Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
partai-partai sekarang berlomba-lomba memperebutkan suara mayoritas masyarakat muslim melewati peran kyai.
1
Peranan kaum ulama dan santri dari awal perjuangan merebut kemerdekaan hingga dapat menikmati suasana kemerdekaan saat ini tidak dapat
diabaikan begitu saja. Merekalah yang memberikan keyakinan kepada rakyat Indonesia yang pada saat itu harga diri dan martabatnya sedang diinjak-injak
penjajah dan dicap sebagai inlander atau bangsa rendahan. Dari gerakan perlawanan bersenjata hingga jalur diplomasi, keyakinan akan syahid-lah yang
memberikan keberanian kepada mereka untuk melawan kaum kolonial Barat yang menganggap dirinya sebagai ras kulit putih yang unggul.
Diawali dengan era penjajahan imperialis Portugis hingga Belanda peranan mereka cukup sentral. Ketika para imperialis Barat tersebut mencoba
untuk menguasai Indonesia, mereka selalu dihadang oleh kaum Ulama dan Santri. Hanya merekalah yang mampu melalui ajaran Islam menumbuhkan kesadaran
terhadap rakyat yang tertindas, rasa memiliki kesamaan sejarah, dan rasa tanggung jawab terhadap tanah air, bangsa dan agama. Terutama karena
dibangkitkan kesadaran Islam dengan Sumpah Syahadatnya menjadikan rakyat berani memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan penjajahan.
2
Adanya perubahan dinamika politik nasional menjadikan demokrasi ditingkat lokal juga mempengaruhi elit-elit dan tokoh-tokoh dari daerah
mempunyai peran penting dalam proses perpolitikan, tepatnya pemilihan kepala daerah maupun pemilihan presiden. Peran elit atau tokoh di daerah salah satunya
ialah tokoh dari sosok religius dari ajaran agama islam atau sering disebut dengan
1
Sarpuddin, Budaya”Charisma politik kyai”, hal.8
2
Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2009, hal. 19
2
ulama, tuan guru, kyai dan lainya. Berbicara mengenai tokoh didaerah khususnya di daerah pedesaan, sosok ulama berperan besar dalam mempengaruhi masyarakat
setempat, hal ini tidak terlepas dari latar belakang sosok ulama yang bersifat kharismatik dengan keilmuaan dan tauladan yang dimiliki ulama tersebut.
Dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan agama, peran ulama tidak diragukan lagi. Berbagai ulasan mengenai ulama
ditemukan di dalam kitab-kitab klasik yang menunjukkan arti ulama sebagai guru, guru besar, kiai dan sebagainya yang merujuk kepada seorang pakar di
bidangnya. Ulama secara definitif tidak ada dikotomi antara orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan agama dan non-agama, melainkan semua nilai yang bermanfaat bagi terwujudnya tatanan masyarakat yang damai, ulama juga
mengimplementasikan dalam komunitas kemasyarakatan. Ulama adalah sentral figure dalam kehidupan, baik sebagai hamba Allah abdullah atau pemimpin
khalifah, sehingga ulama dituntut untuk membumikan sifat-sifat tuhan, sehingga mampu membuat tatanan sosial secara benar dan baik serta mengedepankan visi
rahmatan lil ‘alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
3
Ulama adalah bentuk majemuk dari kata dalam bahasa Arab alim yang secara harfiyah yang berarti orang yang berilmu lawan kata ilm Ilmu adalah
jahi bodoh. Latar belakang penegertian ini selalu dihubungkan dengan istilah ilmu pengetahuan agama. Pada masa–masa paling awal Islam yang disebut ulama
adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu–ilmu agama. Pada masa al Khulafaur Rasyidin tidak ada pemisahan antara orang yang memiliki pengetahuan
3
Diakses melalui http:contoh makalah.blogspot.com201106peran-nahdlatul-ulama-dalam. html Pada tanggal 2 Desember 2014 Pukul 15.00 Wib
3
agama, ilmu pengetahuan ke alaman, dan pemisahan politik praktis. Para sahabat Nabi Muhammad SAW umumnya memiliki pengetahuan keagamaan,
pengetahuan keagamaan dan sekaligus mereka juga pelaku-pelaku politik praktis. Para sahabat terkemuka pada masa itu biasanya duduk dalam satu dewan
pertimbangan yang disebut Ahl al – Halli wa Al - Aqd. Oleh ulama, para sahabat ini kemudian disebut ulama salaf.
