yang ditemui adalah yang pernah melihat iklan produk Aqua.

3.8.2 Daftar Pertanyaan Kuesioner

Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini. 3.9. Uji Validitas dan Realibilitas 3.9.1 Uji Validitas Suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya dilakukan Kuncoro, 2009:172. Pengujian validitas insrumen dengan menggunakan SPSS 17, dengan kriteria sebagai berikut: a Jika r hitung ≥ r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. b Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dengan melibatkan 30 responden diluar sampel. Nilai 48 r table dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5 maka angka yang diperoleh = 0.361. Tabel 3.4 Uji Validitas Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted Keterangan Q 1 22.1667 6.213 .465 .828 Valid Q 2 22.0667 5.720 .758 .766 Valid Q 3 22.0333 5.689 .689 .778 Valid Q 4 22.0333 5.895 .782 .766 Valid Q 5 22.3333 6.092 .416 .847 Valid Q 6 22.0333 6.585 .595 .803 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan kuesioner telah valid karena rhitung rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

3.9.2 Uji Realibilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Butir pertanyaan yang dinyatakan sudah valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan criteria sebagai berikut : 1. Jika positif atau lebih besar dari maka pertanyaan reliabel. 2. Jika negatif atau lebih kecil dari maka pertanyaan tidak reliabel. Hasil uji realibilitas berdasarkan data yang diolah dengan bantuan aplikasi software SPSS dapat dilihat pada tabel berikut ini: 49 Tabel 3.5 Uji Realibilitas Cronbachs Alpha N of Items .827 6 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Pada 6 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 di ketahui bahwa koefisien apha Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0.827. Ini berarti 0.827 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai intrumen penelitian.

3.10 Metode Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menurut Sugiyono 2008: 169 adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data”.Pada metode analisis deskriptif ini data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

3.10.2 Metode Regresi Logistik

Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen respon merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi 50 biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Berikut beberapa asumsi regresi logistik : 1. Tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. 2. Variabel bebas bisa variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis. 3. Distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linear. Adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + βX 1 + βX 2 + ε Dimana: Y : Minat beli variabel dummy, 1 jika ya berpindah merek, 0 jika tidak berpindah merek α : Konstanta β : Koefisien regresi X 1 : Cause promotions X 2 : Cause related marketing ε : Standart error 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Aqua Aqua Golden Missisippi yang bernaung di bawah PT. Tirta Investama didirikan pada 23 Februari 1973 oleh Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. Di Indonesia sendiri mereka menguasai 80 persen penjualan AMDK dalam kemasan galon. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia. Danone, sebuah korporasi multinasional asal Perancis, berambisi untuk memimpin pasar global lewat tiga bisnis intinya, yaitu: dairy products, AMDK dan biskuit. Untuk dairy products, kini Danone menempati posisi nomor satu di dunia dengan penguasaan pasar sebesar 15. Adapun untuk produk AMDK, Danone juga mengklaim telah menempati peringkat pertama dunia lewat merek Evian, Volvic, dan Badoit. Untuk bisa mempertahankan diri sebagai produsen AMDK nomor satu dunia, Danone tentu saja harus berjuang keras menahan gempuran Coca-Cola dan Nestle. Untuk menambah kekuatannya, Danone mulai memasuki pasar Asia, dan mengambil alih dua perusahaan AMDK di Cina. Menyadari kekuatan kecil Aqua yang belum terjamah oleh Coca-cola atau korporasi lainnya, Danone buru-buru mendekati Aqua. Akhirnya, pada tanggal 4 September 1998, Aqua secara resmi mengumumkan “penyatuan” kedua perusahaan tersebut dan bertepatan dengan pergantian milenium, pada tahun 2000 Aqua meluncurkan produk berlabel 52 Danone-Aqua. Pada tahun 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT. Tirta Investama dari 40 menjadi 74, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Grup Aqua. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera Danone-Aqua, kini Aqua memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia. Berikut sejarah PT Danone Aqua yang dijelaskan secara sistematis: 1. Tahun 1973. PT Aqua Golden Mississippi didirikan sebagai pioner perusahaan air minum mineral pertama di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi. 2. Tahun 1974 Produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dari pabrik di Bekasi. Harga per botol adalah Rp.75,- 3. Tahun 1984 Pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan di Jawa Timur, sebagai upaya agar lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. 4. Tahun 1985 Pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi. 53 5. Tahun 1993 Menyelenggarakan program Aqua Peduli Aqua Cares, sebagai langkah pendauran ulang botol plastik Aqua menjadi materi plastik yang bisa dapat digunakan kembali. 6. Tahun 1995 Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan Aqua dilakukan bersamaan. Hasil sistem in line ini adalah botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi., sehingga proses produksi menjadi lebih higienis 7. Tahun 1998 Penyatuan Aqua dan grup Danone pada tanggal 4 September 1998. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan Aqua sebagai produsen air mineral dalam kemasan AMDK yang terbesar di Indonesia. 8. Tahun 2000 Bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua. 9. Tahun 2001 Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 menjadi 74 , sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001. 54 10. Tahun 2002 Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan Aqua sendiri yang terkena musibah tersebut. Aqua menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 - 2004] pada 1 Juni 2002. 11. Tahun 2003 Perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP System Application and Products for Data Processing dan HRIS Human Resources Information System. 12. Tahun 2004 Peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru Aqua Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini memperkuat posisi Aqua sebagai produsen minuman. 13. Tahun 2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September, Aqua memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.

