PERAN TUAN GURU BABUSSALAM TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL-POLITIK MASYARAKAT DESA BESILAM
pandangannya sebagai suatu rasionalitas objek oleh masyarakat, pola ini akan lazim terjadi dalam domain-domain sosial tertentu seperti Religi, Budaya adat ,
bahkan dipemerintahan dibeberapa negara wilayah yang berakar monarki kuat seperti Jogjakarta . Posisi ini akan diikuti kemapanan pandangan sosial politik
elit tersebut yang mempengaruhi pilihan-pilihan masyarakat. Elitisme terbangun dari dua arah yakni dengan karakter berpengaruh kuat dari sang elit sendiri serta
adanya pengeluaran yang diskursif dari para pengikut serta masyarakat di sekitarnya. Diskursus ini terjadi karena masyarakat telah menerima pandangan-
pandangan serta rasionalitas dari elit sehingga secara otomatis mengarahkan pilihan-pilihan termasuk pilihan-pilihan poltik secara sistematis ke arah yang
sama. Dalam konteks ini, Syekh Babussalam berperan sebagai suatu elit diluar
pemerintahan yang dapat mempengaruhi pandangan umum dalam masyarakat yang akhirnya mempengaruhi kebijakan. Dasar pemikiran ini secara teoritik
dipaparkan oleh Vilfredo Pareto dan Gaetano Mosca, dua sosiolog italia yang meneliti dinamika masyarakat dan Elit. Pareto dan Mosca membedakan elit
menjadi dua yakni Rulling Class dan Rulling Elit atau lazim didefenisikan sebagai kelas penguasa dan Elit penentu.Rulling Class yang dimaksud Pareto dan Mosca
adalah Elit suatu kelas yang berada dalam pemerintahan atau Elit yang telah bertransformasi dari luar kekuasaan masuk ke dalam kekuasaan, jenis elit ini
dapat secara langsung mempengaruhi serta membuat suatu kebijakan karena berperan sebagai aktor praktis politik. Elit penguasa jelas mempunyai posisi serta
kelas tersendiri dalam struktur sosial masyarakat, yang lazimnya dihormati, dipatuhi bahkan ditakuti. Peran sebagai Elit kelas penguasa biasanya selalu diikuti
86
pula dengan posisinya sebagai patron dalam masyarakat yang memberikan petunjuk serta pertimbangan-pertimbangan dalam kerangka membangun input
sistem politik. Elit penentu atau Rulling Elit adalah golongan elit yang posisinya berada
diluar pemerintahan namun mampu memainkan dinamika sosial politik untuk mempengaruhi bahkan menentukan kebijakan, termasuk kebijakan politik. Elit
penentu biasanya diisi oleh golongan bangsawan atau yang berlatar belakang sosial khusus dalam kelas sosial masyarakat, seperti mereka yang berada di
puncak status ekonomi, pendidikan, religi keagamaan , adat kepala suku dan lain-lain, Elit penentu adalah golongan Elit yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat dan termasuk bagian dari masyarakat pula. Mereka biasanya menjadi motor serta aktor diluar pemerintah yang mampu menghegemoni masyarakat
untuk menolak ataupun menerima suatu kondisi yang menjadi kewenangan pemerintahan Negara. Posisi sebagai Elit penentu sangat strategis dalam konteks
mobilisasi sosial dengan membangun konsensus umum berdasar latar belakang sang elit yang kuat. Jenis Elit penentu biasanya dapat bertransisi menjadi Elit
penguasa Rulling Elit pada saat-saat tertentu dalam suatu momentum politik dengan konsensus dari masyarakat yang mendukung pandangan-pandangannya
serta latar belakangnya. Syekh Babussalam sebagai seorang patron yang dapat mempengaruhi pola pandangan serta pilihan-pilihan dari masyarakat sudah tentu
berada pada kategori jenis elit penentu yang bisa mempengaruhi serta menentukan suatu kebijakan.