4
Di Indonesia, istilah ulama atau alim ulama yang semula disebutkan dalam bentuk jamak berubah pengertiannya menjadi bentuk tunggal. Pengertian ulama
lebih menjadi sempit, karena diartikan sebagai orang yang memiliki pengetahuan ilmu keagamaan dalam bidang fiqih, di Indonesia ulama identik dengan fuqaha,
bahkan dalam pengertian awam sehari - hari ulama adalah fuqaha dalam bidang ibadah saja.
5
Peran ulama juga berperan penting dalam membentuk kehidupan sosial dan budaya islam yang ada didaerah-daerah khususnya daerah pedesaan
menjadikan pengaruh Islam sering kali dipandang sebagai lebih dari sekedar agama. namun berdampak pada kehidupan sosial budaya dan sosial politik.
Kegagalan politik Islam di Indonesia telah mendorong ulama untuk membebaskan umat Islam dari kewajiban menganut orientasi politik tertentu.
Sebagian umat Islam menunjukkan bahwa kecintaan mereka lebih tertuju pada sosok Figur, ketokohan seseorang bukan pada nilai-nilai Islam itu. Permasalahan
tersebut mendorong sebagian besar ulama untuk kembali pada perannya di tengah-tengah masyarakat. Ulama kembali pada perannya untuk menjadi
perantara umat Islam dan permasalahan nasional. Peran ini begitu menonjol ketika
4
Diakses melalui http:mediain forpp.blogspot.com201410ulama-dan-politik.html Pada tanggal 02 Desember 2014 Pukul 16.00 Wib
5
ibid
4
partai politik mulai masuk untuk melakukan komunikasi politik pada umat Islam. Ini terjadi karena ulama sendiri adalah bagian dari elite politik, suatu posisi
strategis dan diklaim mempunyai kekuasaan yang sah untuk mempersatukan umat dalam menghadapi berbagai ancaman nyata dari kelompok-kelompok lain.
Sehingga ini menunjukkan peran informal ulama lebih banyak diperhitungkan ketimbang peran formal dalam masyarakat.
Peran informal ini ditunjukkan dengan berkembangnya pesantren sebagai sarana pendidikan bagi umat Islam. Pesantren adalah bagian kehidupan karena
merupakan tempat dimana ulama mengembangkan ajaran dan pengaruhnya melalui pengajaran. Institusi ini menjadi sangat diperhatikan dalam permasalahan
politik ketika berlangsungnya proses pemilu ulama dapat menjadi ladang suara bagi partai politik atau kandidat yang berhasil mendapatkan restunya. Ulama
memiliki basis pendukung yang berbeda-beda jumlahnya satu sama lain. Ulama dikenal sebagai pemimpin umat Islam bukan saja dalam bidang
keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial kemasyarakatan. Sebagai pewaris Nabi, kehadiran seorang ulama tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan konsep
komunitas Islam atau apa yang biasa disebut ummah, yaitu komunitas kaum beriman yang diikat oleh kesamaan pandangan tentang kesucian, moral dan
spritual. Sebagai ikatan kaum beriman, ummah dapat pula dianggap sebagai komunitas-kognitif, dimana keyakinan transedental dan pengetahuan individu
mendapatkan konfirmasi sosial. Oleh sebab itu, ulama tidak hanya bisa dilihat dari segi apa yang dikerjakannya dan karakteristik pribadi, tetapi yang lebih penting
dari itu adalah sejauh mana ummah memberikan pengakuan kepadanya.
