BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Ergonomi
3.1.1. Pengertian Ergonomi dan Tujuan Ergonomi
E
1
rgonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin ilmu yang
mengajarkan manusia dalam kaitan dengan pekerjaannya. Ergonomi lahir dan berkembang sekitar abad ke-20.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematik untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. Tujuan dari ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh
tentang permasalahan-permasalahan interaksi antara manusia dengan teknologi produk, sehingga dimungkinkan suatu kondisi yang berfungsi lebih efektif dan
efisien. Tujuan ergonomi secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya disain sistem manusia mesin yang terpadu sehingga efisiensi
kerja bisa tercapai b.
Memperbaiki performansi kerja manusia
c. Mengurangi energi kerja yang berlebihan
d. Mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat
Dalam ergonomi dikenal adanya istilah sistem manusia-mesin, merupakan kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin
dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.
Dengan mempelajari manusia sebagai salah satu komponen sistem manusia mesin diharapkan bisa meletakkan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya untuk merancang sistem kerja yang optimal. Untuk analisis dan penelitian, ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan : a.
Anatomi, fisiologi dan antropometri tubuh manusia. b.
Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.
c. Kondisi-kondisi kerja yang dapat menimbulkan cidera baik dalam waktu yang
pendek maupun panjang. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka penelitian dan
pengembangan ergonomis memerlukan dukungan dari berbagai disiplin keilmuan yang lain seperti psikologi, antropologi, faal kerjaanatomi dan lain-lain.
3.1.2. Tipe-tipe Masalah Ergonomi