Pembahasan tentang peran Tuan Guru Babussalam sejauh ini banyak terlihat, Tuan Guru Babussalam yang merupakan tokoh agama yang berada di
87
Desa Besilam selalu menjadi contoh didalam bidang agama, karena Tuan Guru Babussalam yang memiliki kelebihan yang lebih dari masyarakat lainnya
dianggap sebagai panutan bagi seluruh masyarakat yang berada di desa Besilam. Kharisma yang dimiliki oleh Tuan Guru Babussalam membuat Tuan Guru
Babussalam menduduki kepemimpinan didalam lingkugannya, Tuan Guru Babussalam memimpin pondok pesantren yang berada di desa Besilam.
Perkataan dari Tuan Guru Babussalam biasanya tidak pernah dibantah oleh masyarakat, Tuan Guru Babussalam sering dikatakan sebagai khalifah oleh
masyarakat desa Besilam karena pengetahuan tentang keislamannya melebihi masyarakat lainnya, tetapi Tuan Guru Babussalam selalu ramah terhadap
masyarakat desa Besilam yang ingin bertemu dengan beliau. Didalam kehidupan sosial-politik masyarakat desa Besilam Tuan Guru Babussalam merupakan tokoh
agama yang selalu didatangi oleh masyarakat, kedatangan masyarakat tersebut untuk bertemu dengan Tuan Guru Babussalam dengan maksud meminta doakan
dan nasihat dalam menentukan pilihannya terhadap perjalanan hidupnya kedepan. Pada pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014 peran Tuan
Guru Babussalam terhadap pilihan politik masyarakat yang berada di desa Besilam dengan cara memberi informasi secara tersirat terhadap jamaahnya,
karena Tuan Guru Babussalam yang memiliki jamaah yang tersebar didesa Besilam. Jamaah dari Tuan Guru Babussalam yang berada di desa besilam selalu
bertanya kepada Tuan Guru Babussalam bagaimana pilihannya politik beliau terhadap pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014, namanya seorang
pemimpin dari jamaah Naqsyabandiyah para jemaah selalu ikut apa yang selalu dikatakan oleh Tuan Guru Babussalam.
88
Peran Tuan Guru Babussalam Pada pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2014 terhadap pilihan politik masyarakat desa Besilam tidak
langsung turun langsung kelapangan dalam kampanya salah satu calon yang dipilihnya, karena melalui jamaahnya peran Tuan Guru Babussalam dapat terlihat
terhadap kehidupan sosial politik masyarakat desa Besilam. Masyarakat desa besilam yang mayoritas jamaah Tarekat Nasyabandiyah selalu patuh dan taat
kepada Tuan Guru Babussalam karena Tuan Guru Babussalm yang dianggap sebagai seorang khalifah dimata masyarakat desa Besilam.
Sebagai tokoh agama Tuan Guru Babussalam selalu menjaga kejerniah pikiran masyarakat desa Besilam tentang hal-hal yang terkait dengan kehidupan
bernegara, Tuan Guru Babussalam membangunan kesadaran sosial politik masyarakat desa Besilam dalam melihat setiap perkembangan perpolitikan yang
ada di negara saat ini. Peran dari Tuan Guru Babussalam memberikan solusi terhadap berbagai persoalan masyarakat baik itu dalam hal kehidupan beragama,
maupun dalam kehidupan berkelompok. Otoritas moral dan keagamaan Ulama’ secara subtansi ditopang oleh
sebagai pelindung masyarakat, yang mempunyai wewenang untuk memobilisasi warga dalam membuat keputusan atas nama msyarakat. Oleh karna itu Ulama
mendapatkan predikat “sesepuh” masyarakat. Atas dasar predikat ini Ulama mendapatkan kepatuhan tradisional dari masyarakat desa. Sedangkan Kiai dikenal
sebagai sosok pemuka agama yang memiliki otoritas kharismatik ditengah kehidupan masyarakat. Maka dari itu, Kiai disebut figur tauladan uswatun
hasanah dalam lingkungan masyarakatnya, dan mendapat tempat sebagai
89
penasehat, guru ustazd, konsultan kehidupan bagi masyarakat baik bidang rohani maupun bidang yang lain.
75