6
6
http:ilham fadli.blogspot.com200902penelitian-tesis-s2.html diakses pada tanggal 03 Deember 2014 Pukul 13.00 Wib
5
Peran ulama dalam politik terlihat dibeberapa pemerintahan dinasti-dinasi dalam sejarah Islam terdahulu dan seiring dengan pertumbuhan pemikiran teologi
Islam, ulama semakin mendapatkan peran di bidang politik. Kemampuan keagamaan yang dimiliki oleh agama dianggap sebagai panutan dalam
menentukkan pilihan politik bagi setiap masyarakat setempat. Di Indonesia dunia pesantren atau ulama dan kekuasaan dalam sejarah
politik Indonesia adalah dua hal yang selalu berdekatan. Secara empiris peranan ulama dalam sejarah bangsa dalam bidang politik bisa dilihat dalam perjalanan
perjuangan di zaman kolonial. Sejarah mencatat bahwa dalam perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu negeri ini dalam pencapaian kemerdekaan ulama
dan santri mempunyai andil yang cukup besar dalam kancah peperangan melawan para perusak bumi kaum belanda dan sekutunya diantaranya ialah Sunan Ampel,
Cut Nyak Dien, Pangeran Diponogoro, Bung Tomo dan sederetan nama-nama lainnya, mereka semua adalah santri-santri yang rela mati demi kemerdekaan
Negara Republik Indonesia ini. Sejarah perpolitikan Islam juga menunjukan para ulama sangat berperan besar dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pemerintah.
Dengan perjalanan tersebut, kedudukan ulama tidak hanya terbatas pada bidang keagamaan, melainkan juga merambah pada bidang ekonomi, politik dan sosial
kemasyarakatan lainnya.
7
Di samping selalu memberikan saran dan nasehat kepada pemimpin, para ulama secara aktif ikut serta dalam perbaikan masyarakat luas melalui pendidikan.
Mendidik masyarakat secara luas berarti ikut serta bersama masyarakat dalam kehidupan mereka. Mereka dekat dengan masyarakat karena masyarakat selalu
7
Ali Maschan Moesa, Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society. Surabaya , 1999 .Lepkiss, Hal 60
6
merindui kehadirannya. Mendidik juga berarti memperbaiki akhl āq semua lapisan
masyarakat, mengingatkan kekurang pedulian mereka terhadap nilai-nilai agama dan memberikan perhatian mendalam terhadap segala permasalahan yang
menimpa mereka. Dengan berperan aktif dalam perbaikan masyarakat, ulama sudah mengambil posisi penting nan strategis dalam berpolitik dalam sebuah
negara. Keaktifan tersebut bisa menjadi senjata ampuh bagi ulama untuk mengubah jalannya pemerintahan yang masih terdapat banyak kekurangan dan
penyimpangan. Pasca reformasi banyak Ulama yang mulai bermain dalam proses politik
meski sekedar menjadi pendukung dalam tarik menarik pemilihan Bupati, Gubernur, Calon Legislatif, dan lain-lain. Demikian pula terhadap pemilihan
kepala negara atau Presiden.agar tidak jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab maka peran ulama ikut bersikap dalam politik. Salah satu
ulama yang berpengaruh terhadap pemilihan Presiden ialah tuan guru Babusalam Syeh Hasyim Al Syarwani di Kabupaten Langkat.
Pada pelaksanaan pemilu tentunya tidak lepas dengan yang namanya kampanye. Adanya kampanye berguna untuk menarik simpati masyarakat agar
memberi dukungan kepada para calon. Dengan kampanye ini biasanya para calon menyebutkan tentang visi misi, janji-janji dan kinerja-kinerja yang akan
direalisasikan setelah menjadi presiden nanti. Namun, selain adanya kampanye yang bersifat positif juga terdapat kampanye yang bersifat negatif dan juga
kampanye hitam. Kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam. Kampanye negatif yaitu pesan-pesan negatif terhadap lawan kompetitor yang berdasarkan
fakta yang jujur dan relevan. Sedangkan kampanye hitam black campaign adalah
7
pesan negatif terhadap para calon yang tidak didasarkan pada fakta, tidak ada sumber data yang bisa dipertanggungjawabkan, bahkan menjerumus pada fitnah.
