c. Mengurangi energi kerja yang berlebihan
d. Mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat
Dalam ergonomi dikenal adanya istilah sistem manusia-mesin, merupakan kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin
dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.
Dengan mempelajari manusia sebagai salah satu komponen sistem manusia mesin diharapkan bisa meletakkan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya untuk merancang sistem kerja yang optimal. Untuk analisis dan penelitian, ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan : a.
Anatomi, fisiologi dan antropometri tubuh manusia. b.
Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
c. Kondisi-kondisi kerja yang dapat menimbulkan cidera baik dalam waktu yang
pendek maupun panjang. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka penelitian dan
pengembangan ergonomis memerlukan dukungan dari berbagai disiplin keilmuan yang lain seperti psikologi, antropologi, faal kerjaanatomi dan lain-lain.
3.1.2. Tipe-tipe Masalah Ergonomi
Masalah-masalah ergonomi dikategorikan dalam berbagai kelompok, tergantung kepada wilayah spesifik dari efek tubuh seperti :
1
Weigjosoebroto Sritomo 2003. Ergonomi: Studi, Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk
a. Antropometri
Antropometri berhubungan dengan konfilk dimensional antara ruang geometri fungsional pada tubuh manusia. Antropometri ini merupakan pengukuran dari
dimensi tubuh secara linear, termasuk berat dan volume, jarak jangkauan, tinggi mata saat duduk dan lainnya. Masalah-masalah antropometri merupakan
manifestasi dari kekurangcocokannya antara dimensi ini dan disain ruang kerja. Pemecahannya adalah memodifikasi desain untuk menyesuaikan
kenyamanan. b.
Cognitive Masalah cognitive muncul ketika informasi beban kerja yang berlebihan dan
informasi beban kerja di bawah proses. Keduanya dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek dapat menyebabkan ketegangan. Pada sisi lain
fungsi ini tidak sepenuhnya berguna untuk pemeliharaan tingkat optimum. Pemecahannya adalah untuk melengkapi fungsi manusia dan fungsi mesin
untuk meningkatkan performansi dalam pengembangan pekerjaan. c.
Musculokskeletal
2
Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini. Hal tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif.
Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performasi kerja atau mendisain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai
dengan batas kemampuan manusia. d.
Cardiovaskular
Peningkatan Produktifitas Kerja. Cetakan Ketiga, Surabaya : PT Guna Widya. Hal 54
Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot
untuk memenuhi tingginya permintaan oksigen. Pemecahannya yaitu mendisain kembali pekerjaan untuk melindungi pekerja dan melakukan rotasi
pekerjaan. e.
Psychomotor Masalahnya bahwa ketegangan pada sistem psychomotor dengan
menegaskan kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan dengan kemampuan manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan.
3.1.3. Aplikasi Ergonomi