4.1.2 Visi dan Misi Aqua Danone

55

4.1.2.1 Visi Aqua Danone

Aqua telah menjadi bagian dari keluarga sehat Indonesia lebih selama lebih dari 30 tahun. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan sejak didirikan tahun 1973, kini Aqua menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sehat masyarakat Indonesia. Dulu dan kini, Aqua tetap dan selalu menjadi yang terbesar dan terdepan di Indonesia. Volume penjualan Aqua merupakan volume penjualan terbesar di dunia untuk kategori air mineral.

4.1.2.2 Misi Aqua Danone

Aqua selalu ingin melakukan program untuk menyehatkan konsumen Indonesia, diantaranya program AKSI Aqua untuk Keluarga Sehat Indonesia dan AuAI Aqua untuk Anak Indonesia.

4.2 Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Analisis Deskriptif 4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Kuisioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 9 butir pertanyaan untuk variabel X dan 1 pertanyaan untuk variabel Y. Jumlah keseluruhan pertannyaan adalah 7 pertanyaan. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Adapun analisis deskriptif ini merupakan uraian mengenai hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden. Berikut Jumlah dan persentase gambaran umum responden: 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 56 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase Laki-laki 45 45 Perempuan 55 55 Total 100 100.0 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Pada Tabel 4.1 menunjukkan responden laki -laki yang berjumlah 45 responden, yaitu sebanyak 45, dan responden perempuan yang berjumlah 55 responden, yaitu 55. Hal ini menunjukkan bahwa responden perempuan paling dominan dalam penelitian ini. 2. Karakteristik responden berdasarkan departemen. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen Departemen Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Manajemen 21 25 46 Ekonomi Pembangunan 14 13 27 Akuntansi 10 17 27 Total 45 55 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa karakteristik departemen dari responden yang paling banyak diteliti adalah departemen manajemen sebanyak 46 responden. 3. Karakteristik responden berdasarkan stambuk. 57 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk Stambuk Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan 2010 1 2 3 2011 12 18 30 2012 17 13 30 2013 8 11 19 2014 7 11 18 Total 45 55 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak diteliti adalah stambuk 2011 dan 2012 yaitu sebanyak 30 responden.