Dalam memilih pemimpin negeri ini, masyarakat tidak hanya memandang pada kinerja-kinerja yang akan direalisasikan oleh masing-masing calon, tetapi
konteks agama juga berperan penting dalam memilih pemimpinn. Masyarakat akan cenderung mendukung calon presiden dan wakil presiden yang memiliki
agama bahkan paham golongan yang sama dengan mereka. Adanya peran agama dalam pemilihan presiden dan wakil presiden, para calon meminta restu kepada
para ulama-ulama besar sekaligus untuk meminta dukungan. Karena Ulama memiliki banyak pengikut dan pengikutnya tersebut cenderung akan mengikuti
pemimpinnya.
Menjelang pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014 telah diadakannya pertemuan politisi dengan Tuan Guru Babussalam yang telah
direncanakan terbangun komunikasi antar keduanya lintas kepentingan. Dalam pertemuan ini politisi lokal meminta izin dan sekaligus doa atas terhadap segala
keinginan yang berkaitan dengan masalah politik. Merespon keinginan dan permintaan politisi ini, Tuan Guru Babussalam menerima dengan terbuka
terhadap semua politisi yang datang, baik dari kalangan yang simpatisan Tarekat Nasyabandiyah Besilam ataupun juga tidak berhubungan sama sekali dengan
Tarekat Naqyabandiyah Besilam. Dalam pandangan Tuan Guru Babussalam memberikan izin dan doa terhadap siapa saja yang meminta termasuk politisi
merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan. Namun, Tuan Guru Babussalam
8
juga menggarisbawahi bahwa ternyata siapa diantara para politisi yang datang dikabulkan keinginan dan doa tentu itu semua merupakan ketentuan Tuhan.
8
Menarik dikemukakan bahwa dalam ritual doa politik yang dilakukan Tuan Guru Babussalam guru dilakukan dengan bahasa yang sangat umum dan
tidak mengikat pada politisi tertentu. Bahkan, Tuan Guru Babussalam juga menggunakan syarat tertentu supaya para politisi yang meminta doa untuk
dikabulkan segala keinginan politiknya dengan syarat semisal “kalau seandainya seseorang tersebut benar-benar akan membawa kebaikan kepada umat, maka
kabulkan keinginannya”. Pilihan doa yang dilakukan Tuan Guru Babussalam sebenarnya merupakan bentuk seni penolakan tersembunyi terhadap segala hal
yang mungkin buruk bagi kepentingan masyarakat apabila politisi tertentu yang akan memimpin. Sebab, pada dasarnya, Tuan Guru Babussalam juga mengetahui
bahwa politisi sangat dekat dengan segala bentuk yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok di atas kepentingan masyarakat, yang dapat
ditandai dengan pandangan tuan guru yang netral terhadap para politisi.
9
Berbeda dengan para peziarah umumnya, politisi diberikan rekomendasi oleh Tuan Guru Babussalam untuk melakukan pembacaan ritual yasin 41. Ritual
ini dalam Tarekat Naqsyabandiyah Besilam dianggap sebagai bagian dari upaya untuk menunjukkan komitmen dan totalitas dalam upaya mencapai keinginan,
walaupun tentunya tingkat keberhasilannya semua diserahkan kepada Tuhan. Menarik dikemukakan, pelaksanaanpembacaan ritual yasin 41 ini mekanisme
telah disiapkan beberapa jamaah yang berjumlah 41 orang dengan ketentuan satu
8
Jurnal At-Tafkir Vol. VII No. 1 Juni 2014
9
ibid
9
orang membaca yasin sampai selesai. Untuk pelaksanaan ritual ini setiap politisi dikenakan biaya yang telah disepakati dengan pimpinan pelaksana ritual yang
langsung ditunjuk tuan guru sebagai pelaksananya.
10
Setelah itu, sebagaimana lazimnya tradisi yang ada di Tarekat Naqsyabandiyah Besilam pasca bertemu dan menyampaikan segala keinginan dan
hajat kepada Tuan Guru Babussalam, maka selanjutnya para peziarah termasuk juga politisi akan berziarah ke makam pendiri Tarekat Naqsyabandiyah Besilam
ini atau ada juga yang terlebih dahulu berziarah ke makam ini, setelah itu baru kemudian bertemu dengan Tuan Guru Babussalam. Di dalam makam ini, ada
beberapa pemandu yang membimbing tata cara berdoa di dalam makam tersebut. Para pembimbing ini merupakan bagian dari kelompok jamaah Tarekat
Naqsyabandiyah Besilam yang dipercayakan untuk menjadi memandu beberapa ritual yang ada di dalam makam tersebut dan umumnya jamaah ini juga
merupakan zuriat dari pendiri Tarekat Naqsyabandiyah Besilam. Pelaksanaan ritual di makam ini dilakukan dengan menyebutkan tujuan dan keinginan, maka
para politisi selalu menyampaikan keinginan politiknya di dalam makam tersebut yang kemudian dilakukan ritual seperti zikir dan doa sebagai upaya untuk
tercapainya tujuan politisi tersebut.
11
Calon Wakil Presiden Nomor Urut I Hatta Rajasa, mendatangi Tuan Guru Babussalam, Syekh Abdul Hasyim Al Syarwani di Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara. Kedatangan Hatta itu adalah untuk meminta doa restu dan dukungan demi memenangkan Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. Hatta datang bersama
10
ibid
11
ibid
10
rombongan yang terdiri dari Ketua DPR RI Marzuki Alie dan sejumlah tim sukses. Pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto ini langsung disambut oleh
Syekh Abdul Hasyim Al Syarwani.
Pertemuan antara Tuan Guru Babussalam, Syekh Abdul Hasyim Al Syarwani dengan mantan Menko Perekonomian itu berlangsung akrab dan diisi
dengan acara makan siang bersama. Kedatangan Hatta Radjasa selain untuk silaturahmi, untuk meminta dukungan kepada masyarakat Langkat, ujar Hatta
usai melakukan pertemuan. Dalam kesempatan ini Hatta Rasaja juga menyempatkan diri ziarah ke makam Tuan Guru Babbusalam yang pertama
sebelum melanjutkan safari politiknya ke Deliserdang, Sumatera Utara.
12
Peran Tuan Guru Babussalam yang sangat besar setiap menjelang Pemilu yang selalu didatangi oleh para elit politik membuat salah satu calon Presiden
Dan Wakil Presiden bertemu dengan Tuan Guru Babussalam demi mendapatkan dukungan dari Tuan Guru Babussalam, kedatangan para elit politik bertemu
dengan Tuan Guru Babussalam dikarenakan Tuan Guru Babussalam yang memiliki jamaah yang besar diseluruh indonesia.
Peran ulama dalam berbagai bidang termasuk politik berdampak pada peran ulama dalam mempengaruhi masyarakat terhadap pemilihan presiden tahun
2014. Salah satunya ialah yang terjadi daerah langkat yaitu Tuan Guru Babussalam pada Pemilihan Presiden 2014 di Kabupaten Langkat. dari penjelasan
maka diambilah perumusan masalah yaitu bagaimana peran tuan guru Babusalam terhadap pemilihan presiden 2014 di Desa Besilam Kabupaten
Langkat.
12
http:www.sumutonline.comnewsafricaitem584-hatta-rajasa-meminta-restu-masyarakat-langkat.htm diakses pada Tanggal 5 Agustus 2015 Pukul 17.00 Wib
11