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Terdapat 7 butir pernyataan; 3 butir pernyataan untuk variabel cause promotions X1, 3 butir pernyataan untuk variabel cause related marketing X2 dan 1 butir pernyataan untuk variabel minat beli Y. Kuisioner disebarkan kepada 100 orang sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y: 1. Variabel X1 sebagai cause promotions 58 Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Cause Promotions Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa : a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 46 responden setuju bahwa Aqua memberikan informasi tentang suatu issue yang membahas permasalahan sosial melalui iklan. 20 responden menyatakan ragu-ragu, 16 responden menyatakan sangat setuju, 15 responden menyatakan tidak setuju, dan 3 responden mengatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan STS TS RG S SS Total F F F F F Aqua memberikan informasi tentang suatu issue yang membahas permasalahan sosial melalui iklan. 3 3.0 15 15.0 20 20.0 46 46.0 16 16.0 100 Melalui iklannya Aqua membujuk masyarakat untuk menyumbangkan uangnya untuk kemanfaatan masyarakat melalui pelaksanaan program sosial perusahaan. 0.0 5 5.0 21 21.0 59 59.0 15 15.0 100 Aqua mengingatkan konsumen tentang produknya melalui iklan yang ditayangkan. 0.0 0.0 15 15.0 63 63.0 22 22.0 100 59 b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 59 responden setuju bahwa melalui iklannya Aqua membujuk masyarakat untuk menyumbangkan uangnya untuk kemanfaatan masyarakat melalui pelaksanaan program sosial perusahaan. 21 responden menyatakan ragu-ragu, 15 responden menyatakan sangat setuju dan 5 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 63 responden setuju bahwa Aqua mengingatkan konsumen tentang produknya melalui iklan yang ditayangkan. 22 responden menyatakan sangat setuju dan 15 responden menyatakan ragu-ragu dengan pernyataan tersebut. 60 2. Variabel X 2 sebagai cause related marketing Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Cause Related Marketing Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa : a. Pada butir pernyataan satu dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 62 responden setuju bahwa Aqua mendonasikan sejumlah presentase pendapatan dari produk yang terjual. 22 responden menyatakan sangat setuju 15 responden menyatakan ragu-ragu, 1 responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan STS TS RG S SS Total F F F F F Aqua mendonasikan sejumlah presentase pendapatan dari produk yang terjual. 0.0 1 1.0 15 15.0 62 62.0 22 22.0 100 Aqua menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun jaringan air bersih pada kegiatan CSR. 0.0 2 2.0 23 23.0 57 57.0 18 18.0 100 Aqua mendonasikan pendapatannya untuk membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat pra- sejahtera 0.0 1 1.0 6 6.0 46 46.0 47 47.0 100 61 b. Pada butir pernyataan dua dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 57 responden setuju bahwa Aqua menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun jaringan air bersih pada kegiatan CSR. 23 responden menyatakan ragu-ragu, 18 responden menyatakan sangat setuju dan 2 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. c. Pada butir pernyataan tiga dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 47 responden sangat setuju bahwa Aqua mendonasikan pendapatannya untuk membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat pra-sejahtera. 46 responden menyatakan setuju dan 6 responden menyatakan ragu-ragu dan 1 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. 3. Variabel Y sebagai minat beli Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel minat beli Pernyataan Tidak Berminat Berminat Total F F Setelah memperoleh informasi tentang suatu produk, maka saya berminat untuk membeli air mineral Aqua 25 25.0 75 75.0 100 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Tabel 4.6 menunjukkan distribusi jawaban responden dari 100 responden terhadap pernyataan untuk variabel Y berminat atau tidak beminat untuk membeli produk air mineral Aqua dari 100 kuesioner yang disebarkan dan 62 dianalisis, dapat diketahui sebesar 85 responden memilih berminat dan 15 responden memilih tidak berminat. 4.2.2 Analisis Regresi Logistik 4.2.2.1 Menguji Model Fit Overall Model Fit Test Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara - 2 log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui Tabel 4.7 Tabel 4.7 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL awal Block 0: Beginning Block Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 112.652 1.000 2 112.467 1.096 3 112.467 1.099 4 112.467 1.099 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 112,467 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Juni 2015 Dari tabel diatas, terdapat 4 nilai dari -2 Log likelihood yang diberikan. Satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta block 0 = beginning block 63 yaitu sebesar 112.467 Nilai dari -2 Log likelihood ini adalah signifikan dengan alpha 5 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak, yaitu model dikatakan fit dengan data. Tabel 4.8 Nilai -2 Log Likelihood -2 LL akhir Block 1: Method = Enter Iteration History

a,b,c,d

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Konsumen Dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy (Studi Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

1 46 67

Pengaruh Sikap Konsumen dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty Air Mineral Merek Aqua (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU)

2 47 121

Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Brand Performance: Corporate Reputation dan Brand Equity Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Konsumen Air Mineral Aqua).

0 5 32

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Minat Beli Air Mineral Aqua.

9 35 21

Pengaruh Environmental Television Advertisement terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Air Minum dalam Kemasan Aqua.

0 0 27

Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Aqua.

0 1 22

Analisis Atribut Atribut Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral AQUA.

0 0 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 2.1.1 Definisi Bauran Pemasaran - Pengaruh Publikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Periklanan Terhadap Peningkatan Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral Aqua

0 1 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Publikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Periklanan Terhadap Peningkatan Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral Aqua

0 0 8

BAB 1 PENDAHULUAN - Analisis Atribut Atribut Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Produk Air Mineral AQUA - MCUrepository

0 0 11